Bagaikan ada kilat yang sedang menyambar di hatinya. Senyuman, suara, detakan jantung itu, membuat hatinya luluh seketika.
Dengan langkah yang pelan, lelaki itu--Arkana memberanikan diri menyapa perempuan yang sedang membaca buku di pojok ruangan cafe itu. Hujan terus-menerus berjatuhan terlihat melalui jendela cafe, membuat perasaan bersalah semakin berat hadir dihatinya.
"Hei." Kana menyapa Reres dengan hati yang terasa seperti ada badai di laut, terombang-ambing.
Perempuan itu menoleh, dan dalam hitungan detik mata mereka bertemu, saling memberikan arti yang berbeda. Ada yang tersakiti dan ada pula yang rindu.
"Boleh gue duduk disini?" tanya Arkana menatap kursi kosong yang tepat berada di sebrang perempuan itu.
Reres hanya mengangguk tanda mengizinkan.
Hening.
Mereka berdua sama-sama diam tak tahu harus apa. Hujan semakin deras. Reres mulai menggosok-gosokan tangannya pada bahunya yang terbuka karena dress yang ia pakai.
"Udah lama banget ya," Kana memecahkan keheningan dengan kekehan renyah di akhir.
Reres memejamkan mata. Berharap semua adalah mimpi, termasuk bertemu dengan orang di hadapannya sekarang.
"Ya. Dan kamu sudah berhasil membuka kembali luka lama yang kamu buat sendiri. I hope this is the last we meet. Don't just looking for me. In there, so many woman better than me. So, please, stop." pada akhir kalimatnya, Reres mencoba untuk tersenyum mencoba membuat kesan terakhir mereka lebih baik. Reres berdiri dan kemudian berjalan meninggalkan Kana yang tengah menatap kepergian perempuan itu.
"Then, what should i do if i can't?" gumam Kana dengan suara kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Memories
Fiksi RemajaHidup itu penuh lika-liku, sakit hati, penderitaan, tangis, rasa sesak dan penghianatan. Dan pasti semua itu akan mampir ke dalam hidup mu. Reresa seorang gadis cantik, berwajah lugu, memiliki mata indah menjalani hidupnya dengan sangat sabar. Deng...