Berandal Kecil

32 6 11
                                    


Ini kisah tentang aku, anak dari salah seorang guru ditempat ku bersekolah dengan seorang berandal yang sering di hukum ibu. 'Dilan'ku Namanya Andri. Hobinya bolos, ribut, tawuran, dan merokok. Saat itu tahun 2006...

.

.

.

.

.

Perkenalan kami di mulai dari keisengan Andri yang hobi menjahili semua orang terutama anak cewek. Fyi, kami ga pernah satu kelas. Jadi, setiap waktu istirahat tiba orang ini akan berkeliling kelas mengunjugi beberapa sobatnya dan menjahili beberapa anak cewek. Dan kebetulan hari itu aku yang kena.

Aku adalah anak kutu buku, pendiam, penurut, dan tipe 'penegak kebenaran' di kelas. Bukan aku yang mau juga sih, dengan status anak guru tergalak di sekolah, aku di tuntut seperti itu.

Aku selalu kesal sekali setiap kali andri datang ke kelas.

"oh tukang ribut datang" pikirku.

Dan itu berarti aku akan mendengarnya nyanyian sumbang dari dia dan teman temanya sambil memukul-mukul meja pengganti drum. Lalu aka ada teriakan beberapa anak cewek yang dia jahili.

Saat itu aku sama sekali belum mengenal andri, aku hanya tau dia itu tukang ribut. Jadi saat semua keributan di kelas itu terjadi walaupun sambil mengomel dalam hati, tapi aku tidak melakukan apapun , tidak mau ambil pusing selama itu masih dalam batas wajar.

Tapi hari itu aku sangat amat marah. Keisenganya kali ini keterlaluan. Dengan teman - teman berandalnya dia menyingkap rok beberapa anak perempuan di kelasku lalu tertawa. Dan aku jadi salah satu korbanya. Marah? Tetu saja, aku bahkan memukul kepalanya. Dengan. Sangat. Keras. Dan berjanji akan melaporkanya pada ibuku. Saat itu aku belum tau namanya, aku bertanya pada teman ku, "Ah, jadi Andri namanya".

Keesokan hari nya aku aku melihat andri dan teman temanya di jemur menghormat bendera. Hahha tentu saja.

Berawal dari kejadian itu aku dan Andri jadi seperti anjing dan kucing, bertengkar dan menjahili satu sama lain.

Hari itu, seperti biasa Andri main ke kelas ku. Fyi dia itu sangat suka pakai topi. Tapi hari itu dia melepas topi sekolah yang selalu dia pakai lalu meningalkanya begitu saja di salah satu meja sibuk di kejar oleh salah satu anak cewe yang dia jahili. Dan oh....

"kesempatan bagus nih" pikirku.

Aku megambil topinya diam diam dan aku masukan ke kolong meja ku. Hahha, aku senang bisa mengerjainya. Tapi tidak lama waktu istriahat hampir habis, andri sadar ia kehilangna topinya. Dia bertanya dan berkeliling ke meja meja. Bukan apa - apa topi ini penting buat upacara, kalau tidak pakai topi bisa di hukum membersihkan WC dia .

Andri menuduh beberapa orang dan memeriksa kolong meja dan tas mereka, tapi tidak ada. Teman yang duduk di samping ku melirik, dia tau aku yang menyembunyikan topi itu, aku diam saja dengan wajah tanpa dosa seperti biasa. Andri berjalan kemeja ku.

"waduh gimana ini" ucapku dalam hati.

Tentu saja aku menolak pengeledahan sepihak itu. Tapi yah namanya Andri, berandalan ini mana bisa di tahan. Ditambah ternyata ada baeberapa anak yang melihatku mengambil topinya berseru :

" iya tuh si novi ngambil topi nya tadi" seketika semua mata tertuju padaku.

Hhh yaudalah aku kembaliin aja topinya. Dari pada panjang urusanya.

" Tuh kan cieee cieeee....." teriak beberapa orang.

Hah? Apasih ko cie cie?

Andri Cuma senyum sambil mengambil topinya lalu pergi, sementara yang lain masih meledeki. Aku tidak mengerti kenapa sih.

Iya aku watu itu masih polos banget kawan.

Setelah kejadian itu aku dan Andri jadi sering di cie-cie in. Dan Andri...sepertinya sama sekali gak terganggu, dia keliatan senang malah. arrgg sebel, makin sering saja dia menggodaku. Ceritanya hari itu aku datang ke kelas lebih awal, hari itu jadwal piketku, jadi aku harus merapikan kelas dulu sebelum pelajaran dimulai. Baru saja memasuki kelas, aku di sambut dengan tulisan nama ku di papan tulis kapur , besar sekali.

"ih ini siapa yang nulis sih?" kesal ku.

"itu Andri tau yang nulis" Sahut teman seper'piketan dari pojok kelas, dia bicara sambil menyapu ruangan. Buru buru saja aku hapus, sebelum banyak orang datang. Bisa repot, makin di ledek aku nanti.

"kamu jangan bilang yang lainya ya!"

temanku malah menjulurkan lidahnya sabil bilang "mauuuuu ah~~" Hhhh kesal.

.

.

.

.

.

Kisah ini berjalan amat lambat tidak banyak hal yang terjadi selain keisengan andri dan pertengkaran kecil antara kami. Dan akupun... masih tidak mengerti apa yang kurasakan. Tapi saat itu aku mulai terbiasa dengan kehadiran dan keisenganya. Andri itu sering sekali tidak masuk sekolah, entah itu bolos, sakit (pura pura sakit), atau di skors karna ribut dengan sekolah tetangga. Aku tau karna...diam diam aku mencari tau, bertanya pada teman sekelasnya, atau pada ibu.

.

.

.

.

.

Tahun dan bulan berganti, hari itu , sepulang les Bahasa Inggris. Langkah ku sudah dekat pintu gerbang belakang sekolah, dia berjalan menyusulku dari belakang,

"CAPLANGGG!!!" teriaknya.

iya telinga ku terlihat caplang sekali dulu, apalagi kalau rambutku di ikat kebelakang.

Tapi aku juga punya ledekan untuknya ; si TIKUS!, itu karena dua gigi depanya lebar dan panjang seperti tikus, harusnya sih gigi kelinci, tapi kelinci binatang favoritku terlalu bagus untuknya. Tau lagu anak - anak tikus makan sabun? Dulu lagu anak anak itu ngetrend sekali :D aku sering bernanyi lagu itu untuk meledek andri ( itu video nya kalau kalian mau liat :D ).

"DASAR TIKUS, PERGI SANA KE SOLOKAN!"

"tikus tapi gantengkan?" ucap andri dengan mimik lucunya. Iya lucu sekali. Dua gigi depanya yg besar jadi keluar, mata sipitnya jadi segaris.

"apanya ganteng kaya gitu" ketus ku.

"tapi suka kan??" balasnya menggoda.

Aku terlalu panik untuk berfikir waktu itu. Dan entah karna malu atau apa aku malah melemparkan pop ice dalam kantong yang sedang aku minum (tau kan? pop ice blender yang di wadahi di kantong plastik bening kiloan). Jadilah muka andri basah dengan cipratan pop ice rasa bubble gum; rasa favoritku. Dia cuma ngedumel. Aku sedikit merasa bersalah sih, tapi gengsi minta maaf.

"makanya jangan so ganteng!" ucapku sambil berlalu pergi. Jantungku Deg-deg'an.

.

.

.

.

.

Jika di pikir lagi sekarang aku yakin saat itu aku sudah menyukai Andri, tapi harga diriku enggan mengakui. Sejak saat itu kedekatan kami jadi terasa berbeda, ada sesuatu yang tidak bisa ku jelaskan.

Dia 'Dilan' Ku, Tahun 2006 ( Cerita Nostalgia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang