HARUN

91 12 3
                                    

  malam ibu kota tak ada yang istimewa, jalanan yang penuh sesak oleh pengandara ditambah polusi udara yang tidak mendukung. gadis remaja tersenyum sumringah, dari arah kejauha, gadis yang cantik.

wajahnya yang oval dengan rambut panjang yang pirang, mata yang biru tajam terlihat bukan asli warga indonesia, dia memainkan ukulele ditambah suara yang indah menghasilkan seni musik yang istimewa. tak jarang banyak yang memuji bakat remaja berumur 17 tahun itu.

tak ada pakaian yang indah yang ia kenakan, pakaian lusuh dengan sendal jepit membuat kecantikannya tak berkurang.

   "dinda" teriak seseorang. membuat gadis cantik itu mencari arah sumber suara dan berhenti bernyanyi.

     "bang harun, kamu kembali ?" ucapnya tak percaya,
lelaki berparas teduh itu tersenyum mendekat.

"tentu, ini untukmu "

"apa ini ?" tanya dinda sedikit bingung.

"hadiah istimewa dari ku " jawabnya singkat.

"kamu terlihat sibuk "

"ya seperti itulah, maafkan aku tidak bisa berlama lama. karena hari ini aku masih ada pekerjaan, jadi aku harus pergi sekarang,  bye"

   Harun pergi begitu saja dengan mobil kuning ferrari F430 barunya, dinda terdiam, menatap mobil itu pergi dengan kencang, tak ada senyuman di bibirnya yang kecil, sahabatnya yang 5 tahun lebih tua darinya kini telah sukses.

   dinda berjalan menuju zebra cross, menjinjing pelastik putih yang belum sempat di bukannya.

"plakk" kakinya terhenti ketika seseorang tiba tiba menamparnya di bagian pipi kanan.

"dasar wanita j____g, oh, jadi kamu  selingkuhannya, cantik juga ya ternyata"

"apa maksudmu ?"

"dasar bodoh, pura - pura tidak tahu"
wanita cantik dengan berpakain minim, menatapnya dengan serius.

dinda terdiam memegang pipinya yang terasa memar.

"kamu, itu tidak pantas dengan harun, heii dia itu pacarku, jadi ternyata selama ini kamu selingkuhannya, iyakan ?"

"punya bukti apa kamu?" tanya dinda

"lihat saja, dia membelikanmu barang - barang mewah ini, dengan harga yang  tak mampu kamu beli " ucap wanita ini dengan tangan yang menunjuk nunjuk.

"bagaimana kamu tahu dia selingkuh ?"

"tentu saja aku tahu, dia tidak memberi kabar sedikitpun ketika saat pulang ke jakarta, dan benarkan kamu selingkuhannya ?" tanya wanita itu sedikit membentak.

"lihat lah dirimu. mana mungkin harun cinta,  pakaian saja kurang bahan, lihatlah bedakmu luntur, malu abis harun jika membawamu pergi keluar" ucap dinda tanpa ragu.

dinda melanjutkan perjalananya dengan santai, wanita itu masih sibuk dengan make upnya yang gagal.

"harun, kenapa kamu ?" ucap batin dinda sesak. air mata jatuh tak tertahankan, bukan karna pipi yang sakit tetapi batin yang terluka.




*cerita pertama aku, semoga kalian suka😇. maafkan jika ada kesalah kata karena aku hanya manusia biasa. 😆

SURGA YANG HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang