Melody & Bara

5 0 0
                                    

November 2008


Langit senja disore hari itu nampak begitu berbeda. Langit jingga nampak tak malu-malu keluar dari persembunyiannya. Senja adalah batasan. Antara siang dan malam. Dan langit jingga adalah salam perpisahan.

Bara, bocah berusia 6 tahun itu tengah asik mengendarai sepeda bmx miliknya. Dia bersenandung ria.

Saat asik dengan dunianya. Mata Bara tak sengaja menatap pemandangan yang membuat fokusnya sedikit teralihkan. Manik matanya menangkap satu orang gadis yang mungkin seusia dengan dirinya sedang terduduk dikursi taman. Gadis itu menenggelamkan kepalanya dilipatan kedua kakinya yang ia tekuk.

Bara memberhentikan laju sepedanya. Bocah itu memarkirkan sembarang sepedanya lalu berjalan untuk menghampiri anak gadis itu.

"Hai," Sapa Bara pada anak gadis itu. Bara duduk disamping gadis itu. Gadis itu menoleh sambil menghapus air matanya dengan kasar. "Kenapa nangis hem? Biasanya kata mamah aku, cewek nangis itu karena terluka? Kamu terluka yah?"

Gadis itu mencoba tersenyum. Tapi tak bisa. Karena terlalu lama menangis dia sulit mengatur air matanya yang masih mengalir begitu saja.

"Kamu cantik," kata Bara dengan senyum simpulnya. Apa-apaan ini. Bocah ingusan tengah mencoba belajar merayu rupanya. "Tapi lebih bakal cantik lagi kalau gak nangis. Senyum. Aku yakin kalau kamu senyum, kamu bakal jadi gadis paling cantik,"

"Berarti sekarang aku jelek yah?" Tanya gadis itu.

Bara melebarkan matanya. Sepertinya dia salah bicara kali ini. "Bukan gitu. Kamu cantik. Tapi lebih cantik kalau senyum kayak gini," Bara manyentuh kedua sudut bibir gadis dihadapannya. Satu tarikan senyuman terhias diwajah gadis itu.

"Rambut kamu bagus. Aku suka," kata Bara.

Gadis itu tersenyum simpul. Tanpa paksaan. Bocah laki-laki ini mampu membuat dirinya sedikit membaik dari pada tadi.

"Dah jangan nangis lagi. Nanti malah jelek." Canda Bara. "Oh iya, kenalin. Nama aku Bara. Bara Alexander. Nama kamu?"

"Melody, Melody Gabriella." Kata gadis itu.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Bara.

"Tadi aku di ganggu sama anak cowok-cowok, trus mereka dorong aku sampe aku jatuh, kaki aku bedarah kaya gini,"ucap Melody sambil memperlihatkan lututnya yang mengeluarkan darah.

Bara yang melihat luka dilutut Melody dengan sigap melepaskan kaos bola yang ia pakai. Ia merobeknya begitu saja. Dan dengan sigap mengikatkannya pada lutut Melody untuk menutupi luka yang ada.

"Udah selesai. Kamu jangan nangis lagi, Mel." Bara tersenyum kearah Melody.

"Tapi baju kamu kenapa kamu sobek, Bar?" tanya Melody dengan bingung.

"Luka kamu itu gak boleh kena debu ntar infeksi lagi, masalah baju mah biarin aja kan masih banyak di rumah," ucap Bara enteng. " aku antar kamu pulang yah udah sore," lanjutnya

Melody menganggukan kepalanya. Bara berdiri. Ia mengulurkan tangannya kearah Melody. Dengan sigap Melody meraih uluran tangan Bara untuk membantunya berdiri. Lalu mereka berdua berjalan menuju kearah sepeda milik Bara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever & YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang