🍀
2 agustus 2016
Tinggal menghitung hari untuk detik-detik dimana semua impian yang telah diusahakan akan segera terwujud. Demi setiap peluh yang terkuras, seluruh letih yang mendera juga kesakitan mental saat penekanan yang di berikan akan segera terbayar. Renjun mengupayakan banyak hal—termasuk merelakan pergi jauh dari kedua orang tua yang sangat mengkhawatirkannya untuk pergi ke negeri ginseng demi mimpinya. Hal yang tentunya harus mendapatkan bayaran pantas atas pengorbanannya selama ini.
Renjun tidak akan membiarkan dirinya sendiri berbuat kesalahan. Sekecil apapun kesalahan yang mungkin terjadi Renjun tetap akan mengupayakan dirinya melakukan yang terbaik. Karena sejak ia memulai masa pelatihan, ia ingin segera merasakan debutnya. Ya Renjun rasa karena itulah pikirannya sering bekerja keras untuk memikirkan hal-hal terbaik yang harus ia lakukan demi mimpinya.
Renjun tidak ingin gagal.
Maka dari itu dibutuhkan pemikiran berkali-kali lipat di sisa harinya sebagai trainee.
"Tenanglah,"
Suara khas remaja tanggung yang sedikit berat dengan aksen korea yang asing menginterupsi Renjun dari pikirannya yang sedang berkemelut hebat tentang hal-hal apa saja yang tidak dan harus dilakukannya saat first stage.
Jari-jemarinya tidak bisa berhenti meremat pinggiran kaosnya seusai mereka mendengar masukan dari pelatih beberapa menit lalu. "Aku khawatir hyung...,"
"Aku juga," ujarnya santai. Di dalam dua kata yang seharusnya cemas malah terselip nada menenangkan, membuat Renjun sedikit menoleh—memeriksa apakah tercetak raut khawatir yang sama dengannya.
"Tapi semakin dipikirkan, nanti akan semakin membebanimu...,"
Kedua telapak tangan Renjun dilepas dari kaos yang ujungnya sedikit kusut untuk dibawa dalam genggaman yang sedikit basah namun bersamaan pula dengan hangat yang langsung menyergap tangan Renjun.
"Kau tidak akan melakukan kesalahan Renjun, percayalah pada dirimu sendiri."
"Darimana hyung yakin aku tidak akan membuat kesalahan seperti biasa?"
"Karena aku percaya Renjun pasti bisa."
Renjun terperangah. Tangan-tangannya yang basah oleh keringat di usap pelan dengan handuk kecil yang masih tersampir di sisi pundak sebelahnya. Tidak kah peluh mereka akan bercampur?
"Mark hyung..., handukmu...?"
Senyum itu. Mark lagi-lagi tersenyum lebar yang menenangkan relung hatinya. "Ah tidak apa-apa. Aku tahu tanganmu sering berkeringat ketika Jaemin dan Jeno mengangkatmu dari hoverboard, itu kan yang membuatmu tidak bisa berpegangan erat?"
"I—Iya, maaf..." Renjun menunduk, menatapi kaki-kakinya yang kadang juga tidak dapat berdiri seimbang seusai Jaemin dan Jeno mengangkatnya melewati Jisung.
"Aku percaya padamu, juga semua member lainnya. Ayo semangat! Masih ada sisa 23 hari lagi berlatih untuk debut kita nanti." Mark memegang pundaknya—memberi beberapa tepukan semangat yang membangkitkan lagi keyakinannya akan impian yang sebentar lagi di depan mata.
"Terima kasih hyung!"
Cupp...
"Dan selamat ulang tahun!"
Gerakan secepat kilat yang dilakukan, memberikan efek cukup mematikan untuk seorang Mark Lee yang kini tengah terdiam sedangkan si pelaku pengecup pipi Mark kabur begitu saja meninggalkannya dan segera bergabung dengan teman-temannya di sudut ruang latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Daily Doze of Renjun (All X Renjun)
FanficWhen you need a doze of how they love this cutiepie, Huang Renjun Dyorchestra presents you a fresh collection of All X Renjun ecspecially; • NoRen ✔ • MarkRen ✔ • SungRen ✔ • and another who love Renjun Warning! ⚠️ • Sometimes Mature • Semua karakte...