3😇

9 1 0
                                    

Tidak terasa, sudah 1 jam Madam Raverra berada di cafe itu dan tidak sedetikpun ia mengalihkan pandangannya dari sang malaikat maut yang susah payah dicarinya, Vian.

Sementara yang ditatap tidak merasa terganggu sama sekali karena dia sibuk dengan dunianya dan anime yang ditontonnya dari HP ( wifi non stop!!!)

Kriiinggg

HP Madam Raverra berbunyi. Ia mengambil HP nya dan dahinya berkerut melihat nama pemanggil, Miss Maria. Apa ada masalah?

"Halo?"

'Madam, gawat!!!' teriak Miss Maria dari seberang telepon, membuat Madam Raverra spontan sedikit menjauhkan jarak HP dari telinganya.

"Gawat kenapa?"

'Tadi utusan surga datang. Mereka ingin melihat ke 3 malaikat yang kita janjikan 3 tahun lagi akan kita kirim ke sana.' jawab Miss Maria panik, terdengar jelas dari nada suaranya.

Madam Raverra terdiam, pasalnya dia baru mendapat 1 dan bahkan belum dibawa ke sana.

"Dimana pihak surga sekarang?" tanya Madam Raverra.

'Masih disini. Mereka berada di ruangan anda. Mereka bilang tidak akan pulang sebelum mereka melihatnya.'

"Kalau gitu apa boleh buat." putus Madam Raverra.

'Maksud anda?' kali ini ganti Miss Maria yang bertanya.

"Utus saja calon malaikat kita yang lain untuk berpura-pura menjadi ke 3 malaikat tersebut." usul Madam Raverra enteng.

'Apa anda bercanda?' kali ini, Madam Raverra hampir menjatuhkan HP nya mendengar teriakan Miss Maria, sepertinya dia berbakat menjadi bell sekolah, nih. Patut dicoba!!!

'Anda...ingin...menipu..pihak..surga?' tanya Miss Maria terbata-bata.

"Kenapa? Kan mereka hanya para malaikat bekas calon anak didik kita.

'Anda yakin kalau mereka itu hanya malaikat? Yang Tertinggi gimana? Anda ingin menipu Nya juga? itu namanya sama saja dengan menggali kubur sendiri!!!! Lebih baik anda kubur saja saya daripada harus berbohong dan berhadapan dengan Nya.' jelas Miss Maria dengan ketakutan luar biasa.

Skakmat!!!

Madam Raverra bingung harus menjawab apa lagi.

"Apa Dia ikut? Yang Tertinggi ikut?' tanya Madam Raverra pelan. Oke, sekarang dia takut. Siapa coba yang tidak takut berhadapan langsung dengan Sang Pencipta?

'Tidak. Tidak mungkin Dia ikut. Tapi, aku yakin dia mengawasi kita. Tidak ada yang bisa lolos dari pengawasannya, benar kan?'

Madam Raverra memandang sekitarnya. Jangan bilang kalau Sang Pencipta mendengar apa yang direncanakannya tadi?

Oh tidak, dia sudah berdosa!!!

Madam Raverra menundukkan kepalanya, merasa malu karena sempat berpikiran jahat.

"Ampuni hamba. Hamba berdosa telah membiarkan pikiran iblis tersebut meracuni hamba. Hamba sungguh berdosa dan tidak layak." sesal Madam Raverra.

'Madam? Jadi gimana?' tanya Miss Maria.

"Aku akan segera kesana. Aku akan mengatakan yang sebenarnya.Aku harus bertanggung jawab karena melalaikan tugasku." jawab Madam Raverra pasrah seraya beranjak dari tempat duduknya.

Sebelum dia keluar, alat nya berbunyi nyaring.

Sontak, dia menoleh ke sekeliling dan mendapatkan 2 orang remaja yang kira-kira seusia dengan gadis malaikat maut itu datang menghampiri sang calon malaikat maut.

Sepertinya mereka berteman.

Samar-samar, Madam Raverra bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Huh, kalian lama banget!!!" gerutu Vian dengan muka cemberut.

"Setidaknya kita gak bolos." balas Dira. Vian terdiam, kehabisan alasan untuk membalas sedangkan Dira tertawa puas melihat ketidakberdayaan Vian.

Oh, kurang satu!!!

Kalau kalian bertanya dimana Erin, dia baru keluar dari toilet dengan wajah lega luar biasa karena sudah puas mengeluarkan simpanan nya.

"Aduh, dek!!! Matanya dipake gak sih?" teriak seorang wanita.

Dira dan Vian menepuk jidat mereka bersamaan. Tanpa melihat pun mereka sudah tau itu ulah siapa.

"Maaf bu." jawab Erin seraya berlari ke bangku teman temannya dengan menutup wajah menggunakan tangan kerena malu, pasalnya semua pasang mata kini tertuju kepadanya
(Semua pasang mata kecuali ke 2 pasang mata sahabatnya)

"Erin.." tegur ke 2 sahabatnya sesampainya Erin di bangku tempat duduk mereka.

Erin hanya cengengesan menanggapi teguran ke2 sahabatnya.

Dira menghela nafas pasrah. Erin tetaplah Erin, ceroboh memang udah menjadi ciri khasnya.

yaudah, gak usah dipikirkan. Kita ganti topik aja yuk?" ajak Vian mengganti suasana.

Dira dan Erin mengangguk bersamaan.

mereka sangat asyik dengan topik mereka hingga tidak sadar kalau sedari tadi mereka diawasi oleh Madam Raverra.

Ckrek

Madam Raverra mengambil foto serta data diri mereka untuk dikirim ke surga.

1.Nama : Dira
    Jenis : malaikat bencana.

2. Nama : Vian
     Jenis : malaikat maut

3. Nama : Erin
     Jenis : malaikat karma.

Madam Raverra tersenyum puas dan tidak henti hentinya berterima kasih kepada Sang Pencipta karena memudahkan tugasnya, bahkan dia tidak perlu mencari, mereka sendirilah yang datang kesini.

Sekarang, tinggal memikirkan cara untuk membawa mereka.

Madam Raverra menghubungi warriornya.

"Bersiaplah, malam ini kita terpaksa harus mencuri 3 orang gadis." perintah Madam Raverra.

Sesudah dia mengakhiri teleponnya, dia berlutut, tidak memperdulikan tatapan aneh dari orang lain.

"Ampuni hamba Tuhan. Hamba berdosa. Hanya saja, hamba tidak punya waktu untuk menjelaskan pada mereka. Jadi, hamba curi saja mereka. Hamba sungguh hina." doa Madam Raverra.

Sementara di surga, Sang Pencipta hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku hamba nya yang satu itu.

"kau harus membawa pesananku secepatnya, Raverra. Kali ini aku memaafkanmu dan tetap akan seperti itu sampai matahari tidak menampakkan wujudnya lagi." gumam Sang Pencipta.

Gimana?

Ok gak?

Sorry kalau sedikit, cuma 700 an kata, soalnya author lagi keburu waktu.

Tinggalkan jejak ya😙😙😙

S.P AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang