35

248 41 21
                                    

Vino, Ravien dan Arthur tiba di kerajaan sihir Putih.

Kerajaan itu tampak tenang seperti biasanya. Hawa dingin nya tidak berubah, dan salju yang tidak pernah meleleh itu pun masih sama.

"Walaupun kita datang kemari untuk menuntut kebenaran. Kita harus tetap mengikuti peraturan kerajaan yang ada." Ucap Vino.

Ketika berjalan menuju dalam istana. Mereka berpapasan dengan pangeran Kayl.

"Sepertinya kita mendapatkan tamu jauh. Ada perlu apa kalian kemari?" Tanya pangeran Kayl.

"Saya ingin bertemu dengan Yang Mulia Ratu." Jawab Vino.

"Lebih baik kalian pergi, jika hanya ingin membuat keributan disini" Ucap Pangeran Kayl.

"Kami bisa saja membuat keributan disini, detik ini juga. Karena sikapmu yang seolah tau semuanya" Protes Ravien.

Sejujurnya saja, ia masih menyimpan dendam pada Kayl dan juga Arz. Karena telah membuat Sinka buta.

"Aku sedang tidak ingin melayani mu" Elak Pangeran Kayl. Sedikit, ia bisa merasakan aura dari kekuatan Ravien.

"Tentu saja. Itu pilihan terbaik. Kurasa kau tidak ingin luka mu kembali terbuka" Ucap Ravien.

Ia bisa melihat dengan mata Biru nya. Luka di perut pangeran Kayl akibat pertarungan mereka beberapa waktu lalu masih belum pulih sepenuhnya.

"Sebaiknya kita cepat menyelesaikannya." Ucap Vino. Ia tidak ingin ada keributan yang tidak perlu saat ini.

~~~

"Ada apa para Panglima berkunjung kemari?" Tanya Ratu Manda, ketika mereka telah berada di ruangan Ratu Manda.

Vino mengangkat telapak tangannya. Tanda, agar Arthur tidak berbicara dulu.

"Saat ini Kerajaan sedang dalam keadaan tidak baik. Raja Ruins kabur, penduduk desa terserang penyakit aneh dan Ratu di Serang. Kami mencari bukti-bukti dan semua nya mengarah ke sini." Ucap Vino sambil mengeluarkan Anak panah yang ia letakkan di atas meja, tepat di hadapan Ratu Manda.

"Ini adalah anak panah yang menyerang Ratu Naomi. Tentu Yang Mulia mengenal jelas bentuk anak panah itu" Raut wajah Ratu Manda berubah. Ia terlihat seperti.... Emosi?

"Jadi, kalian menuduh akulah penyebab permasalahan ini?!" Ratu Manda terlihat sangat murka.

"Kami tidak menuduh Anda, kami hanya ingin bertanya sesuatu." Kini, Ravien lah yang mengeluarkan bukti yang telah ia bawa.

Ratu Manda melihat dengan serius kearah layar ponsel Ravien.

"Kami mencari Falcon. Dia Telah melakukan pelanggaran besar. Dia menyerang manusia dan juga mencoba membunuh panglima Vino dan juga anak dari panglima Okta." Ucap Ravien.

"Apa maksudmu?!" Ratu Manda sepertinya tidak terima atas tuduhan yang dikatakan oleh Ravien.

"Sebelum Saya kemari. Saya lah yang membunuh boneka sihir Falcon yang akan membunuh adik Saya. Dan yang kedua, dia mengatakan seolah-olah dia telah merencanakan sesuatu untuk membunuh Panglima Okta." Jelas Ravien. Ratu Manda terdiam.

"Anda harus bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Ratu Kami." Ucap Arthur yang seprtinya masih belum bisa meredakan emosinya.

"Falcon telah melakukan banyak pelanggaran. Dan ini adalah termasuk pelanggaran berat. Tindakannya ini bisa memicu kembalinya perang terjadi" Ucap Vino.

"Apa aku bisa mempercayai cermin itu? Bisa saja kalian merekayasanya dengan sihir kalian." Ucap Ratu Manda.

Baru saja Vino ingin mengucapkan sesuatu. Seseorang memasuki ruangan mereka.

Two Moon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang