Dua

12 0 0
                                    

  Saat sampai di rumah nisa langsung mandi dan di lanjutkan sholat isya'. "Nisa ayo makan dulu, aku sudah memasak makan malam". Suruh alya di depan kamar nisa.

"Iya, sebentar". Jawab nisa sembari melipat mukenahnya.

Selesai makan dan  mencuci piring, nisa pun masuk ke dalam kamar begitupun alya.

Pagi nya Terlihat di dalam cafe bazaar semua pekerja berdiri di depan pintu begitupun nisa karna hari ini bos pemilik cafe ini akan datang setelah lama pergi keluar negri untuk menuntut ilmu.

Sebuah mobil berwarna hitam tiba tepat di depan cafe bazaar yang berarti pemiliknya sudah tiba. Pintu mobil terbuka dan keluarlah seseorang lelaki tampan dan muda, berjalan ke dalam cafe dan semua karnyawan membungkuk tanda menyambut sang boss nya sembari mengucapkan salam. Melihat itu lelaki itu langsung berhenti di depan pintu dan bersuara.

"Assalamualaikum". Dan di jawab oleh semuanya karnyawannya.

"Perkenalkan nama saya adiel nugroho, kalian bisa panggil pak adiel". Dan di balas anggukan kepala karyawannya.

"Dan satu lagi tak usah terlalu berlebihan untuk menyambutku karna aku bukan orang penting oke". Sambil berlalu dan menuju ke ruangannya.

Beberapa saat semua karyawan di cafe bazaar membicarakan petapa sopan dan baiknya atasannya itu. Bagaimana dengan nisa tentu nisa ada tapi Terlihat berbeda dari nisa Setelah bertemu dengan atasannya itu entah apa yang nisa pikirkan sehingga kini nisa tak menyahut saat di panggil teman satu kerjanya itu.

Di tepuknya bahu nisa. "Hey nisa ada apa denganmu". Tanya putri. Nisa yang di tepuk bahunya kaget dari lamunannya.

"Ah maaf put, tidak apa-apa kok, ada apa put".

"Benaran gk kenapa-napa?, tuh ada tamu di meja no 23, jangan ngelamun lagi kalau emang gk ada masalah ayo semangat....". Jawab putri sembari mengepal tangannya dan mengangkatnya ke atas. Melihat itu nisa menjawab anggukan kepala dan membalas angkat tangan juga.

Sedang di dalam ruangan  Terlihat adiel sedang menerima telpon.

Adiel pov.

Setelah tiba di dalam ruangan ku aku langsung menuju ke meja dan duduk di kursi ku, mengingat tadi aku sempat kaget atas penyambutan kedatanganku. Sungguh aku tak Meminta nya bahkan tak ada yang tahu kalau aku akan ke sini bukan selain, Ah ini pasti kerjaannya mama.

Saat aku melihat berkas di meja hp ku berbunyi dan tertera nama MAMA.

"Assalamuaikum ma". Jawab ku Setelah menggeser tombol hijau dan menempelkan di telinga ku.

"Wealaikum salam nak, gimana hari mu apa menyenangkan."

"Ya, sangat menyenangkan ma".

"Syukurlah kalau gitu".

"Mam sudah dulunya nanti kita lanjut di rumah Oke adiel masih banyak kerjaan mam".

"Ah baiklah mama lupa kalau anak mama sekarang sudah kerja dan tidak di luar negri lagi". Terdengar kekehen kecil dari mama dan aku hanya tersenyum kecil mungkin mama belum terbiasa karna memang aku pergi cukup lama dari negara ku ini sehingga mama menjadi terbiasa bertanya cukup lama kalau sudah menelfonku.

"Tok... tok.... tok...."

"Masuk"

"Permirsi pak, ini berkas yang bapak minta" Ujar seorang lelaki muda yang bersetelan rapi yang tak lain menejer cafe bazaar selama adiel tidak ada.

"Ya terima kasih dit" jawab adiel sembari menerima berkas itu dari adit orang yang di percaya oleh adiel selama ini.

"Kalau begitu saya permisi pak" pamit adit dan di jawab anggukan kepala oleh adiel.

Tak terasa sudah tiba jam makan siang Terlihat adiel membereskan berkas yang ada di meja Setelah selesai adiel keluar dari ruangannya telihat saat ini cafe ramai.

Melihat itu adiel tersenyum kecil karna bisnis kecilnya banyak yang minat bisnis yang tadi hanya untuk isengan tapi siapa sangka bisa sesukses ini.

   Setibanya di rumah aku melihat mama sedang menyiapkan makan siang di bantu  ART bernama bik asri.

"Assalamualaukum ma... bik.." salam ku pada mama sembari menciun pipi mama.

"Wealaikum salam" jawab mama dan bibik sri.

"Kau sudah pulang kita tunggu papa dan adikmu nya, mereka masih di jalan" di bales anggukan kepalaku dan duduk di kursi.

"Assalamualaikum... ma... aku pulang..." terdengar suara teriakan dari pintu depan yang tak lain suara adikku yang sudah besar tapi bertingkah seperti anak kecil  ckckck untung sayang.

"Wealaikum salam sayangnya mama" jawab mama sembari memeluk adik besarku.

Terlihat papa baru tiba dan menuju ke ruang makan sembari mengucapkan salam dan di bales oleh ku dan mama sembari memcium tangan papa.

Setelah makan siang kini aku dan papa duduk di ruang tengah membahas hal-hal yang tak jauh dari bisnis.

"Kapan kamu mau menggantikan papa di perusahaan nak"

"Kapan saja papa mau, aku akan menurutinya"

"Kau serius mau, lalu bagaimana dengan cafe mu nak"

"Ah... kalau itu papa tenang saja, aku sudah menitipkan kepada teman ku pa, dan selama ini baik-baik saja, selama aku titipkan ke dia ya paling nanti aku cuma pergi ke cafe untuk ngecek perkembangan cafe saja pa" dan di jawab anggukan kepala dan kata syukur oleh papa ryan.

"Kalau gitu satu minggu lagi gimana mau kan?"

"Iya pa....".

 

Ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang