Part 2

10 0 0
                                    

"Fuck all of you."

•Justin P.O.V•

Aku masih terdiam dan masih bertanya-tanya kebingungan. Apa yang gadis itu lakukan ? Dia mengabaikan ku ? Baru kali ini Aku di abaikan oleh seorang wanita. Kau tau, di Cleveland High School ini Aku adalah pria yang bisa dibilang pria terpopular. Bahkan, hampir semua wanita di sekolah ini memperebutkan ku atau bahkan mereka bisa pingsan jika Aku lewat di hadapan mereka. Tapi, apa yang gadis itu lakukan ? Apa dia tidak tau siapa Justin Bieber ? Mustahil.

Setelah beberapa saat Aku terdiam, akhirnya Aku melangkah menuju cafeteria Cleveland berniat untuk membeli minuman. Cafeteria milik Cleveland ini adalah salah satu tempat dimana Aku sering mengunjunginya jika sedang merasa bosan ataupun membolos dipelajaran. Dan ya, sekarang Aku tidak masuk ke pelajaran pertama ku. Aku pikir, Aku bersekolah hanyalah untuk menyembunyikan siapa diriku sebenarnya. Jadi, tidak terlalu penting untuk mengikuti pelajaran. Pada kenyataannya, Aku sudah bisa membaca, menulis dan berhitung. Jadi untuk apa lagi Aku belajar ?

Aku sudah berada di cafeteria Cleveland. Aku membeli satu gelas milk shake dan menuju ke tempat yang biasa Aku tempati bersama teman-temanku. Dan sekarang Aku bisa melihat di sana sudah Ada Bruce, Grace, Edward dan Andrew sedang duduk dan menikmati beberapa minuman dan makanan.

"Kau membolos lagi, Bieber ?" Ucap Grace sambil menyilangkan tangannya didepan dada. Aku terkekeh.

"Seharusnya kau bertanya bukan hanya untuk ku. Tapi untuk Bruce, Edward, Andrew dan juga dirimu."

"Kau--" Ucapan Grace terhenti ketika suara ponselnya berdering. Grace mengeluarkan ponselnya dari saku seragamnya. Beberapa saat Grace menatap ke layar ponselnya sebelum dia beranjak menjauh untuk menerima telepon.

"Siapa yang menelepon Grace ?" Tanya Edward sambil mengerutkan keningnya.

"Aku tidak tau. Tapi mungkin itu dari Harry." Jawab Andrew yang sedang mengacak-acak makanan yang berada dihadapannya.

"Geez. Aku benci di saat Harry memberi suatu tugas kepada kita." Edward mendengus ketika mendengar jawaban Andrew.

"Well, lupakan itu. Bagaimana pun, Harry telah sangatlah berjasa untuk kita. Oh ya, apa kalian tau mengenai murid wanita yang baru itu ?" Ucapku setelah menyesap isi minuman ku.

"Maksud mu ? Aku tidak tau tentang murid baru di Cleveland." Ucap Bruce sambil menatap ku.

"Aku juga tidak tau siapa murid baru itu." Ucap Andrew yang masih mengacak-acak makanannya.

Aku terdiam sesaat. Dan kemudian Grace kembali lagi setelah beberapa menit dia menerima telepon dari seseorang.

"Kita mempunyai tugas baru." Ucap Grace dengan raut wajah yang serius.

•Darla P.O.V•

Setelah beberapa lama Aku mencari kelas pertamaku, akhirnya Aku menemukannya. Jujur, perasaan senang dan tidak senang pun melanda di sekujur tubuhku. Tapi Aku yakin tidak sampai setahun, Aku bisa keluar dari sekolah ini.

Aku mengetuk pintu kelas dan tidak lama pintu ya terbuka. Aku dapat melihat seorang laki-laki yang kira-Kira seumuran dengan Ayahku. Mr. Petter. Aku dapat membaca nametagnya yang terletak di sebelah kanan bajunya.

"Kau yang bernama Darla ? Mrs. Pretty sudah memberitahu ku tentang kedatangan siswi baru. Masuklah dan perkenalkan dirimu dihadapan teman barumu." Ucap Mr. Petter disertai senyuman yang dia tujukan untuk ku. Aku tidak membalas senyumannya dan Aku langsung berjalan memasuki ruangan.

Saat Aku memasuki ruangan kelas, semua murid diam dari aktifitasnya dan fokus memperhatikan ku. Sungguh, Aku tidak perduli Akan Hal ini.

"Silahkan kenalkan dirimu, Darla." Ucap Mr. Petter yang kini sedang berdiri tepat disebelahku.

"Baiklah. Namaku Darla. Darla Baker. Aku tidak pernah meminta untuk bersekolah disini. Aku tidak pernah ingin memperdulikan suatu Hal yang bodoh dan sungguh kini Aku tidak perduli dengan kalian. Dan kalimat kesukaan ku adalah fuck all of you! Thanks." Ucapku yang membuat semua orang yang berada di dalam ruangan ini terdiam. Termasuk Mr. Petter.

"Apa Aku sekarang sudah diperkenankan duduk ?" Lanjut ku.

"Oh ya tentu. Silahkan kau bisa duduk di kursi yang kosong disebelah sana. Kau mendapatkan pasangan duduk dengan Justin Bieber. Yang kebetulan kini dia tidak masuk." Ucap Mr. Petter setelah mengerjapkan matanya.

Aku langsung menuju ke tempat duduk ku. Dan semua orang masih terdiam sampai ketika Aku telah duduk. Kini mereka semua menatap ku.

"Apa ?" Ucapku kepada mereka dengan nada suara yang sinis. Mereka tidak menjawab dan fokus kembali ke Mr. Petter yang melanjutkan pembelajarannya.

Aku terdiam beberapa saat dan memikirkan nama yang Mr. Petter katakan tadi. Justin Bieber. Sepertinya Aku pernah mendengar nama itu.

Begin AgainWhere stories live. Discover now