Hey.. sebelumnya aku mau ngasih tau.
Baik Sebelum atau sesudah membaca harap menekan bintang. Simple.. hanya untuk saling menghargai.. jika kalian suka cerita ini maka mudah kan untuk memberi vote. Dan jangan lupa juga untuk komen.. bukan hanya sekedar kata 'next' gk tau.. rasanya antara seneng sama sedih liat yang komen 'next' doang.. ayo bermutualisme. Karena dengan vote dan comment dari kalian bisa membuat semangat aku sebagai penulis.
Aku bukannya ngemis atau apa. Cuma ngeluarin unek unek aku aja.
Soo.. selamat membaca karyaku .☆☆☆☆
Jihoon side.
Aku duduk memandangi padang ilalang di depanku,dedaunan serta bunga ilalang yang berseok-seok terbawa angin seolah mengajakku untuk ikut bermain, serta angin yang menerpa wajahku.
Aku melihatnya,sosok yang selalu ku kagumi tengah memegang busur serta anak panah.
Wajahnya terlihat seperti pahatan yang indah,serta tatapan tajamnya yang entah kenapa selalu membuat jantungku berdetak lebih cepat.
Memandangnya membuatku merasa nyaman.
Apa aku menguntit? Tidak,aku hanya tak sengaja melihatnya.Aku terkejut saat dia melihat ke arahku,dengan segera aku membalikan badan dan berjalan menjauh. Namun,sebuah anak panah sukses menancap pada batang pohon di depanku.
"Lee jihoon,apa yang kau lakukan di sini?"
Suara berat nan tegas terdengar di telingaku"Sayaa.. hanya tak sengaja melawati daerah ini" ucapku terbata saat ia mencekal lenganku,cukup kuat hingga membuatku sedikit meringis karena sakit di pergelangan tanganku. Dia menatapku tajam
"Kebetulan? Kebetulan yang membuatmu betah untuk tinggal?"
"Maaf... akh"
Dia melepaskan cengkramanya,pergelangan tanganku sedikit memerah.
Dan iapun pergi meninggalkanku.Apa aku serendahan itu?
☆☆☆☆
Mulai hari ini dan seterusnya aku akan tinggal di istana kerajaan,Raja menyuruhku tinggal guna untuk menjadi tabib di kerajaan dan aku menyutujuinya begitu saja.
Antara merasa bodoh dan menyesal.Aku di tempatkan di sebuah vafiliun dekat kolam teratai,bagian paling dalam dari istana.
Sedikit terasa berat karena harus meninggalkan ayah sendirian.
Namun,ini semua terlanjur terjadi dan aku tak mau jika aku kembali ke rumah dan tak hidup tenang setelahnya.
Tugasku di sini hanya sebagai tabib kesehatan,keseharianku hanya akan di isi dengan hal yang terasa hampa.Karena merasa bosan dan tak ada hal penting yang harus ku kerjakan,aku melihat alat untuk menyulam. Semuanya masih lengkap dari mulai kain,benang,jarum serta peralatan yang lainnya.
Akupun mulai untuk menyulam demi melepas kebosananku.
Walaupun aku hanya di besarkan oleh ayah namun aku bisa mengerjakan pekerjaan perempuan sebagai mestinya.Namun tak terasa matahari sore mulai terlihat,aku berhenti menyulam dan berjalan kearah kolam teratai.
Aku bisa melihat dengan jelas bunga teratai yang bermekaran dari atas jempatan di tengah kolam.
Pandanganku beralih pada sekumpulan bunga matahi di tepi kolam dan akupun tertarik untuk melihatnya lebih dekat.
Pohonya seukuran dengan tinggi badanku dan bunganya terlihat cukup besar untuk ukuran bunga matahari biasanya."Apa yang sedang kau lakukan disini"
Suara itu berasal dari arah belakangku,walaupun aku tak membalikan badanku namun aku tahu siapa pemilik suara itu"Soonyoung wangja-nim"
"Aku bertanya apa yang sedang kau lakukan di sini?"
"Hanya melihat lihat saja tidak lebih"
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Loves (SOONHOON GS)
FanfictionMengisahkan tentang seorang gadis biasa yang mengagumi seorang pangeran.