"Lai Guanlin, 17 Tahun, Pindahan dari Taipei"
Perkenalan singkat seorang laki-laki tampan itu berhasil menyita seluruh perhatian siswa-siswi tingkat II kelas A salah satu sekolah menengah atas di Seoul. Bagaimana tidak, setelan jas biru dongker dengan kemeja putih dilengkapi dengan celana panjang berwarna cream itu terlihat begitu pas bertengger di tubuh tinggi guanlin. Jangan lupakan tentang wajahnya yang terukir begitu sempurna tanpa goresan apapun, semua itu mampu menarik mata siapapun yang memandangnya.
Yah, tak terkecuali sepasang mata bulat lucu yang kini menaruh perhatian sepenuhnya kepada manusia tampan yang berdiri tepat didepannya. Mungkin ini adalah satu kali seumur hidup ia bersyukur karena ditempatkan di bangku paling depan.
"Baiklah guanlin, kau boleh duduk di bangku paling belakang sebelah jendela, hanya itu yang tersisa, tak apa kan ?"
Guanlin hanya menganggukkan kepalanya nya saat gurunya menawarkan bangku paling belakang untuknya, terlalu malas untuk berbicara. Kemudian berjalan gagah ke arah bangku yang sudah menjadi bangkunya sekarang, mengabaikan tatapan 'pacari aku' dari siswi dan siswa uke, duduk dengan tenang dan memilih untuk mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kelas barunya.
Ketika matanya sampai ke arah bangku paling depan, terpampanglah manusia lucu seperti 'mochi' melambai-lambai kearahnya. Mengernyit heran, dan segera mengabaikannya. Tanpa tau, tatapan yang sedikit redup setelahnya.
Enam puluh menit awal dilalui para siswa dengan semangat yang lumayan tinggi, namun enam puluh menit kedua adalah waktu yang ingin segera di lewati oleh semua pelajar disitu, karena... Jam kesenangan setelah itu akan dimulai, Jam istirahat.
Saat jam istirahat seperti ini, kelas akan sangat sunyi karena semua orang pasti berbondong-bondong menyerbu segala jenis makanan di kantin pusat.
Niat awal Jihoon sebenarnya pun ingin kekantin, tetapi ia urungkan karena melihat siswa baru itu hanya diam saja dibangkunya. Dan baru sadar sedetik kemudian kalau guanlin adalah siswa baru di situ.
"Kau tidak ke kantin, Guanlin ?"
Baik-baik ia tanyakan, yang ia dapat hanya lirikan sekilas dan selebihnya diabaikan begitu saja.
"Perkenalkan, aku Park Jihoon"
Lagi, tidak ada itikat baik untuk membalas uluran tangan Jihoon yang bermaksud baik mengajaknya berkenalan.
"Emm, Jika kau ingin ke kantin aku bisa mengantarmu, atau ingin sekedar melihat-lihat sekolahan ini, kau kan baru"
"Pergi"
Hanya satu kata yang didapatkan dari pemuda tampan itu, memang hanya satu tapi itu cukup menyakitkan.
"Aku hanya ingin membantumu, Maaf jika kau terganggu olehku, jika kau butuh bantuan, jangan sungkan untuk minta tolong padaku. Permisi"
Dirasa guanlin tidak mungkin menjawab, Jihoon berbalik dan mulai melangkahkan kakinya perlahan menuju kekantin. Berharap bahwa guanlin akan memanggilnya, tapi yang dilihatnya malah guanlin yang tertidur dibangkunya.
"Siswa baru itu sangat dingin"
.
.
.
.
.
.Sesampainya dikantin, ternyata para sahabatnya sudah menunggunya, atau mungkin tidak karena mereka semua tidak menghiraukannya dan lebih memilih untuk fokus berkutat dengan makanannya.
"Hei kalian semua tidak menungguku ? Jahat sekali !"
"Apa kau tidak ingat tadi kau tidak menghiraukan panggilanku ha ?"
Daehwi yang mulutnya tersumpal oleh penuh makanan pun menyahuti ucapan jihoon dengan nada kesal.
"Oh ! Ternyata kau tadi memanggilku ya, maafkan aku , aku tidak mendengarnya..."
"Aku terlalu fokus dengan sesuatu"
"Apa itu ?"
"Emm apa ya, jodohku mungkin"
"Terserah kau saja hoon"
45 Menit dirasa lebih dari cukup kalau hanya untuk meghabiskan semangkuk ramyeon yang mereka pesan, tentu diselingi candaan yang bisa membuat tawa mereka meledak-ledak.
"Aku akan ke kelas ku dulu, aku lupa mengerjakan pr bahasa inggrisku"
"Tumben sekali kau lupa sesuatu yang penting hoon"
"Sekali-kali aku ingin merasakannya"
"Dasar aneh"
"Sampai jumpa pulang sekolah nanti"
Mereka -Jihoon,Woojin,Daehwi dan Jinyoung- memang tidak berada dalam satu kelas yang sama, tetapi mereka tetap berteman baik.
Class
'Apa guanlin masih tertidur ? Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Apa aku harus membangunkannya ?'
"Guanlin bangunlah sebentar lagi pelajaran akan dimulai"
"Eng"
Gumaman pelan dari guanlin sebenarnya sudah cukup membuktikan bahwa ia tidak mau diganggu oleh siapapun dari acara tidur siangnya.
"Hei, bangunlah guan, atau kau akan dimarahi guru"
"Is, Diamlah dan jangan ganggu aku !"
Jihoon kaget mendengar bentakan dari guanlin, ia tak tau niat baiknya membangunkan guanlin akan membuat pemuda itu terlihat sangat marah padanya.
"Ma-"
"Berhenti meminta maaf dan pergilah ! Jangan pernah dekati aku lagi !"
Jihoon separuh menyesal telah membangunkan guanlin karena pemuda tampan itu benar-benar marah kepadanya sekarang, bahkan tidak ingin bertatap muka dengannya lagi sekarang, padahal ini pertama kalinya mereka berdua bertemu.
Karena tidak ingin membuat guanlin semakin marah, ia bergegas menuju ke tempat duduknya sebelum siswa lainnya masuk. Jihoon tidak ingin siswa lainnya melihat sisi kasar dari seorang Lai Guanlin, dan dia tau ini semua adalah salahnya dengan berani mengusik orang yang belum kenal dengannya. Dia merasa tak tau diri.
"Padahal aku menyukainya, tetapi aku malah membuatnya risih karena ulahku"
Jihoon berbisik berbicara kepada dirinya sendiri, tanpa ada yang mendengar.
Kurasa...
Tbc