Selamat Membaca!⏳
SEMBILAN TAHUN SEBELUMNYA
Universitas Oxford, Inggris, UK
Lorong kampus tampak begitu ramai di penuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi yang ada. Selain ada beberapa yang sedang berbincang, ada pula sosok yang menyebabkan sebagian mata para kaum hawa teralihkan.
Sebagai salah satu mahasiswi disana, Abigail ikut memerhatikan tatapan penuh kekaguman dari sebagian perempuan. Ia ikut menatap lelaki tampan berkulit putih dengan mata biru terang bak lautan sedang berbincang dengan kedua sahabatnya.
Tentu Abigail mengenal siapa ketiga lelaki yang sedang menjadi sorotan para kaum hawa. Mereka adalah Maxwell Wilmer, Luther Skriver dan Steve Ackles. Ia dapat mengetahui namanya berkat beberapa perempuan yang sering membicarakan ketiganya. Semua perempuan mengagumi mereka—terutama Steve. Dirinya termasuk dalam golongan yang mengagumi sosok Steve.
Debar jantung Abigail berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ia tidak jadi melangkah setelah menyadari sosok idamannya. Ia begitu gugup jika berhadapan dengan kakak seniornya yang berbeda jurusan itu. Tangannya mengerat memegangi empat buah buku dalam pelukannya sambil terus memandangi Steve yang semakin berjalan mendekat.
Melihat Steve menampilkan senyum apalagi tertawa adalah sebuah anugerah terindah. Abigail berharap lelaki itu tidak cepat-cepat pergi dari hadapannya.
Ketika Steve bersama kedua sahabatnya berjalan mendekat, ada sekumpulan perempuan menabrak tubuhnya dengan keras karena ingin menghampiri Steve. Kontan berkat ulah para perempuan itu, ia terjatuh dan semua buku berserakan di lantai.
Abigail menggerutu kesal. Menyebalkan sekali para perempuan itu!
Sesaat Abigail akan mengambil dua buku lainnya yang terlempar cukup jauh dari tempatnya berada, sebuah tangan sudah lebih dulu mengambilkan. Ia mendongak sedikit untuk melihat siapa sosok yang telah berbaik hati membantunya.
Lelaki itu menyerahkan dua buah buku miliknya sambil menarik senyum. "Bukumu,"
Abigail mengetahui siapa lelaki baik hati yang telah membantunya—Maxwell. Ia pun menarik senyum dan mengambil bukunya dari lelaki itu. Di antara mereka bertiga, Maxwell memang terkenal yang paling baik dan ramah senyum.
"Terima kasih atas bantuanmu," ucap Abigail malu-malu.
"Tidak perlu. Lain kali hati-hati ya," ujar Max yang kemudian berdiri. "Berikan bukumu padaku supaya kau bisa berdiri lebih dulu," lanjutnya seraya mengulurkan kedua tangannya bersiap mengambil alih buku Abigail.
Pelan-pelan, Abigail menyerahkan bukunya pada Maxwell lalu berdiri setelahnya. Sesudah itu, ia segera mengambil bukunya kembali karena tidak ingin menyusahkan Maxwell. Tanpa sengaja matanya melihat ke arah Steve yang tengah di kelilingi oleh banyak perempuan.
Abigail langsung mengalihkan pandangannya lalu kembali melihat Maxwell sambil menampilkan senyum.
"Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu, Maxwell."
"Sudah ku katakan, tidak perlu berterima kasih."
Abigail tidak akan heran jika banyak perempuan yang menyukainya. Ah, selain tampan, dia juga baik.
Tidak lama kemudian, Steve berjalan melewati Maxwell bersama Luther. Ia melihat Steve tidak menoleh ke arahnya sama sekali. Padahal ada Maxwell yang sedang berdiri di depannya.
"Sepertinya aku harus pergi. Sampai jumpa lagi, Abigail Rosaline," pamit Maxwell yang kemudian melangkah cepat mengejar kedua sahabatnya.
Abigail terkejut mendengar Maxwell mengetahui namanya. Bagaimana dia tahu namaku? Aku belum pernah berkenalan dengannya ...
Dengan keheranan, Abigail menoleh ke belakang, mendapati Maxwell juga ikut melihatnya sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Sementara Steve sibuk berbincang dengan Luther.
Dalam hati Abigail menyayangkan mengapa harus Maxwell. Andai saja yang menolong adalah Steve, mungkin ia akan melompat kegirangan. Sayangnya kenyataan berkata lain.
Sayang sekali ... andai saja dia tahu perasaanku ...
* * * * *
Seperti rutinitas yang sudah berjalan sejak lama, Abigail selalu pergi ke perpustakaan bersama sahabatnya—Rara. Ia tengah sibuk melihat dan memilah buku yang perlu ia pinjam untuk bahan mata kuliahnya nanti.
"Abby, kau tahu tidak kalau Steve Ackles sering bercumbu di beberapa tempat yang ada di kampus?" Rara berbisik.
Abigail sedikit terusik mendengarnya. Ia pun menelengkan kepalanya ke samping, menatap Rara dengan wajah tidak percaya. "Yang benar? Kau mendapat gosip darimana?" tanyanya penasaran.
"Come on, Abby! Seluruh universitas tahu kalau Steve sering gonta-ganti kekasih dan mengumbar kemesraan di depan umum! Kau terlalu sibuk membaca buku sampai mengetahui gosip mengenai kesukaanmu saja tidak tahu!" ungkap Rara dengan suara yang sangat pelan.
"Aku tidak percaya gosip seperti dirimu. Aku percaya fakta," kekeh Abigail sembari melangkah meninggalkan Rara di belakang sana.
Dengan cepat Rara menyusul langkah Abigail yang akan melewati lorong.
Ketika Abigail akan berbelok ke kanan, ternyata ia mendapat suguhan yang tidak menyenangkan hatinya. Dadanya terasa sesak. Ia melihat sosok yang menjadi perbincangannya dengan Rara sebelumnya. Siapa lagi kalau bukan Steve. Lelaki itu sedang berciuman dengan seorang perempuan cantik.
"Lihat, itu dia maksudku! Memangnya dia tidak tahu apa kalau ini perpustakaan?" ucap Rara pada Abigail dengan nada yang lebih keras sedikit.
Ternyata kalimat Rara mengusik gendang telinga kedua sejoli yang ada. Mereka saling menarik diri kemudian melihat Abigail dan Rara yang diam mematung.
"Terserah aku ingin berciuman dimana. Bukan urusanmu," ketus Steve dingin.
Abigail buru-buru mengamit tangan Rara untuk pergi dari sana. Sungguh, Rara benar-benar bodoh sudah mengatakan kalimat yang ternyata dapat terdengar oleh kedua orang tersebut.
"Lain kali, jangan mengatakan apapun, Rara!" Abigail memperingatkan sambil terus menarik Rara agar menjauh dari sana.
"Iya, maaf. Aku pikir si playboy itu tidak akan mendengar kalimatku. Ugh! Menyebalkan sekali wajahnya itu! Untung saja tampan, kalau tidak, aku akan memukulnya!" sahut Rara sambil terus mengikuti langkah sahabatnya.
Ya Tuhan ... semoga saja Steve tidak mempermasalahkan persoalan tadi. Rara benar-benar bodoh! Semoga dia lupa dengan kalimat Rara.
*****
Jangan lupa komen dan vote ya💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
The Playboy's Lover (TAMAT)
Romance#Ackles Series (Sebagian sudah dihapus dan dipindah ke DREAME) Bagi Abigail Smith, jatuh cinta dengan Steve Ackles adalah hal terindah dalam hidupnya. Dia rela melakukan apa pun supaya Steve menganggapnya ada dan berubah menjadi sosok yang setia. S...