Prolog

16 3 1
                                    

Semua yang ada di koridor tak bisa menyembunyikan wajah kaget mereka saat melihat dua orang itu berjalan kearah koridor dengan senyuman di wajah mereka dan tangan yang saling menggenggam erat. Bagaimana bisa dua orang yang dianggap tidak akan pernah bisa bersama, kini saling menggenggam erat seolah tidak ingin salah satu diantara mereka pergi? Masih belum bisa di percaya.

Zara bisa melihat banyak mata-mata yang menatap genggaman tangan nya dengan tatapan tidak suka. Entah apa itu Artinya, yang pasti dia tidak peduli. Zara akhirnya bisa mendapatkan pujaan hatinya.

Zara Puspita. Cewek cantik pencari sensasi. Zara sangat senang akhirnya dia bisa menjadi kekasih dari seseorang yang sudah sejak lama ia kagumi. Disaat semua orang mengira bahwa dia dan Pangeran Hati nya itu tidak akan pernah menjadi sepasang kekasih, disaat itu pula dia berusaha keras membuat semua tidak seperti pada apa yang mereka lihat. Dan lihat? Mereka menganga tidak percaya akan hal ini, ingin rasanya Zara tertawa melihat wajah cengo mereka itu.

Kavin Ardana Abiputra, cowok terpoluler di SMA BAKTI JAYA. Selain ketampanan bak dewa Yunani nya, dia adalah salah satu murid yang paling cerdas di SMA itu. Orangtua nya adalah pebisnis sukses. Ayah Kavin adalah Donatur terbesar di sekolahan favorit anak remaja zaman sekarang itu. Sesuai arti nama nya, Kavin menjadi Model di beberapa majalah terkenal membuat cowok itu terkenal bahkan sampai Seindonesia.

Kavin adalah cowok yang cuek dengan cinta saat naik ke jenjang Putih abu-abu alias SMA. Dari sekian ribu siswi sekolah itu yang mencoba menarik perhatian nya hanya Zara lah yang mampu membuat dirinya mengalihkan pandangan menatap gadis itu. Cewek yang menarik dirinya dengan cara yang unik dan berbeda dari yang lain. Kalau semua siswi merayu dirinya, cewek itu malah mencaci maki dirinya. Kalau semua siswi berusaha terlihat cantik, cewek itu malah berpempilan apa adanya. Dan itulah yang membuatnya tertarik pada anak kepala sekolah SMA BAKTI JAYA itu.

Kavin melepaskan gandengan nya setelah berada di depan kelas Zara. Yup! Kavin dan Zara memang berbeda kelas. Kavin setahun lebih tua dari Zara pastinya.

Zara mencubit hidung mancung cowok itu membuat Kavin menyipitkan matanya menatap tidak suka. Oh iya! Kavin sangat tidak suka bagian wajah nya disentuh oleh siapapun meskipun Zara yang melakukan nya. Jika ini di tempat sepi, sudah pasti Zara akan pulang dengan mata yang berair karena dimarahi Kavin. Walaupun Zara adalah pacarnya, Kavin masih belum bisa menerimanya setulus hati. Cowok itu masih mencari kenyamanan pada cewek itu. Ingatlah ini, Kavin hanya tertarik dengan Zara bukan mencintai nya karena hatinya hanya milik dia seorang bukan yang lain.

"Belajar yang rajin..."

Zara mengangguk.

"Jangan kelayapan buat nyuri perhatian gw! Sekarang gw punya lo, gw cowok lo, enggak bakalan ada yang mau rebut gw dari lo."

Senyum Zara semakin mengembang saat mendengar itu. Sungguh menyenangkan sekali mendengar hal itu langsung dari bibir cowok nya itu. Sekali lagi Zara mengangguk sangat antusias.

Kecuali dia....

Kavin mengacak rambut Zara dengan gemas dengan senyuman. Kalau diperhatikan baik-baik itu adalah senyuman kecut.

"Gw pergi dulu..."

Zara menatap punggung Kavin dengan senyum yang perlahan menghilang. Dia tahu, Kavin masih belum menerima dirinya. Tapi tidak apa, pasti! Zara pasti akan membuat cowok itu menerima dirinya baik di pikiran nya maupun hatinya. Dan senyum nya kembali mengembang lalu berbalik dan masuk ke kelas nya.






———————






"Pa,"

Gadis itu menyembunyikan tubuhnya di belakang pintu dengan wajah yang tampak was-was, sesekali gadis itu menengok kebelakang melihat apakah ada orang atau tidak.

David yang mendengar dia dipanggil, menatap kearah pintunya. Tersenyum geli melihat tingkah putri nya itu. Kepala nya mengangguk dengan tangan yang melambai, menyuruh Putri kesayangan nya itu untuk mendekat kearahnya. Gadis cantik itu pun berlari dan menghempaskan tubuhnya di kasur sebelah David.

"Kenapa sayang?"

"Pa, Papa janji kan kalo minggu depan aku bakalan pindah ke Jakarta? Iya kan? Ya kan?" tanya gadis itu dengan sangat antusias membuat David gemas melihat wajah minat anaknya itu.

"Iya, kamu sama Kakak-kakak kamu kesana" jawab David dengan tenang.

"YEEPEEE!"

David tertawa saat melihat putrinya yang meloncat kegirangan diatas kasur empuk nya membuat Seprai yang telah rapi acak-acakan. Dan kalau Savina, istrinya melihat itu pasti lah keduanya akan terkena kuah soto yang sangat dingin di musim dingin ini.

"ASTAGFIRULLAH, DAVID, LUNA!"

Savina?! WHAT? SAVINA?!

Mendengar suara nyaring bak Toa masjid Agung itu membuat Gadis yang bernama Luna itu kaget dan langsung bersembunyi dibelakang papa nya. Tidak ada hal yang paling di takuti Luna selain Allah dan mamanya pastinya.

"Eh? Vina, udah balik kamu? Kenapa gak lama aja sih? Aku enggak papa kok,"

Savina menatap ganas ayah dan anak itu. Dirinya sungguh kesal. Pertama, acara teman nya yang dibatalkan secara tiba-tiba lalu ruang keluarga yang seperti kapal pecah akibat dua anak nya di bawah dan sekarang? Si ayah dan si bungsu nya? Aduh rasanya Savina ingin jungkir balik saat inj juga!

"Emang kenapa kalo aku pulang nya cepat?! Kamu mau ngelirik sana sini ya?! Awas aja ya, aku potong adek kamu nanti!" ucap Savina garang membuat Ayah dan anak itu beristighfar mendengar nya.

"Yah kalo adek papa di potong ntar Luna enggak bakalan punya adek lagi dong, ENGGAK MAU!"

Savina dan David mengelus dada mereka. Sabar. Anak gadis mereka satu ini... Sungguh berpikir sampai kesana. Dasar,

"Sekarang enggak ada tapi tapian, bersihin sekarang juga! SEKARANG!"

"SIAP KOMANDAN!"

Akhirnya... Savina bisa bernapas lega sekarang.













Hola halo guys!

Apa kabar?

Nah ini cerita gw yang ke dua. Pasti kalian ngomong "Ini si Author gimana sih? Kita di gantung mulu sama ceritanya yang satu eh ternyata buat cerita baru"

Hehe, i'm sorry guys! Jadi gini, gw lama banget ya gak lanjut part si My Boyfriend? Yoi, soalnya gw di sibukan dengan Dunia nyata sehingga melupakan Dunia Maya. Beberapa bulan terakhir gw sibuk sama kegiatan gw sendiri jadi ya gitu, di gantung deh para readers. Sorry.

Dan buat yang baru ini, gw cuman gak mau ide gw hilang gitu aja. Insya allah ya INSYA ALLAH bakalan selesai. Amin.... Pada aminin dong! Amin....

Oke sekian terima kasih karena gw lupa apa yang mau gw bilang! Thanks buat kalian yang udah mau baca cerita gw!

See you later boy, see you later....

See you later girl, see you later....

Pick Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang