Disaat cahaya mentari mulai berkurang, ku coba mengarah di bawah dedaunan yang rimbun. Menyandarkan diri di ayunan besi tua dengan kedua kaki untuk menggerakkannya. Seraya menghayati setiap ketukan nada yang sengaja ku putar.
Kata demi katanya, ku nyanyikan dengan merdu. Sesungguhnya, pikiranku lagi terjebak di sebuah nada yang ku pilih lagi. Tak terduga, lirik lagunya mengarah padamu. Si sosok yang diam-diam ku pandangan sejak lama, di balik pagar besi terpisah rapi di samping jalan.
Kau bisa saja tak mengerti, diri ini layaknya batu gunung yang tak mungkin lebuh karena raut dan seringai manis. Juga, aku tak begitu mudahnya menjatuhkan hati pada seseorang yang tak kenal lebih denganku. Namun, tidak denganmu. Untuk menyapamu saja, sememangnya ku tak sanggup, selain hanya bisa menatapmu jauh.
Bibirku serasa kaku bak batu es bila bertemu denganmu. Namun, senyatanya nyanyianku seakan memberi celah untuk menyapau. Kau tahu, yang setiap nadanya seluruhnya nyaris mewakili perasaan ku ini untukmu.
YOU ARE READING
Mencintaimu Lewat Diamku
PoetryKumpulan rasa yang hanya di utarakan melalui kata. Yang tak mampu untuk diungkapkan pada seseorang yang di maksud. Tetap terkurung rapat di dalam sangkar cantik bernama hati. Memandang dari kejauhan adalah penawar rindunya.