Bab 12

163 8 3
                                    

Selamat Membaca!

Selama di perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara Anin dan juga Arga mereka hanya asik dalam pemikirannya masing masing. Sampai akhirnya Arga tidak tahan dengan keheningan di dalam mobil nya, ia pun membuka suaranya.

"Nin..."

Anin yang sedari diam dan hanya menatap ke arah depan, menengok ke sumber suara itu.

"Kenapa?"

Arga mengantungkan ucapannya, Arga tidak tega kalau harus meninggalkan Anin sendiri dirumahnya. Nanti siapa yang membangunkan si putri kebo nya itu, asisten rumah nya aja sudah pasrah dengan Anin. Abangnya? Dia jarang balik ke rumah. Arga bener bener bingung, bicara apa tidak.

"Lo kenapa si? Ada yang mau bicarain Ga?"

Arga terdiam sejenak.

"ARGA! Lo mau ngomong apa sama gue?, lama banget si cuma ngomong doang" Greget Anin sama Arga.

"Eughh.., jadi ginii.." Arga mengantungkan lagi ucapannya itu

"Jangan di gantung gantung kek, ngomong tinggal ngomong"

"Kesel gitu ya? Hahaha" ledek Arga

"Biasa aja si, udah sering di giniin"

"Masa si?"

Anin tidak menjawabnya.

Lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Kesempatan Arga untuk bicara sama Anin.

"Nin.."

"Nin Nin mulu perasaan, ngomong tinggal ngomong. Kok ribet banget"

"Sengaja biar bikin lo kesel" Ketawa kecil, sambil melihat ke depan, ternyata lampu lalu lintasnya masih merah dan belum berubah menjadi warna hijau.

"Jadi gini, gue akan pulang ke London"ucap Arga, dengan nada pasrah.

"Lo kok cepet banget Ga? Lo baru seminggu disini"

"Gue harus nerusin perusahaan bokap gue di London, soalnya bokap gue mau rencanain bikin perusahaan lagi"jelas jawaban Arga

"Berapa hari?"

"Bukan berapa hari"

"Terus?"

"2 mingguan lah Nin"

"Terus nanti siapa yang bangunin gue?"

"Harus bisa sendiri lah, masa harus gue mulu yang bangunin lo"

"Gue kalau bangunin lo mulu bisa stres gue"

"Hah? Kok bisa stres, emangnya gue gila"

Dan lampu merah, berubah menjadi hijau. Arga mengijak gas nya dengan kecepatan rata rata.

"Lo kan paling susah kalau di bangunin, mendingan gue bangunin anak singa"

Anin memanyunkan bibirnya.

"Bibir lo gak usah manyun gitu kali, jadi jelek" melirik Anin sebentar, lalu melihat ke arah depan lagi.

"Biarin aja" masih memanyunkan bibirnya.

Arga tau, ia harus kemana sebelum ia kembalikan Anin ke rumahnya.

Culik sebentar boleh kali ya. Batin Arga

Ia membelokkan mobilnya ke arah tujuannya.

"Lah ini mau kemana? Seharusnya kan masih lurus kok ini malah muter balik?" Tanya Anin bingung.

"Gue mau nyulik lo"

"Gimana bisa, gue kan kenal lo"

"Bisa lah apa si yang gak bisa buat gue"tertawa layak nya penjahat

"Terah lo deh, gue si ikut aja"

"Bener?" Menaikkan satu alisnya.

"YESSS!"

"Berarti kalau ke surga lo mau gak?" Kini senyum jahil nya terlihat di wajah nya Arga

"Hah?"
"Ke surga?"

Arga mengangguk.

"Harus mati dulu dong?"

"Ya iyalah"

"ARGA GUE GAK MAU MATI! GUE MASIH MAU HIDUP! GUE MASIH BANYAK DOSA ARGA!!" teriak Anin di dalam mobil

Lagi lagi Arga tertawa.

"Ihh.. kok lo malah ketawa si?" Kesel Anin.
"Ini beneran kita mau ke surga?"tanya Anin sangat polos dengan muka kebegoan
"INI BENERAN GA KITA MAU MATI?!" Tanya Anin sekali lagi.

Tapi Arga tidak menjawabnya. Arga melihat ke arah Anin sebentar muka Anin yang polos, panik, dan ketakutan. Rasa nya Arga pengen mencubit pipinya Anin yang sangat keras.

"Arga kok lo diem aja si?! Ini beneran kita mau mati?!"

Dan Arga memberhentikan mobilnya itu di pohon besar. Arga keluar dari mobilnya

Yang di dalam mobilnya Anin sangat ketakutan, ngapain Arga membawa Anin ke tempat seperti ini?

Arga langsung membukakan pintu nya Anin

"Turun, lo ngapain diem aja Nin?"

Di dalam pemikirannya, ia sangat ketakutan

"Kii-taa nga-pain ke-si-ni?" Dengan suara terbata bata

"Udah ikut aja"

Anin mengangguk dan keluar dari mobilnya Arga

Arga menuntun tangannya Anin.

"Gak! gue bisa jalan sendiri" Anin melepaskan tangan Arga dari pergelangan tangannya.

"Takut lo di terkam sama singa, lo mau gak di terkam?!"ucap Arga

"Ya enggaklahk
"Lo mau nakutin gue kan?! Tapi gue gak percaya si sama kata kata lo itu" dengan muka ketakutan

"Ga mendingan kita pulang aja, gue gak asing sama tempat ini, ayo Ga pulang!" Rengek Anin seperti anak kecil

"Lah beneran nih?"tanya Arga

"Iya! Gue takut soalnya, lo malah ngajak gue ke hutan, emang dikira gue Serigala atau Vampire"jawab Anin, jalan duluan meninggalkan Arga yang masih terdiam di tempat itu.

"Tadi katanya gak takut, kok malah bilangnya takut?! Aneh lo"

"Siapa yang bilang gue berani?! Gue kan bilang nya takut, lo yang aneh kali"

"Tadi lo yang bilang kaya gitu"

"Berisik! Ayo pulang!"teriak Anin dari kejauhan. Dan berhenti memutar tubuhnya melihat ke belakang ternyata Arga tidak jalan dari tadi.

"Lo ngapain diem aja si?"

Arga tidak menjawabnya, ia langsung jalan menyusuli Anin.

Anin menungguin Arga di depan mobilnya.

"Lama banget tuh orang kalau jalan" sambil menyilang kedua tangannya.

Dan Arga sampai juga ke depan mobilnya.

"Lo cepet amat udah sampe sini aja"

"Lo nya yang kelamaan, gue nungguin lo sampe lima belas menit lo baru nyampe?"

"Ya sorry, tadi gue abis di telpon sama bokap gue"

"Pantesan lama" Anin melangkah untuk memasuki ke dalam mobilnya dan di cegah oleh Arga

"Biar gue aja yang buka pintu nya"

Anin tersenyum sebentar, "Thanks"

Arga membukakan pintu untuk Anin, Anin segera masuk ke dalam.



Yeyyy makasih udah mendukung cerita Anindya, kini yang baca nya udah 2,4k makasih banyak. Oiya Vote dan komentar nya jangan lupa, gimana nih cerita di part ini seru apa enggak?





ANINDYA (Sedang Di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang