Setelah pertemuan dengan Ibu D saat weekend kemarin dan bertukar kontak dengannya beberapa hari ini intens berkomunikasi.
Bahkan gue di invite menuju grup aplikasi chatting mereka dan mengenal satu sama lain dengan member lainnya baik yang aktif maupun yang sementara offline.
Pandangan pertama gue terhadap mereka glamour dan mewah walaupun ini sepintas hanya pandangan via foto foto yang dishare oleh mereka sehari hari.
Untuk usia rata rata 38 tahun dan semua sudah mempunyai anak anak baik remaja maupun dewasa bahkan yang paling senior mempunyai cucu 1 yang lucu.
Dari grup pula bisa akrab dengan Ibu R,ibu G,Ibu A,Ibu N,dan dengan Mas B yang bertugas sebagai juru foto grup ini dalam berbagai acara baik offline maupun private.
Gue masih proses adaptasi dan belum banyak bicara hanya sekedar untuk melihat apa sih yang ada dalam grup imi,walau sebagian dari mereka enak sekali orangnya dalam bercerita.
Beberapa tempat juga diberitahu sama gue dimana akan dilangsungkannya acara arisan.
Dari grup ini pula gue tau tidak hanya sekedar arisan,ternyata mereka juga kumpul kumpul disaat ada seorang kawannya ulang tahun.
Selanjutnya gue pelajari masalah rule yang ada di grup ini dalam melaksanakan acara,kalau dibilang ribet ya memang ribet buat gue.
Mulai dari tempat,kostum,alat komunikasi, konsumsi dan dokumentasi gue total yang urus bisa dibilang bagian umum kalau begini.
Dari yang pertama kostum kadang sampai sepekan sebelum acaranya masih ribet ini itu ada yang tidak cocok,kadang2 pula ada yang pengen ngerjain masalah kostum.
Dari alat komunikasi ada yang berusaha membawa ke dalam tempat acara,disini gue kadang risih tidak enak hati dalam meminta gadget mereka,karena cuma kamera juru foto saja yang diijinkan masuk ke dalam area lainnya dilarang keras saat sudah dimulainya acara.
Konsumsi juga terkadang tidak cocok satu dengan yang lainnya yang membuat jadi pekerjaan tambahan karena sampai mepet sekali mendekati acara baru diputuskan.
Dokumentasi hal terparah yang gue temui,gue kebagian jatah membagikan satu persatu kepada semua grup tanpa terkecuali,tidak dibagikan di grup tapi ke personalnya,terlebih bagi yang dapat door prize fotonya pasti bikin tubuh seperti melewati kuburan merinding disko.
Kadang gue saja merinding apalagi sang juru foto ya gue membatin selama ini.
Terakhir tempat ini juga banyak member yang rewel biasanya alasannya jauh dan dekatnya rumah mereka,alasan macet dan takut pulang malam sudah umum di telinga gue.
Semua yang ribet biasanya dapat ditengahi oleh Ibu D sang senior biasanya setelah itu ada keputusan yang diambil dibarengi ketawa lebar.
Untuk tempat kadang di hotel tapi seringnya di rumah ada beberapa yanh disewa untuk berlangsungnya acara tersebut.
Hari H juga terkadang sering reschedule maklum kadang mereka ada acara yang tidak bisa ditinggalkan,sengaja gue tidak buka apa aktifitas mereka terutama pasangannya karena masuk privasi ya harap maklum.
Door prize sendiri jadi bagian tersulit yang gue hadapi,kadang saat meminta rekomendasi dari penerima dooe prize suka aneh aneh mintanya,dan itu bikin gue pusing dalam mencari baik di online maupun offline.
Sudah begitu teman teman penggembira lainnya suka kasih ide nyeleneh juga yang semakin membuat pusing.
Dari adaptasi ini gue sedikit mengerti mereka ini orang sibuk sebenarnya hanya ingin sensasi dan teman baru untuk berpetualang dalam hidup.
Door prize juga jangan berpikir untuk berakhir di pelukan terkadang zonk bila mood tidak terbangun selama acara berlangsung,bisa diserobot yang lain atau zonk sama sekali sampai selesai.
Adaptasi yang buat gue tersenyum bisa mengetahui aktifitas seperti ini di kota metropolitan.
Itulah adaptasi di grup yang gue rangkumkan sepadat dan sejelas mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arisan Underground ( Kisah Nyata )
Non-FictionSebuah kisah nyata sebagai EO arisan ibu ibu kota metropolitan dengan para brondongnya. Bukan hanya berkutat dengan arisan seksualitas tapi ada beberapa kegiatan sosial yang kerap hadir bila sudah bosan acara ranjang. Temukan tips dan trik maupun in...