"Aku tidak perduli."
Tau bagaimana rasanya dipaksa untuk bersekolah bahkan kau tidak menginginkannya ? Ya, Darla tau bahwa semua orang ingin bersekolah. Tapi untuk diri Darla pribadi, ia lebih memilih homeschooling. Entahlah, mengapa kedua orang tuanya ini menginginkan Darla bersekolah ditempat yang formal. Darla tidak yakin bahwa siswa atau sisiwi di Cleveland High School itu Akan menerimanya dengan baik atau tidak. Oh sungguh, Darla tidak perduli Akan Hal itu.
"Dad, apakah kita Akan sampai di sekolah baru ku ?" Darla melihat ke jam tangan yang melingkar sempurna ditangannya lalu melipatkan kedua tangannya didepan dada. Jujur, Darla merasa sangat lelah. Semalaman Darla tidak tidur karena Darla menonton film kesukaannya. Jadi Darla merasakan kantuk yang teramat sangat. Darla tidak yakin jika dia bisa bertahan dipelajaran pertama.
"Sebentar lagi. Kau tidak sabar untuk melihat dan bertemu dengan teman barumu, bukan ?" Bryan menjawab dengan mata yang masih fokusnya tertuju ke jalan.
"Kau pasti menyukainya, sayang. Percayalah." Ucap Anna sambil tersenyum ke arah Darla. Darla mendengus "terserahlah." Darla memutar kedua bola matanya dan meraih iPhone lalu memasangkan earphone ke telinganya.
-skip-
Mungkin sekitar 30 menit diperjalanan, akhirnya Darla sampai juga. Bryan menurunkan Darlatepat digerbang sekolah. Darla berjalan santai memasuki bangunan sekolah dan tidak memperdulikan orang-orang yang melihat dan juga membicarakannya. 'Yes, I'm the best!' Benak Darla berkata seperti itu.
Darla sedang mencari kelas pertamanya. Tapi pencariannya itu terhenti ketika seorang pria menabrak Darla. "Apa kau tidak mempunyai sepasang mata, huh ?!" Darla memarahi pria tersebut. Dari wajahnya, pria ini terlihat seperti orang yang dikejar-kejar beruang kutub yang lapar.
"Sssttt! Aku minta maaf." Ucap pria itu dengan suara yang hampir tidak terdengar dan jari telunjuknya kini berada di bibir Darla. Apa yang pria ini lakukan ?!
"JUSTIN !!!" Darla baru saja ingin memarahinya lagi. Tapi Darla mengurungkan niatnya itu ketika mendengar pekikan suara wanita menyebutkan nama seseorang dari kejauhan. 'Siapa itu ? Apakah dia tidak pernah belajar bagaimana caranya teriak ? Sungguh teriakan yang mengerikan.' Ucap Darla didalam hati.
Saat suara wanita itu terdengar, Justin yang sedang berada dihadapan Darla ini menariknya masuk ke dalam locker. Justin menutup lockernya. Apa yang baru saja dia lakukan ?
"Kau--"
"Sssttt! Biar nanti ku jelaskan ketika wanita gemuk itu sudah berlalu." Ucap Justin itu sambil membekap mulut Darla. Darla mengangguk pelan dan kini ia bisa melihat lensa berwarna caramel milik Justin.
Kau tau bagaimana rasanya didalam locker bersama orang yang kau tidak kenal sama sekali ? Ya, pastinya rasa takut yang pertama kali melanda. Meskipun Darla tidak perduli dan tidak takut tentang apapun, tapi untuk Hal yang satu ini Darla merasa sangat takut. Darla takut jika Justin bertindak bodoh. Tapi jika pria itu melakukan Hal yang tidak sepatutnya, maka Darla tidak segan-segan memukulnya.
Darla hanya diam. Justin masih membekap mulutnya. Darla melihat keluar dari celah locker yang ada. Darla melihat high heels hitam dan kaki yang cukup besar. Matanya terus melihat seseorang yang menggunakan high heels hitam itu sampai keatas. Dan Darla bisa melihat diluar sana Ada seorang wanita bertubuh gemuk yang sepertinya sedang mencari seseorang. Darla yakin bahwa orang yang wanita itu cari adalah pria yang bersamanya ini.
Tidak lama, wanita itu pergi. Dan Justin yang bersama Darla ini melihat keadaan sekitar melalui celah locker. Merasa aman, Justin membuka lockernya dan keluar. Tangannya masih membekap mulut Darla. Justin masih meyakinkan suasana sekitar kalau sekarang suasana yang aman.
"Akan Aku lepaskan bekapannya. Tapi kau jangan berteriak atau semacamnya. Akan ku jelaskan. Okay." Ucap Justin pelan. Darla mengangguk pelan dan perlahan-lahan Justin melepaskan tangannya.
Darla menyilangkan kedua tangannya dan memberi Justin tatapan yang mengandung kata 'Jelaskan-mengapa-kau-melakukan-itu'. Justin terkekeh melihat ekspresi Darla.
"Oh ok. Baiklah, jadi tadi Aku sedang menghindar dari kejaran Mrs. Pretty. Dia mengejar ku karena Aku sudah 1 bulan tidak masuk sekolah. Dan tadi Aku membawamu bersembunyi dengan ku karena Aku takut kau akan memberitahu Mrs. Pretty dimana keberadaanku. Maaf Akan Hal itu." Justin tersenyum ke arah Darla. Setelah mendengar penjelasan Justin, Darla berbalik badan dan berjalan lagi tanpa membalas senyuman Justin.
Justin melotot melihat tingkah Darla yang seakan-Akan tidak perduli dengan penjelasannya yang dia berikan. Baru kali ini Justin diperlakukan seperti itu oleh wanita.
"Hey!" Justin berteriak dan berharap Darla menoleh kepadanya. Dan benar saja, Darla menghentikan langkahnya. Tetapi, Darla tidak membalik badan ke belakang untuk melihat Justin.
"Namaku Justin. Justin bieber. Siapa namamu ?" Ucap Justin ketika Darla telah menghentikan langkahnya.
"Aku tidak perduli." Ucap Darla sebelum melangkah kembali lalu meninggalkan Justin yang terdiam dengan kebingungan. Baru kali ini Justin diperlakukan seperti itu oleh seorang wanita.
YOU ARE READING
Begin Again
Fiksi RemajaDarla Baker. Anak dari Bryan Baker dan Anastasia Kclan. Darla berusia 17 tahun, cantik, tinggi, berambut brunette dan bersifat tidak perduli. Darla dan kedua orang tuanya baru pindah ke Seattle 2 minggu yang lalu. Bryan dan Ana berencana untuk menye...