Malu

55 3 2
                                    


Pesanan mereka pun datang. Aldi dan Alvin langsung menyantap makanan tersebut. Sedangkan Kezia, tidak napsu untuk memakannya. Kezia hanya mengaduk-aduk makanannya. " Dimakan tuh makanannya, jangan diaduk-aduk doang! Apa mau gue suapin?" ledek Devan. Kezia pun tidak menjawab perkataan Devan tetapi makanannya langsung dimakan dengan tatapan kosong. Devan pun menyadarinya dan Devan langsung membisikan sesuatu ke Kezia. " Gue bakalan pergi kalo lo terus kayak gini."

Kezia langsung menyantap makanannya dengan lahap. Devan pun malah tersenyum akibat reaksi yang dilakukan oleh Kezia. " Van, gue nambah ya?" pinta Alvin. " Nambah bayar sendiri." Jawab Devan. " Ye..pelit lo,van." Sahut Alvin. "Eh, besok udah gak sekolah kan?" sambung Aldi dan bertanya kepada sahabatnya. " Enggak lah, tapi kalo lo mau masuk sendirian sih gapapa." Jawab Salsha. " Dih ogah,mending gue main mobile legend." Sahut Aldi. "Ayo besok mabar,di." Ajak Alvin. "Ayo gue juga ikut." Timpa Sultan.

"Ya Ampun, betah banget mainan ML. Seru juga kaga." Cibir Salsha. " Cewe kalo gak ngerti mending diem deh." Jawab Aldi. "Lah emang gak seru kok. Mending nonton oppa oppa seoul." Kata Dinda sambil membayangkan biasnya. " Oppaaa i'm comingggg." Sambung Dinda yang masih membayangkan biasnya. "Yoi... besok lo ke rumah gue, kita puas-puasin nonton mv,drakor, pokoknya semua yang berhubungan sama oppa deh." Sahut Salsha. "Ok sekalian siapin makanan yang banyak." "Beres. Kez, lo ikut gak?"tanya Salsha. "Tau ni, diem-diem bae. Biasanya lo paling rame kalo ngomongin K-pop." Jawab Dinda. "Hm... gue gak dulu deh, gue mau baca wattpad aja di rumah." Sahut Kezia. "Oh,yaudah."

"Dih, najis masih aja nonton plastik goyang-goyang. Plastik kok di demenin, plastik di rumah gue aja dibuang-buangin noh. Ganteng juga engga,trus oplas lagi. Mendingan gue deh gak oplas, dan pastinya gantengan juga gue kemana-mana." Kata Sultan. " HAH... apa lo bilang! Ngaca dong!" sahut Dinda sambil menjambak rambut Sultan. "Aduh, sakit ogeb. Udah dong jangan jambak rambut gue. Tar rambut gue ada plastiknya lagi, kan lo doyannya sama..." belum selesai Sultan ngomong, Dinda malah makin kencang menjambak Sultan. "Aww, sakit Din. Ampun din ampun, lepasin dong Din jambakannya, pleasee.." mohon Sultan dan Dinda langsung melepas jambakannya. " Dinda lo tantangin, kena jambak kan lo." Sahut Salsha sambil senyum sinis, dan teman-temannya yang lain malah ketawa melihat aksi Dinda dan Sultan.

Kezia yang daritadi moodnya buruk, akhirnya dia ingin pulang dan istirahat di rumah. "Balik kuy, cape ni gue." Kata Kezia. "Yaudah yuk." Balas Salsha. Mereka pun langsung menuju parkiran. Tiba di parkiran, " Sal, Kezia gue aja yang anter." Kata Devan sambil mengeluarkan motornya. " Yuk, Kez." Ajak Devan dan Kezia langsung menaiki motor Devan. "Duluan yaa semuanya." kata Kezia. " Ok." Jawab teman-temannya. " Sal, gue sama lo aja ya, lagi bt gue sama Sultan." Pinta Dinda. "Yaudah naik." Balas Salsha. Akhirnya mereka semua pulang, Kezia sama Devan, Salsha sama Dinda, Aldi sama Alvin, dan Sultan sendiri. "Hahah, kasiaannn sendirian. Jomblo yaa mas nya." Ledek Aldi dan Alvin. " Woyy ngaca dulu kalo mau ngatain ya," sindir Sultan. Aldi dan Alvin menghiraukan omongan Sultan dan mereka langsung jalan meninggalkan Sultan sendirian. "Busett gue punya temen kok gitu banget ya, udah diledekin terus ditinggalin lagi. Hmm.. Nasib." Kata Sultan pada diri sendiri dan segera menyusul teman-temannya.

Disepanjang perjalanan, Kezia hanya diam saja. Devan memerhatikan dari kaca spion. Tiba-tiba ide jahilnya muncul, Devan langsung meyalakan klaksonnya sekencang-kencangnya sampai membuat Kezia kaget. " Devan! Apansih lo bikin gue kaget aja!" teriak Kezia. " Eh, mbak gak usah teriak di deket kuping gue juga kali, kalo kuping gue budeg, pokoknya salah lo." Sahut Devan. " Lah siapa suruh nge-klakson kenceng-kenceng." Cibir Kezia. " Lagian lo daritadi diem mulu. Terus abis diem, ngelamun,terus diem lagi, ngelamun lagi, diem lagi. Gitu aja terus Kez." jelas Devan. " Bodo, suka-suka gue lah, wleeee.'' kata Kezia. " Tapi gue gak suka." Balas Devan. Deg! Jantung berhenti selama tiga detik. Satu. Dua. Tiga. Jantung kembali seperti semula.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba motor Devan berhenti. " Kenapa berhenti, van." Tanya Kezia. Devan hanya melihat Kezia dari kaca spion dan Kezia menyadarinya. "Devan!" teriak Kezia yang kedua kalinya. " Ditanya kenapa berhenti, malah ngeliatin gue dari spion. Naksir lo sama sahabat lo sendiri." Ledek Kezia dan kini giliran Devan yang membisu. "Woy, ayo jalan van." Sambung Kezia. Muka Devan langsung menghadap ke belakang dan mendekati wajahnya Kezia. Dilihatnya dengan lekat. Semakin dekat, lebih dekat, dan dekat. Jantung Kezia mulai deg-degan, dan bingung memikirkan apa yang ingin Devan lakukan kepadanya. Lalu perlahan diraihnya dagu mungil Kezia dengan menggunakan tangan Devan dan langsung mendongakkannya ke atas. Jantung Kezia semakin tak karuan. Devan pun menyuruh Kezia untuk menghadap ke kanan. Kezia pun mengikuti komando yang diberikan oleh Devan. Dan.....

.....

.....

.....

....

....

....

....

....

....

....

....


" Ada lampu merah oon."

Gimana readers, jangan mikir yang engga-enggak loh, hehe

semoga suka :) jangan lupa comment

Ditunggu ya next partnya

To be continue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang