Gadis itu...

7 3 0
                                    

Jimin berjalan-jalan sebentar di lantai 3 satu lantai lebih rendah dari ruangan BTS karna dia bosan melihat pemandangan itu-itu saja dua hari terakhir ini.

Sampai dia lihat keributan ada di depanya, diam-diam dia menyelinap agar terlihat apa yg ada di depanya, Jimin membulatkan matanya melihat Asyila berjalan mendekat ke arah seseorang yang Jimin kenal sebagai sekretaris pribadi Ceo, Lasol-noona.

Jimin merasakan hawa yg menusuk tajam dari Asyila, membuat tubuh Jimin sedikit gemetar ada apa denganmu Asyila? Tiba-tiba saja Jimin terdorong dan terjatuh oleh seorang gadis membuat sikunya mengahantam lantai.

Jimin berdiri lalu melihat gadis yg menabraknya memeluk Asyila, dan membuat Asyila menghentikan langkahnya.

Dan beberapa saat kemudian gadis yg memeluk Asyila jatuh pingsan dan membuat Asyila panik.

Ingin sekali jimin membantu, tapi ia sudah berjanji pada Jin untuk tidak membuat keributan karna kemunculanya.

Jimin mengepalkan tangan kencang, ia selalu saja tak bisa berbuat apa-apa walupun ia ingin, itu yg membuatnya benci pada dirinya sendiri.

Jimin berbalik dan berlari ke arah tangga darurat dan menaikinya dengan amarah yg meluap, saat mulai kelelahan ia baru sadar jika sudah mencapai atas gedung.

"HUAAAAAAAAAAA!!!!!" Jimin berteriak kencang dan mengusap wajahnya kasar "kenapa? Kenapa?! KENAPA???!!!" Jimin terduduk dengan posisi memeluk kedua lutut dan meneggelamkan tangisanya agar tak ada yg mendengar.

Seseorang masuk dan duduk di sebelah Jimin "sudahlah Jimin, itu bukan salah mu" Jimin yg terkejut langsung melihat asal suara itu, dan ternyata itu Jin yg sedang menikmati pemandangan di depanya.

"Jin hyung kenapa bisa?" Jin terkekeh "aku khawatir padamu, aku pikir kau sedang stress jadi aku diam-diam mengikutimu dan yahhhh aku melihat semuanya tadi awalnya saat kau terjatuh karna di dorong gadis itu aku berniat menolongmu tapi aku urungkan, karna sebelumnya aku melihat tubuhmu bergetar" jelas Jin

"hahhh ternyata aku memang penakut ya hyung hehehe" Jimin mengusap air matanya "tidak kau bukan penakut min, kau bahkan ku juluki pemberontak yg manis hahahaha" mereke berdua tertawa bersama "hahahah hyung bukankah kita akan pulang? Setelah ini kita free kan? Hahhh aku lelah sekali hyung"

"iya, jangan ceritakan tentang tadi pada member yg lain, aku tak ingin mereka cemas ataupun gelisah" Jimin tersenyum "tentu saja hyung" mereka berdiri dan berjalan menuju ruangan khusus BTS.

"ah Jimin, lihat deh aku punya hadiah dari fansku hehehe, oh iya untuk kalian ada di kursi" ucap Namjoon.

"kita semua dapat hyung?" tanya Jimin "iya, itu semua dari fans kita dari Indonesia, seingatku dia datang waktu kita fansigh" jawab Taehyung yg memang daya ingatnya luar biasa baik.

"wahhh ternyata kita semua dapat gelang, hyung lihat deh masing-masig gelang ada nama panggung kita semua, bagaimana punya Jimin hyung dan Jin hyung?" tanya Jungkook yg masih asik meneliti gelangnya.

"punyaku warnanya pink hitam, perpaduan warna yg cantik" jawab Jin yg sudah lebih dulu membuka hadiahnya "kalau di lihat-lihat perpaduan warnanya hanya hitam dan warna cerah, kenapa harus hitam?" tanya J-hope yg pertama kali sadar.

"ah iya punyaku juga warna hitam dan abu-abu, tapi ini lucu" ucapku sambil tersenyum "woahh lihatlah warnanya cocok sekali denganku bukan kook?" tanya Taehyung senang sambil berlarian ke arah Jungkook.

"woahh warnanya juga cocok dengan kulitku, hitam dan biru tua" ujar J-hope sambil berpose ala model jam tangan depan cermin "ini aneh" ucap Suga tiba-tiba "aneh kenapa hyung? Tanya Jimin "saat aku memakainya warnanya sangat cocok di kulitku dan rasanya sangat nyaman, seakan-akan aku tak merasa memakai gelang ini dan namaku di sini menggunakan huruf dengan bentuk yg berbeda-beda" jelas Suga "itu tak aneh, malah ini keren oh iya ngomong-ngomong siapa orang yg mengirim ini?" tanya Jin penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perasaan                           Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang