1

359 64 3
                                    

-Heart Beat-

Chanyeol (seme)
Kai (uke)
.
.
.

Ini aku, Jongin. Lelaki yang gila karenamu.
Tidak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku.
Segalanya akan kutempuh demi memilikimu.
Kau adalah pangeran permenku, Jongin.

....
(gay story, bagi yang tidak menyukai cerita ini, dimohon segera tutup saja, tidak perlu memaki atau menjudge author, hanya mengarang indah belaka)
.
.
.
.
Enjoy this story, thank you

...
‘Jangan pernah jemput aku didepan gerbang sekolah. Jangan biarkan anak-anak tahu kalau aku adalah cucu pemilik yayasan sekolah. Buat aku tidak semencolok mungkin’
...



Kemudian disinilah Chanyeol sekarang.

Ia pindah ke Korea karena bosan menjalani homeschooling dan tinggal di lingkungan bebal yang mengatakan bahwa dirinya kelainan.

Ia diumurnya yang sudah 13 tahun benar-benar menjadi anak yang cerdas. Lihatlah bagaimana ia kini sedang memakai seragam sekolah menengah atasnya.

Berlencana kelas sebelas.

Ia lebih muda sekitar 5 atau 4 tahun dari anak setingkat itu.

Usia yang sangat muda untuk menjajal tingkatan itu.

“Seperti biasa Kris. Jangan pernah jemput aku didepan gerbang sekolah. Jangan biarkan anak-anak tahu kalau aku adalah cucu pemilik yayasan sekolah. Buat aku tidak semencolok mungkin.” Chanyeol memerintah ketika ia telah diantar supirnya, Kris Wu, sampai di halte.

“Tapi tuan, anda masih terkendala bahasa. Baru setahun ini pindah ke Korea dan langsung masuk secara reguler. Seharusnya tuan tidak senekat ini berusaha menjadi orang rendahan. Tubuh anda selalu babak belur setiap pulang sekolah.” Kris menatap iba pada pemuda yang telah turun setelah ia bukakan pintu mobil.

“Aku. Manusia.. ah.. pasti bisa.” Kenyataannya Chanyeol masih belum lancar berbicara.

Ia sangat lancar berbahasa Perancis, namun bahasa dan huruf korea sangat sulit baginya, entah mengapa.

“Berhenti mengancamku dengan contekanmu ini, tuan. Saya lelah melihat anda kesusahan setahun ini.” Kris mengambil kertas lusuh yang telah menjadi contekan Chanyeol, selalu dibaca oleh pemuda manis itu secara diam-diam agar ia terkesan lancar mengajukan perintahnya.

Tentusaja tulisan di kertas itu adalah ‘Jangan pernah jemput aku didepan gerbang sekolah. Jangan biarkan anak-anak tahu kalau aku adalah cucu pemilik yayasan sekolah. Buat aku tidak semencolok mungkin’.

“Wait! Belum hafal! Jangan!” terlambat. Chanyeol yang bingung merangkai kata itu berfikir terlalu lama sampai ia tidak bisa meraih kertas lusuhnya yang sudah disobek kecil-kecil oleh Kris.

“Jangan bossy. Panggil aku hyung lain kali. Kau tidak kesepian, aku bisa menjadi temanmu.” Tubuh menjulang Kris kemudian masuk kedalam mobil setelah Chanyeol memukul perut Kris sangat kuat.

Tentusaja Chanyeol sangat jago bela diri. Ia mempelajari hapkido, muaythai dan beladiri jalanan. Ia cukup berotot bahkan ia harus memakai berlapis-lapis baju untuk menutupi perut berototnya.

Terkadang Kris akan merasa tidak berguna disuatu waktu.

Ia adalah bodyguard sekaligus seorang hyung yang dipekerjakan sebagai babysitter untuk Chanyeol. Namun pemuda manis itu hanya mempergunakannya sebagai supir antar jemput yang rahasia.

HeartBeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang