Jakarta I'm Coming....

8 3 0
                                    

Luvena Kynthia Hedi gadis yang sering disapa Luna oleh banyak orang di Los Angeles. Gadis ceria yang sangat ramah dan baik hati. Gadis manis yang dicintai banyak orang karena kemuliaan hatinya.

Luna adalah salah satu gadis Asia yang sangat cantik dan menggemaskan. Luna adalah gadis Asia yang selalu menyapa tetangga nya dengan Sepeda setiap minggu pagi. Luna nya Keluarga besar  David Drakel. Luna nya semua orang.

"sudah siap?" tanya Febian, Kakak nya yang bernama lengkap Febian Drakel.

"Sudah semuanya Kakak Februari!"

Febian hanya memutar bola matanya saat Luna memanggilnya 'Kakak Februari' yang katanya panggilan sayang Luna untuk Febian. Bahkan adik kecil nya itu sering kali memanggilnya 'Dewa Valentine' karena kelahiran nya jatuh tepat pada Hari Valentine. Untung saja Febian sudah terbiasa dengan panggilan sayang adiknya itu. Febian Drakel adalah anak Kedua dari Keluarga Drakel.

Dan yang pertama adalah Zamira Keola Drakel. Putri sulung Keluarga Besar Drakel. Semua Anak-anak dari Keluarga Drakel menyandang predikat sebagai Most Wanted di sekolahnya itu semua karena mereka Cantik juga tampan dan bahkan sangat cerdas. Apalagi Luna. Luna sendiri yang nama belakang nya tidak di perlihatkan hanya beberapa orang saja yang tahu karena David dan Savina tahu bahwa musuh keluarga mereka pasti mengincar nyawa putri bungsu Mereka dan tidak akan mereka biarkan hal itu terjadi.

Zamira berbeda. Dia sangat anggun walau kadang keanggunan nya itu di nilai Alay oleh Luna sendiri. Zamira sangat menjunjung tinggi martabat Keluarga nya seperti yang di ajarkan oleh nenek nya. Luna juga punya panggilan sayang untuk Kakak perempuan nya itu, 'Kakak Koala' atau 'Kak Beo'. Terdengar menggelikan dan semua itu Luna lah yang membuatnya.

"Kalo gitu ayo ke bawah, Kak Mira udah ngomel gak jelas tuh, sakit telinga abang"

"Sabar bang, Beo ya tetap aja Beo! Yuk turun"

Kedua kakak beradik itu turun menuju halaman rumah. Disana terlihat Zamira yang berceloteh ria dengan beberapa pelayan yang menundukkan kepala mereka juga bagasi yang terbuka lebar menunjukkan Koper milik kedua kakaknya.

"Biar Luna aja bang,"

Tanpa menunggu lagi, Luna merebut Koper nya dari tangan Febian dan membuat cowok itu terkejut. Febian heran, dulu waktu mamanya hamil si Luna ngidam nya apaan? Koper yang di anggap berat oleh Febian dengan sekali hentakan Luna mengambil alih koper itu dan membawa nya menuju bagasi, berlari pula.

"Tangan gw aja mau patah pas Angkat koper nya dia, lah tuh anak..."

"Wah apa jangan-jangan dia kembaran Hulk lagi?" Biarkan saja Febian dengan halusinasi nya. Apakah terlalu keterlaluan jika mengatakan adik seimut, semanis, se-menggemaskan seperti Luna itu di samakan dengan Hulk? Ada-ada saja.

"Lama banget, sampai lumutan nih gw nunggu nya, enggak tau apa ini tuh panas? Ntar kalo kulit gw hitam gimana?"

Luna terkekeh melihat wajah merah Zamira. Kakaknya itu memang tidak terbiasa dengan panas Matahari. Disini saja wajah nya sudah memerah seperti tomat apalagi nanti di Jakarta sana? Bukan kah Jakarta adalah Ibukota Indonesia yang terkenal panas juga macet nya?

"Kalem kak, Anggun nya kemana?" ujar Luna berusaha meniru gaya Zamira. Zamira langsung menyisir rambut panjang nya dengan jari-jarinya. Kemudian berdehem...

"Kalian tuh ken..."

"Ah nanti aja deh kak sekarang kita ke bandara! Mama sama Papa udah di sana..."

"KAKAK FEBRUARI, NGAPAIN BENGONG? AYO!"

Zamira beristighfar seribu kali. Sungguh, dia paling kesal jika Luna memotong ucapan nya. Sedangkan para pelayan hanya bisa terkekeh melihat tingkah Putri bungsu keluarga Drakel itu.

Adek tersayang! Mana bisa gw marah kalo kayak gini! Huh~ sabar  Batin Zamira.

Ketiga Anak Keluarga Drakel masuk ke dalam Mobil dan meninggalkan Kediaman Keluarga Drakel.






———————






"MAMA, PAPA!"

Savina dan David berbalik saat mendengar suara khas putri bungsu nya ya, siapa lagi? Luna. Tidak mungkin Febian juga Zamira. Kedua orang itu tersenyum melihat Putra dan Kedua Putri mereka telah tiba dengan selamat di bandara.

"Pa, gimana?" tanya Febian dengan antusias kepada David. Sedangkan Pria paruh baya itu tersenyum kecil.

"Beres, teman-teman kalian juga akan ikut dengan kalian" ujar David dengan wajah puas nya.

"YESS! LOVE YOU DADDY!"

David hanya terkekeh melihat sorak gembira Febian dan Luna. Ya, David juga membuat sahabat Anak-anak nya ikut pindah ke Indonesia dan orangtua mereka setuju saja karena mereka semua berasal dari Indonesia.

"Pa, Mira..."

"ZAMIRA!"

Mendengar nama nya dipanggil, Zamira menengok kebelakang dan tersenyum lebar. Lalu berlari memeluk David.

"HAHAHA, THANKYOU DADDY! I LOVE YOU!" Tidak peduli sudah Keanggunan nya di depan banyak orang. Karena sekarang dia sangat bahagia. Dua sahabatnya juga ternyata ikut ke Jakarta. Itu berkat Papa nya tercinta.

"Kalian enggak mau meluk mama gitu? Cuman papa? Kalian pilih kasih, mama ngambek"

Ketiga nya tertawa dengan tingkah mama nya. Kemana mama mereka yang anggun, kemana mama mereka yang selalu tersenyum ramah, kemana mama Mereka yang kerap kali bertingkah layaknya anak kecil? Mama Mereka ini....

"Ohh, mama! Sini Luna peluk!"

Lalu mereka saling berpelukan erat. Keluarga yang harmonis, dan bahagia. Sungguh ini adalah contoh keluarga yang baik readers sekalian...

"Mama bakalan kangen sama kalian, Mama pasti bakalan kesepian, pasti papa kalian ini selalu sibuk sama pekerjaan nya! Lihat saja nanti dia tidak akan mendapat jatah!"

"Mama sama Papa bakalan nyusulin kita kan?" tanya Zamira.

"Iya, mungkin tiga empat mingguan lagi, yang pasti tunggu pekerjaan kami selesai" ucap Savina dan kembali memeluk Luna. Oh, dia akan sangat merindukan gadis kecil jahil nya ini.

"Kalian tinggal sama nenek, di sana udah ada orang yang menjemput kalian, nanti salah satu diantara mereka akan kesana menghampiri kalian! Luna..." David menatap Luna yang terlihat tersenyum jahil. Dia tahu gadis kecil nya itu sedang merencanakan sesuatu yang licik.

"Yup Dad?"

"Jangan jahil dulu, simpan ide kamu untuk beberapa minggu awas saja jika papa dengar ada keluhan dari mereka! Nenek akan sangat kecewa mengerti?" lanjut David. Dapat dilihat Luna hanya tersenyum kikuk lalu mengangguk. Dan itu membuat semua yang disana menghela napas lega.

"Yaudah, masuk sana! Sepuluh menit lagi kalian akan take off"

Mereka semua mengangguk. Lalu berjalan masuk pergi ke ruang tunggu. Enak ya, jadi orang kaya hanya perlu menunggu tanpa melakukan apapun. Tapi, jadilah orang kaya yang dermawan dan baik hati. Jangan serakah.

"Kita pulang?"

"Tunggu sampai pesawat nya berangkat dulu,"

David hanya pasrah saat Savina masih mau melihat Anak-anak nya.




———————




Jakarta, I'm Coming.......


















Ada pesan buat kalian guys...

Bagi kalian yang masih mempunyai orangtua yang lengkap. Sebaiknya jadikanlah kedua orangtua kalian sebagai sahabat kalian, dalam Artian ceritakan setiap masalah kalian pada mereka, curhat yang perlu-perlu saja.

Jangan sok dengan menganggap kalian sudah dewasa jadi melupakan kedua orangtua kalian. Kalau mereka senang Allah juga pasti senang, jika mereka marah Allah juga pasti marah. Ridho orang tua Ridho Allah juga.

SEKIAN TERIMA KASIH!

SEE YOU GUYS!

Pick Me'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang