Pt.3

1K 144 1
                                    

Jihoon benar-benar berusaha berhenti untuk memperhatikan guanlin dan mulai menutup semua lembaran buruknya kemarin dengan guanlin. Jihoon jadi tau seberapa terganggunya guanlin dengan hadirnya jihoon. Walau terkadang perasaan itu datang lagi saat tidak sengaja sorot matanya bertemu dengan mata tajam guanlin, tetapi ia tepis perasaan salah itu karena jihoon tau, guanlin terlihat bahagia bersama dengan kekasihnya saat ini.

Seperti saat ini, jihoon kembali ke kebiasaan awalnya, makan dikantin dengan para sahabatnya dan berusaha terlihat riang seperti tidak terjadi apa-apa. Dan sukses membuat para sahabatnya tidak melihat ada masalah yang rumit telah dihadapi oleh jihoon. Acting yang bagus bukan ?. Walaupun hatinya masih terasa getaran kesakitan akibat dua sejoli yang terlihat begitu akrab tepat di meja barisan ke delapan di seberang meja jihoon. Mengalihkan perhatian adalah hal yang bisa dilakukan jihoon saat ini.

Beruntungnya jihoon saat ini ia dikelilingi oleh teman yang bisa membuat ia melupakan mimpi buruknya untuk sementara.

"Hei ! Kau kenapa hoon ?"

Mungkin manusia satu ini tidak masuk dalam list manusia tidak peka. Jinyong akan cepat tanggap akan suasana dan aura disekitarnya.

"Tidak, aku tidak apa-apa"

"Kau tau, kau sering melamun dan kebanyakan dari tatapanmu adalah kosong"

"Hei ! Bagaimana tatapan ku tidak kosong kalau soal fisika itu menggerogoti isi mataku. Hah ! Aku ingin memakan sesorang yang membuat 'fisika' itu hidup-hidup"

"Eww, fisika ternyata telah mengubahmu menjadi kanibal dan itu menyeramkan hoon"

Gelak tawa menghiasi waktu istirahat mereka. Sayangnya kesenangan itu harus terhenti saat bel masuk berbunyi. Menyebalkan ya ?

"Aku akan kekelasku dulu"

"Hati-hati dijalan hoon"

"Hei, jarak kantin dan kelasku hanya beberapa langkah. Memangnya ada yang mau menculikku ?"

"Ada hoon ! Aku ! Dan aku akan menggerogotimu jantungmu"

"Itu gila daehwi"

"Hahaha"

Berjalan kembali ke ruang yang sebenarnya jihoon sudah tak ingin masuk ke dalamnya. Ku kira kalian tau alasannya !. Harapan jihoon nanti adalah ia tidak akan melihat guanlin sama sekali walau tak sengaja. Kalau perlu ia akan memejamkan matanya saat guanlin melewati bangkunya. Dan benar saja, jihoon terus-terusan menunduk melihat kearah bukunya di atas meja sampai gurunya datang. Tujuannya hanya satu. Tidak melihat guanlin.

Sebenarnya sempat ada kernyitan heran dari guanlin atas sikap jihoon yang berbeda. Tidak ada mata bulat yang selalu melirik kearahnya. Tapi, yah ! Perasaan heran itu hanya hinggap sebentar dibenaknya. Setelahnya ia tidak peduli.

Mungkin...

Simple (PanWink) (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang