Sebuah Perkembangan dan Kura-Kura

13 2 11
                                    



.

.

.

.

.

Beberapa bulan kemudian, saat itu sekolah baru saja di mulai selepas liburan semester. Andri datang kepadaku membawakan sebuah benda kecil ditangannya. Gantungan kunci, dari bahan resin bening dan ada warna pink di bagian bawahnya, dengan kerang dan bintang laut kecil di dalamya. Cantik.

"itu oleh oleh liburan ku buat kamu" tampang berandalnya berubah malu - malu. Lucu sekali. Apa apaan coba?

"kenapa ngasih oleh-oleh?"

"ya mau aja, mau gamau harus di terima" ucapnya sambil mengusap tengkuknya gugup.

Aku Cuma menggangguk-angguk . Aku juga gugup tau!

Oya, saat itu punya sahabat, sebut saja dia Mawar. (Iya itu nama samara. Karna ada kemungkinan dia punya wattpad, so...yeah, lebih baik di samarkan :D). Dan dia benci Andri, mukanya akan ditekuk jelek sekali kalau melihatku bersama Andri. Awalnya aku mengira itu karna dia gak suka berandalan itu mendekatiku, dia termasuk sahabat yang over protektif soalnya. Akan cemburu kalau aku lebih sering bersama teman yang lainya dari pada dia. Tapi itu awalnya, tidak setelah aku tau kalau....

Saat itu aku memintanya memberitau ku siapa laki-laki yang dia suka. Kita sedang duduk-duduk di samping lapangan ; menonton anak kelas sebelah bermain bola.

"aku suka laki-laki yang....pakai plester di jidatnya" ucapnya.

Ada dua orang yang saat itu aku lihat memakai plester di jidatnya hari ini. Andri salah satunya.

"siapa sih?" bukan andri kan? Iyakan?

"ada dehhh...." ucapnya sambil pergi meninggalkan ku.

Aku cengo. Masih belum percaya. Aku memang belum pernah menceritakan perasaan ku tentang Andri kepadanya. Dan hal apa saja yang terjadi di antara kita saat dia tidak ada. Pertama gengsi aku si anak guru killer ini ternyata malah jatuh cinta pada berandal macam andri. Kedua malu, aku tidak tau harus berbuat apa, ini cinta pertama ku kalau kalian mau tau.

Aku belum bilang padanya soal gantungan kunci yang andri berikan. Tapi ternyata dia sudah tau, katanya dia melihatku dan Andri di lorong kelas waktu itu. Mawar memberiku sebuah gantungan kunci juga, berbentuk menara kembar petronas warna emas. Katanya, itu oleh-oleh dari Omnya untuk ku. Aku cukup sering main kerumahnya, begitu juga dia , jadi kami cukup dekat dengan keluarga masing-masing.

"Ayo tukeran " Ide bodoh itu tiba tiba tercetus di otak ku. "aku kasih kamu ini, kamu kasih aku gantungan itu". Mungkin pertama ; aku gengsi masih belum mau mengakui aku suka andri dan senang luar biasa menerima pemberianya. Kedua ; memastikan memastikan benar atau tidak Andri adalah orang yang mawar suka.

"boleh" jawabnya tanpa tandeng aling-aling.

Aku melongo sebentar. Ga sangka akan di jawab selugas itu. Dan...aku menyesal, tapi aku pantang menarik omongan. Yasudah, kami pun bertukar gantungan kunci.

Aku tidak cukup bodoh untuk memberi tau andri soal hal ini, dia pasti kecewa sekali L .

.

.

.

.

.

Aku.....pasti sudah gila.

Tanpa sadar seminggu belakangan aku seperti terobsesi dengan berandal itu. Aku selalu ingin melihatnya, aku selalu mencarinya; diam-diam tentu saja.

Dia 'Dilan' Ku, Tahun 2006 ( Cerita Nostalgia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang