Satu

15.7K 1K 60
                                    

Seorang cowok baru saja menginjakkan kaki di sekolahnya setelah liburan kenaikan kelas. Sekolah elit khusus cowok yang terkenal dengan siswa berprestasi dan ganteng. Sekolah itu bernama SMANBEL 12.

Cowok itu-

-Agam Maulana. Cowok manis, bertubuh mungil dengan kulit eksotis dan juga lesung pipi. Mantan Ketos tahun lalu yang digantikan oleh Hideki Yogaswara, adik tingkat sekaligus pacar sahabatnya.

Agam--nama panggilannya, menyeret koper biru mudanya ke gedung asrama. Setelah berbicara dengan Bu Bion--pengurus asrama yang doyan ngomel, Agam langsung berjalan menuju kamarnya berada. Kaki-kaki mungilnya berjalan menyusuri lorong asrama.

"Nah, nomor 12!" Agam langsung membuka pintu kamar dengan angka '12' menggunakan kunci yang diberikan oleh Bu Bion.

Di dalam kamar terdapat dua ranjang yang hanya dipisahkan oleh sebuah meja nakas. Di pojokan ada lemari besar untuk dipakai berdua. Dan dua buah meja belajar di samping pintu wc.

Agam membuka lemari dan mulai menyusun pakaiannya. Agam hanya menggunakan sebagian karena roommatenya nanti yang akan mengisi sebagian. Setelah menyusun pakaian, Agam mengambil sprai favoritenya. Sprai bergambar animasi Baymax. Tak lupa boneka Baymax kesayangannya.

"Huft~ capeknya~" Keluh Agam setelah memasang sprainya. Dia menjatuhkan diri di kasur sambil memeluk boneka Baymaxnya. Karena kelelahan, Agam malah tertidur.





✨✨✨✨




"Eh, anjir! Udah jam 7 aja!" Agam buru-buru bangun dari tidurnya setelah mengecek jam di hpnya yang menunjukkan pukul 7 malam. Agam langsung menyambar handuk dan masuk ke wc untuk membersihkan diri.

Agam keluar dengan baju kaos putih polos yang kebesaran dan celana hitam pendek selutut. Dia sibuk menggosok rambutnya dengan handuk.

"Musti ngambil jadwal nih di Pak Mukhlas." Agam keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruangan Pak Mukhlas--Wakil kepsek dengan badan yang pendek.


Di perjalanan, Agam bertemu dengan Saveri Abel Favian--Sahabat sehidup tak sematinya, dan langsung berpelukan ala teletubis.

"Lu di kamar berapa cuy?" Tanya Agam ke Abel yang keliatan imut banget dengan hoodie pink dan topi pinknya. Sepertinya sahabatnya ini baru saja datang.

"Gue di kamar nomor 14. Sekamar ama Yoga." Jawab Abel--nama panggilannya, dengan semburat pink yang kontras dipipinya. Btw, Yoga itu pacarnya Abel. Di sekolah ini sih homo udah biasa.

"Anjir maho! Btw, gue belum dapet roommate." Curhat Agam. Heran dia tuh sampai sekarang roommatenya belum keliatan batang hidungnya.

"Udahlah. Bersyukur aja sih kalo roommate lu kaga ada. Jadinya kan lu bisa nguasain kamar sendiri." Abel nepuk-nepuk pundak Agam untuk menenangkan sahabatnya itu. Agam hanya menghela nafas panjang.

"Mending lu balik ke kamar. Nih, titipan jadwal dari Pak Mukhlas." Abel menyodorkan kertas berisi jadwal baru.

"Thanks, ya. Gue balik dulu." Agam menepuk bahu Abel pelan lalu dadah-dadah kecil sebelum kembali ke kamarnya.

[•] ᴠᴏɢʟɪᴏ ʙᴀᴄɪᴀʀᴛɪ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang