Lima

6.1K 650 82
                                    

Agam berjalan menyusuri lorong asrama, tujuannya itu kamar Abel. Mereka sudah janjian akan nobar di sana.

Sesampainya di depan kamar Abel, Agam mengetuk pintunya beberapa kali.

"Udah ada siapa aja?" Tanya Agam ke Abel yang membuka pintu.

"Masuk, liat sendiri." Abel masuk ke kamar duluan.

Agam ikutan masuk dan menutup pintu. Dia melihat ada Mario-Rafa di pojokan lagi sandar-sandaran, Putra-Bian yang sedang meributkan film apa yang akan ditonton, dan Adnan sama Abel yang asik ngemil snack.

Agam duduk di samping Abel dan mengambil satu snack. Mereka sengaja membeli snack banyak untuk acara nobar mereka.

"Deon mana, Gam?" Tanya Adnan. Yang lain ikutan memperhatikan Agam

Agam manyun, "Gatau. Tadi dia keluar pas gue mandi."

Adnan mengangguk lalu lanjutin ngemil nya.

"Woy, kampret! Ini snack nya sisa dua!" Bian kaget melihat snack mereka sisa sedikit.

"Ihhh si Adnan nih." Abel pasang muka kaget lalu melototi Adnan.

"Si Abel itu dari tadi ngemil." Mario ngomong santai sambil memainkan rambut pacarnya. Tadi sandar-sandaran sekarang udah pangku-pangkuan.

"Emang nih anak ya!" Bian menjambak rambut Abel.

"WOY ANJENG! SAKIT BEGO!"

Dan terjadilah adegan gelud dua uke. Putra meringis melihat mereka. Uke berantem sadis banget.

"Punten. Cogan dateng." Deon masuk disusul Mira dan Edi.

Deon duduk di samping Agam dan taruh bawaan dia. Langsung aja disambar sama si Abel.

"Wahh emang Deon paling mengerti." Abel buka kereseknya yang isinya snack dan minuman banyak banget.

Deon senyum-senyum gaje dan rangkul si Agam.

"Ish, lepasin."

"Jangan galak-galak napa, yang."

Agam langsung memukul kepala Deon dan melepaskan rangkulannya.

"Anjir, sakit dodol!"

Yang lain ngakak liat mereka. Kasian amat si badboy sekolahan teraniaya.

"Udah ah, ayo nonton."

Putra taruh laptop di atas meja. Mereka langsung ngumpul semua.

"Ini film apaan?" Tanya Mira.

"Bawel lu. Diem aja nonton."

Mira sinisin Bian sambil mencibir. Edi langsung pukul pelan bibir pacarnya itu.

Mereka nonton film horor btw. Rafa udah tidur di pelukannya Mario, Edi sama Mira malah ribut di belakang, Abel lagi ngemil, Adnan serius nonton, Bian mah pura-pura ketakutan biar bisa pelukan sama si Putra, Deon mukanya b aja nonton film horor, Agam juga ga takut sih cuma kadang kaget sama sound nya.

"ANJER SETANNYA!" Bian bersembunyi di lengannya Putra.

"Paansi anjir. Lebay amat." Komen si Abel masih asik ngemil.

"Alah. Bilang aja lu iri kan? Kasian gak bisa peluk Yoga." Bian menjulurkan lidahnya mengejek ke Abel.

"Bodo amatt." Abel kembali nonton dengan serius. Males dia nanggepin si Bian.

"Aaaa!" Agam kaget dan langsung bersembunyi di belakang Deon. Deon mah senyum-senyum aja ye kan.

"Dasar penakut." Bisik Deon.

"Gak ya! Gue cuma kaget gara-gara suaranya."

"Bilang aja kali kalo lu mau modus. Nih sini gue peluk." Deon merentangkan tangannya sambil alisnya di naik-turunin.

Agam memukul lengan Deon dan memutar bola matanya malas.

"Apasi lu."

Mereka melanjutkan kegiatan nobar mereka sampai filmnya selesai.






"Bye, guys." Mira sama Edi balik ke kamar mereka.

Di Sana tersisa Abel, Agam, Adnan dan Deon. Mario tadi balik waktu filmnya belum selesai. Kasian dia sama pacarnya yang ketiduran. Putra sama Bian juga udah pulang.

"Kalian gak pulang?" Tanya Abel ke mereka.

"Mau nginap aja. Kasian lu kalo sendiri ntar diculik genderuwo." Agam tiduran di kasurnya Abel.

"Idih. Gue mah bukan penakut." Abel ikutan rebahan di samping Agam.

"Balik sono lu." Ucap Agam ke Deon. Dari tadi Deon berdiri kek orang bego.

"Ngga ah. Nginap sini juga." Deon tidur di kasur yang satunya, punya Yoga. Dia berdua sama si Adnan.

"Yaudah deh, serah. Mo bobo aja." Agam udah siap tidur sama Abel. Mereka berdua pelukan.

"Lu gamau kek mereka?" Tanya Adnan ke Deon.

"Lu mau gue tampol, Nan?"

Adnan tertawa setan. Deon membalik badan biar gak melihat mukanya si Adnan.











"Woy kebo, bangun!" Abel memukul badan Adnan dan Deon. Udah 10 menit dia bangunin mereka tapi gak ada yang gerak sama sekali.

"Udah lah tinggalin aja mereka." Agam dari tadi udah misuh-misuh.

Mereka berdua udah mandi, siap-siap mau keluar. Agam tadi balik ke kamarnya bentar buat siap-siap.

"Kasian bego."

Agam yang udah emosi langsung teriak di dekat telinga mereka

"WOY! BANGUN GAK LU PADA?! ATAU TITID KALIAN GUE POTONG!"

Deon dan Adnan langsung bangun. Kaget mereka gara-gara teriakan si Agam.

"Paansi?!" Tanya Adnan yang emosi karena tidurnya diganggu.

"Kita mau keluar sarapan. Kalian kalo gak mau ikut, kita tinggal." Ucap Abel.

"Iya iya anjir. Dah balik kamar dulu mau siap-siap." Deon keluar diikuti Adnan. Mereka jalan ogah-ogahan soalnya nyawanya belum terkumpul sempurna.

"15 MENIT KALIAN GAK BALIK, KITA TINGGAL!" Teriak Agam dari dalam kamar.

Langsung aja kedengaran suara rusuh orang lari dari luar.

"WHAHAHA anjer. Bengek gue haduh." Abel udah pegangin perutnya yang sakit gara-gara ketawa.

Ada-ada aja emang kelakuan temannya.

[•] ᴠᴏɢʟɪᴏ ʙᴀᴄɪᴀʀᴛɪ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang