Chapter 9

6 2 0
                                        

Author pov

Rencana pun di mulai, mereka berdua resmi pura pura pacaran. Keduanya terlihat senang dan bahagia, dan rara merasakan hal aneh seperti mungkin cemburu. Tapi ia terus menepis pikiran itu, dia tak mau mencintai pacar sahabatnya sendiri.
Lala menyadari tingkah aneh sahabat nya itu. Ia tau kalau rara sedang cemburu melihatnya pacaran dengan ray. Hihi lucu, pikir lala dalam hati.

"lo kenapa sih la? Kayaknya kusam banget muka lu. Ada masalah? " tanya lala

" hah ah nggak kok, gu gue ga papa"jawab rara gelagap.

"oh gitu, eh ra gue mau cerita nih, soal gue sama ray. Tau gak sih dia itu sweet banget ke gue" lala terus saja mengoceh dan mengarang cerita bahagia nya dengan ray, sudah seperti pengarang profesional saja.
Belum selesai cerita karangan lala, tiba tiba tangan putih nan berotot terlingkar di leher lala. Ray sedang merangkulnya dan memberikan senyum hangat pada lala layaknya seorang kekasih sesungguhnya.
Sontak hal itu membuat hati lala berdebar debar. Perasaan aneh tiba tiba muncul begitu saja. Kemudian ray mengajak lala untuk pergi ke kantin bareng dan meninggalkan rara sendiri.

"sayang, kantin yuk"ucap ray manja

"hah,, yuk. Eh ra gue duluan ya"ucap lala seakan gugup melihat tingkah manja ray. Tapi dia harus bersandiwara di depan rara

"oh iya, gue juga mau ke kelas dulu" ada rasa sakit di benak rara, tapi dia tak bisa mengatakan atau pun menjelaskan nya.

Di jalan ke kantin ray langsung melepaskan rangkulannya, hal itu membuat sedikit kecewa lala. Rasanya dia sudah nyaman dengan rangkulan ray.

"woy gimana akting gue? Keren banget ga si? Gue yakin sekarang pasti rara lagi cemburu berat nih" ucap nya pd setengah mati.

"paan sih lo, songong banget, apa maksud lo main rangkul rangkul gue tadi hah?" jawab lala bohong, padahal dia suka dengan tindakan ray.

"dih jangan geer gitu dong, kita kan lagi akting, jadi harus mendalami peran dong, bego bat dah ni cewe"

"ihh udah deh, sekarang lo mau makan apa ngga? Kalo nggak gue mau ke kelas"

"eh eh temenin gue dulu dong, sabar dong sayang "

" gila lo emang ya"

Hanya di depan rara saja mereka bersikap layaknya seorang kekasih, tapi meskipun begitu jauh di dalam hati lala, dia mulai menyukai pria tampan yang sedang makan di depannya ini.

best friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang