"Sekarang aku berharap padamu, tetapi ada saatnya untukku menyerah jika kamu tak mengharapkanku balik."
***
"Jadi intinya diskusikan materi ini dengan teman sekelompok kalian, dan besok berdiri didepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kalian, mengerti?"
"Mengerti Ms Broklin"
Semua murid tampak gaduh saat Ms Broklin berjalan keluar saat jam pelajarannya telah berakhir.
Tapi tidak dengan gadis yang tengah duduk diam dibangku sambil memainkan ponsel ditangannya. Memang sifat gadis ini sedikit berbeda daripada yang lain, saat semua murid tengah bersenang-senang saat tidak ada guru, dia malah memilih untuk bermain dengan ponselnya.
"Yak! Asyera, bisakah kamu berhenti memainkan ponsel kesayanganmu itu?" Saut malas sahabat gadis bernama Asyera tersebut.
"Yak! Kamu mengabaikanku lagi eoh?astaga Asyera kamu membuatku kesal"
Gadis bernama Zella itu langsung melangkahkan kakinya kesal berjalan menuju keluar kelas.
Zella tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang sudah tiga tahun berteman dengannya, bagaimana tidak? Asyera lebih memilih mengabaikan Zella dan tetap bermain dengan ponselnya itu.
"Dasar gadis nenyebalkan! Selalu saja mengabaikanku"
Zella kini berjalan menuju kantin dengan wajah ditekuk, tepat lima menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi.
Dan tentunya dia makan sendiri lagi dikantin tanpa ditemani oleh sahabat yang katanya menyebalkan itu.
"Bukankah itu Xiong? Astaga aku harus segera menemui Asyera"
Zella dengan langkah panjang berlari meninggalkan kantin berbalik berlari menuju kelas.
"Asyera!" Teriaknya saat dia sudah berada didepan pintu kelas.
"Yak! Bisakah kamu tidak mengangguku sekali ini saja?" Kesal Asyera saat tangan jahil Zella merebut ponselnya.
"Berdebatnya nanti saja! Hh, tadi aku melihat Xiong adkel yang kamu sukai dipukuli oleh dua orang ditaman" Kata Zella dengan nafas memburu.
Asyera yang mendengarnya langsung bergegas menuju kearah taman, yang dia pikirkan sekarang adalah dia harus menyelamatkan Xiong lelaki yang dia sukai.
"Hey?! Hentikan!" Asyera langsung berlari mendekati Xiong yang kini tengah terduduk ditanah dengan luka lembab diwajahnya.
"Kamu siapa berani menganggu kami?" Kata dua orang yang memakai seragam yang sama dengan Asyera, tampaknya dia juga siswa di sekolah ini.
"Tidak punya sopan santun! Beraninya kalian memukulinya?! memang apa salahnya, ha?! Apa kalian tidak tahu siapa aku?!" teriak Asyera didepan wajah kedua orang itu seraya menunjuk-nujuk wajah kedua orang itu bergantian.
Salah satu dari mereka tidak sengaja melihat kearah seragam Asyera yang terdapat angka '12', yang berarti gadis didepan mereka ini adalah kakak tingkat.
"Hoy! Dia kakel! Ayo pergi sebelum kita berdua kena masalah" Saut salah satunya dan berlari meninggalkan Asyera dan Xiong.
"Dasar brengsekk!" Teriak Asyera.
"Kamu baik-baik saja? mau kubantu ke uks?"
Tangan Asyera mencoba untuk menyentuh wajah Xiong yang dipenuhi lembab itu, tetapi dengan kasarnya Xiong menepis tangan Asyera yang baru saja ingin menyentuh wajahnya.
"Tidak perlu! Sebaiknya kamu urus saja urusanmu sendiri, jangan memperdulikanku." Dengan tertatih Xiong langsung berdiri dan berjalan perlahan meninggalkan Asyera yang masih terduduk lemas ditanah.