Lai kuanlin pov
"Lai Kuanlin," suara tenang tapi berat milik Pak Chanyeol, guru fisika membuat alarm bahaya berbunyi di alam bawah sadar gue. Mimpi mimpi indah yg menjadi kawan saat jam pelajaran suntuk ini pun sirna. Gue mendongak, mengusap iler yg menempel di pipi.
"iya, Pak?" tanya gue, polos.
"Bel pulang sekolah sudah bunyi, tuh. Kamu nggak mau pulang?" Pak Chanyeol melirik meja gue. Satu satunya meja yg masih berantakan.
"Ya mau, Pak...," jawab gue sambil buru buru membereskan buku.
Teman sekelas gue sontak tertawa. Yah, malu maluin. Udah kelas dua SMA, kelakuannya masih kayak bocah SD, tetapi, ya udahlah, namanya juga ketiduran.
"Mau pulang, bener?" tanya Pak Chanyeol lagi. Suaranya itu lho, menyimpan sejuta makna! Ini pasti dikerjain, nih. Ini guru memang ada aja akalnya supaya anak muridnya tidak berkutik.
"Sebelum pulang, jangan lupa bersihin toilet. Nanti kalo lupa, diingatkan sama Pak Sehun."
Pak Sehun itu satpam sekolah yg galaknya minta ampun. Kalau lo telat sekolah dan ketauan doi, kelar hidup lo. Gue menelan ludah, lalu mengangguk perlahan. Udah kebayang muka Pak Sehun mengawasi gue.
Semerbak wangi toilet, melihat kengerian di wajah gue, Pak Chanyeol mengeluarkan senyum super duper tengil,"siapa suruh tidur di jam pelajaran."
Rasanya, gue pengen banget bales, "siapa suruh bikin Bosen?" sayangnya, gue bukan anak yg sangat kurang ajar seperti itu. Jadi, gue cuma bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Lai Kuanlin
Romance"Gue terlalu nerima lo apa adannya. Ya, apa adanya. Gue nerima lo jadi cowok tercuek yg pernah gw tau. Gw nerima lo sebagai gamer, alergi bunga, dan jarang ingat sama gue"