Part 6

4.9K 314 66
                                    

WARNING!!

WAJIB, KUDU, HARUS COMMENT!!

OKEEE?

*peluk dan cium dari indrii*

***

“Kenapa tidak di makan? Apa makanannya tidak enak?” Tanya pria itu, senyum ramah yang tersuing di bibirnya tetap saja tidak bisa menghapus sorot penasaran bercampur geli di matanya.

“Eh—itu” Karena tidak tahu harus menjawab apa, akhirnya dengan susah payah aku menyantap makanan di hadapanku. Jika dalam keadaan biasa mungkin aku akan sangan menikmati makanan lezat seperti ini. Hanya saja bila mengingat kondisiku saat ini, makanan selezat apapun tetap saja akan terasa hambar.

“Bagaimana dia bisa makan jika kau terus menatapnya seperti itu!” Aku bisa merasakan nada kesal Dias yang kini duduk di sampingku sambil menyantap makanannya. Ah, sepertinya suamiku ini menyadari bagaimana perasaanku. Mungkin ini yang di sebut sebagai ikatan batin antara suami istri kali ya? Tapi aku tidak habis pikir, bagaimana Dias bisa makan dengan tenang bersama orang yang setengah jam lalu memergoki ‘kegiatan’ kami.

“Maaf maaf, aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman seperti itu, hanya saja aku tidak bisa menutupi rasa penasaranku pada gadis yang membuat sahabatku ini lupa tempat seperti tadi.”

“Uhuk uhuk...” Dengan cepat, aku menerima air putih yang di berikan Dias dan menghabiskan hampir setengahnya, lalu menatap pria di hadapanku ini dengan tidak percaya, sebenarnya dia sungguh-sunggu ingin minta maaf apa sengaja meledekku sih?

“Sudah tidak apa-apa?” Tanya Dias sambil mengusap-usap punggunggku.

“Tidak apa-apa.” Rasanya lidahku kelu, hingga hanya kalimat itu yang dapat aku katakan.

“Ck, aku baru tahu, seorang Dias bisa perhatian seperti itu.” Kali ini pria itu kembali angkat bicara.

“Sudahlah Al jangan mengganggunya terus!" Mau tidak mau hatiku tersentuh juga mendengar Dias membelaku seperti itu.

"Tenanglah Dias, aku hanya bermasud beramah tamah dengan suster cantik ini." Hampir saja aku kembali tersedak melihat Dokter Alfa -pria di hadapanku- mengedipkan sebelah matanya padaku.

"Dia bukan suster cantik! Namanya A... N...A, Ana! Jadi jangan sekali-kali memanggilnya seperti itu lagi."

"Hahaha" Aku tidak bisa menahan tawaku melihat Dias mengejakan namaku, seperti seorang guru TK yang sedang mengajarkan muridnya untuk membaca. Aku berusaha menahan melihat tatapan tajam yang di arahkan Dias, sementara Dokter Alfa hanya tersenyum geli di sebrang meja.

"Tidak ada yang lucu Ana."

"Maaf maaf... hanya saja, Dokter Alfa bukan anak TK Dias, kau tidak perlu mengejakan namaku sepeti itu."

"Aku tahu dia bukan anak TK Ana, mana ada anak TK yang bisa mengganggu kesenangan kita tadi." Uh! Tidak bisakah kedua pria tampan ini tidak selalu membahas kejadian itu dalam setiap kata-katanya? Aku yakin sekali, sekarang wajahku sudah kembali bersemu merah.

"Hmm... bisakah kalian berdua tidak membicarakanku seolah-olah aku tidak berada di sini?" Aku bisa mendengar Dias mendengus mendengar pertanyaan Dokter Alfa. "Dan sepertinya Dias berhutang penjelasan padaku. Aku inikan sahabatnya, tapi dia tidak pernah bercerita sedang menjalin hubungan dengan suster cantik sepertimu. Padahal dulu dia pernah berkata, tidak akan pernah berpacaran dengan rekan kerjanya, tapi lihat kenyataannya sekarang." Aku tahu, kata-kata itu di tunjukkan padaku, walaupun isinya sindiran untuk Dias. Baru saja aku akan menjawab tapi Dias sudah terlebih dulu memotong kata-kataku.

Belahan Jiwa - Say LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang