"Pangeran bulan ku.."
"Pangeran es ku.."
"Pangeran kecil ku.."
"Kenapa mereka begitu tampan?"
"Aku menyukai yang kecil itu. Dia sangat lucu."
"Aku ingin sekali melihat mereka seperti waktu itu. Ah, mereka sangat tampan."
Kata-kata itu selalu menyapa telinga mereka ketika berkunjung ke dunia sihir. Mereka sendiri tidak mengerti apa yang membuat para gadis di sekolah sihir itu selalu bersikap dan berucap aneh seperti itu. Yang mereka tau, mereka bukanlah seorang pangeran. Mereka hanya anak dari seorang panglima kerajaan.
Ravien dan Stephan terkenal sebagai 'Two Moon' atau 'Dua Bulan' entah darimana awal mulanya julukan itu. Semua itu sudah dimulai di bulan ke dua mereka aktif mengikuti pelajaran di sekolah sihir.
"Pergilah ke kelasmu. Di waktu istirahat nanti, Papa Okta akan mengajari kita." ucap Ravien.
"Siap." Stephan memberi hormat pada Kakak sepupunya itu dan melangkah dengan riang menuju kelasnya.
~~~"Ota, nanti aku ikut kamu ya." ucap Gracia. Setelah meletakkan secangkir teh di hadapan suaminya itu.
"Untuk apa?"
"Aku mau mantau cara kamu ngelatih mereka. Aku gak mau ya kejadian tiga tahun yang lalu terulang kembali." tegas Gracia. Hingga kini kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hati dan pikirannya.
"Dia sekarang sudah besar Gre. Jadi kau tidak perlu..."
"Gak. Dia masih kecil." Gracia melotot ke arah Okta. Membuat suaminya itu langsung bungkam.
.
.Flashback
"Hari ini kita akan mempraktekkan teori yang sudah kau pelajari. Kau harus menang, bagaimanapun caranya. Ravien, kau tidak boleh membantunya. Walau dia sekarat sekalipun. Kau tidak boleh ikut campur dalam pertarungannya." perintah Okta. Kedua anak lelaki yang ada di hadapannya ini mengangguk mengerti.
Okta mengucapkan mantra sihir dan tak lama di hadapannya muncul lingkaran hitam yang mengeluarkan seekor monster yang sangat menyeramkan.
"Kau harus bisa mengalahkannya. Papa hanya membantumu dengan ini." memberikan sebuah pedang dengan ukuran yang sesuai untuk Stephan yang baru berusia 7 tahun.Pertarungan antara Stephan dengan monster itu berlangsung menegangkan. Beberapa kali ia melihat Stephan terlempar karena serangan monster itu. Ravien ingin membantu, tapi Papa nya sudah memperingati nya untuk tidak ikut campur dalam pertarungan itu.
"Gunakan kekuatanmu kalau kau tidak ingin mati di tangan monster itu." Ucap Okta.
"Bagaimana caranya Papa?" tanya Stephan masih terus berusaha bertahan dan menyerang sebisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Moon [END]
FanfictionSekuel dari The Angel Fall in Love. Kisah mereka setelah melewati pertarungan melawan para Ratu dan Raja dari kerajaan sihir. Bagaimanakah keluarga kecil ini hidup di dengan membagi waktu antara dunia manusia dan dunia sihir?