SHORT CHAPTER : XION'S POV

42 8 0
                                    

Sesampainya di rumah mereka, Xion langsung menaruh kantong plastik yang berisi roti lalu langsung membuka roti madu kesukaan nya .

Terlebih lagi Noel memberikan roti madu kepunyaannya lagi, sehingga membuat Xion sangat senang karena ia memiliki roti madu yang 3 buah .

" Terima kasih sekali Noel, kau memang selalu baik dan pengertian " Ucap Xion dengan nada girang seperti biasa apalagi dalam hal makanan. " Tidak seperti seseorang " Kata Xion dengan nada kesal sambil menengok sedikit kebelakangnya yang mana itu adalah arah ke kamar mandi, bertujuan untuk menyinggung Glion yang sedang berada dikamar mandi .

" ahh, sama-sama " di jawab santai oleh Noel .

setelah itu, Xion duduk di pojokan ruang tamu dan memakan 1 buah roti madu kesukaan nya .

setelah memakan roti madu iya merasakan sakit di bahu kanan nya, mungkin penyebab sakit bahu kanan karena di cengkram oleh Noel tadi

" aduuhhh ... seperti nya bahu masih sakit " ujar Xion sambil memegang bahu kanan nya .

dan di saat yang sama kakek Ray pun mendatangi Xion yang sedang terduduk dipojokan memegangi bahunya. " Ada apa dengan bahumu? " kata Kakek Ray sambil duduk disamping Xion.

"U-uh ti-tidak, hanya saja sakit karena tadi aku terjatuh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan hehehe..." ucap Xion berbohong dengan tertawa kecil agar tidak terlihat ia sedang berbohong. usaha itu adalah usaha yang sia-sia karena kakek Ray sudah hafal dengan gerak gerik kebohongan Xion.

Kakek Ray hanya menatap Xion untuk beberapa saat. " pundakmu mau sembuh dengan instan? " Tawar kakek Ray kepada Xion.

Xion yang mendengar tawaran dari kakeknya langsung bersemangat menjawab dengan nada sedikit keras " Tentu aku mau!! " Xion jika mendengar tentang tawaran untuk keuntungan bagi dirinya, ia tidak tanggung-tanggung untuk menerimanya.

"Bisa kau pelankan sedikit suaramu? jeez, kau memang orang yang tidak bisa mendengar tawaran yang enak " Ucap kakek Ray sembari menyeringai karena keberisikan .

Mendengar ucapan kakeknya Xion pun sedikit mengangguk dan mulai bersikap tenang.

" Huh, Kalau begitu ikut aku " ucap kakek sambil berdiri dari tempat dimana ia duduk tadi.

kemudian kakek Ray menengok ke Xion yang masih duduk dan menggerakan tangannya kedepan untuk mengikutinya berjalan.

Xion pun segera berdiri dengan cepat, lalu menselaraskan langkahnya dengan kakek Ray yang mulai berjalan kearah belakang rumah.

Sesampainya mereka dibelakang rumah, Xion sedikit gemetar karena gelapnya malam menyelimuti area belakang rumah mereka.

" B-baiklah kek, sebenarnya a-ada apa kau mengajak ku kesini? " dengan nada gemetar Xion mencoba memberanikan bertanya kepada kakek Ray yang berada didepannya.

" k-kau Ta-tahu kan aku tidak suka dengan kegelapan" ditambah nya .

"Itu karena kau takut bukan? "Ucap kakek Ray dengan seringaian untuk mengejek Xion.

Xion yang mendengar akan hal itu langsung merubah ekspresi dari waspada menjadi marah

"A-apa? t-tidak, aku sama se-sekali tidak takut " kata-katanya terbata-bata menunjukan ia juga takut .

tetapi kakek Ray hanya diam dan tidak mau mempermasalahkan hal itu.

kakek Ray pun melanjutkan jalannya menuju kedalam semak-semak dan lurus ke kegelapan, Xion yang tidak ada pilihan lain selain mengikuti sang kakek pun mulai mempercepat langkahnya agar menyelaraskan lagi langkahnya.

Trapped RatsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang