Semua orang pasti ingin kembali dalam selimutnya yang hangat serta mengubah temperatur ac mereka menjadi 17° tanpa menjalankan aktivitas rutin mereka.
Macetnya ibu kota di pagi hari menjadi faktor utama mengapa semua orang bermalas-malasan untuk memulai kehidupan baru mereka yang telah menunggu. Tetapi tidak dengan Naira.
Bahkan di saat kebanyakan orang yang baru beranjak dari kasur empuknya pukul lima pagi, gadis itu bahkan telah meninggalkan rumahnya menuju sekolah ketika matahari belum menunjukkan dirinya.
Naira membuka kaca mobil dan memejamkan matanya menikmati udara fajar. Dimana belum ada polusi yang tersebar.
"Makasih pak edo" Naira mengucapkan terimakasih tatkala ia sudah sampai di tujuannya. Jakarta International Senior Highschool. Mobil berwarna silver itu pun meninggalkan halaman sekolah.
Kaki jenjangnya melewati koridor tiap kelas dengan santai walaupun lampu malam masih hidup di sepanjang jalan yang ia tapaki.
Matanya tak sengaja melihat bayangan orang yang memasuki ruangan musik.
Dengan bermodal penasaran yang tinggi, gadis itu mengintip di sela pintu berkaca hitam gelap yang sedikit terbuka. Gadis itu mengernyitkan keningnya tatkala melihat seorang lelaki yang tengah duduk di depan piano berwarna putih tulang itu. Tanpa berniat memainkannya, lelaki itu hanya memandang kosong piano di depannya.
Naira tak sengaja mendorong pintu kaca tersebut sehingga terdengar decitan kecil yang membuat lelaki itu tersentak dan menoleh ke arahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Raja?"
. .
at that time I knew a little about you
. .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
