Nggak ada yang namanya hari sial, yang ada adalah hari dimana kesabaran kita sedang diuji.
🍱
"Gue benci banget sama hari senin!"
Aku mengambil kotak bekal warna hijau dan merah muda. Hijau untuknya dan merah muda untukku. Aku membuka kotak bekalku, mengambil sendok dan mulai menyendok nasi merah lalu menuntunnya masuk ke dalam mulutku.
"Kenapa?" Tanyaku sambil mengunyah nasi yang ada di mulutku.
Dia membuka kotak bekalnya, lalu menggerutu. "Kok nasi merah sih? Gue nggak suka."
"Nasi merah itu sehat tau, udah deh, sini kalau nggak mau!" Ucapku sambil menarik kotak bekalnya, tapi dia malah mengambil kotak bekalnya dan menyembunyikan di balik badannya yang tegap.
"Iya maaf deh, nona Dinda yang sehat. Nanti diriku yang malang ini mati kelaparan kalau bekalnya anda makan. Dan satu lagi, nanti anda akan bertambah gemuk."
"Aish,"
"Lihat aja, itu pipi udah kayak squishy." Ucapnya sambil mencubit pipi chubby ku.
"Ih, Angga, gue pukul nih," ucapku sambil mengayunkan sendokku pada cowok bermata sipit di depanku ini.
"Eh, jangan, nanti kalau sendoknya jatuh, lo mau berbagi sendok sama gue?"
"Jijik!"
Dia tertawa. Aku sangat suka saat dia tertawa. Matanya yang sipit akan memejam saat ia tertawa.
Namanya Airlangga Ananta. Aku memanggilnya Angga. Sedangkan namaku sendiri adalah Adinda Prameswari.
Kami sudah bersahabat dari usia taman kanak-kanak. Selain itu orang tua kita juga bersahabat. Tepatnya Ayahku dan ibunya. Kalau kata ayahku, beliau dan ibu Airlangga pernah menjalin kasih waktu SMA. Tapi sayangnya hubungan mereka tidak direstui oleh kakekku karena ibu Airlangga merupakan keturunan Cina, sedangkan ayahku asli orang Jawa. Entah apa sebabnya kakekku melarang hubungan mereka berdua.
Akhirnya ayahku dijodohkan dengan ibuku yang juga orang Jawa. Sedangkan ibu Airlangga juga sudah menikah, dengan orang Jawa juga. Itulah sebabnya kenapa laki-laki berwajah oriental di depanku ini bernama Airlangga.
"Gue habis putus."
Aku menatap bosan, "Gampang, kan bisa cari lagi, kayak nggak tau diri sendiri aja."
Biasanya juga ganti pacar kayak ganti CD aja pake acara galau-galau an elah.
"Gimana sih rasanya kalo kita suka sama seseorang?"
Aku menyuapkan satu sendok besar ke mulutku, "Hengga hau,"
"Oh iya, lupa, lo kan nggak pernah suka sama cowok." Ejek Airlangga, ingin kulempar sendok ini ke muka nya.
Tapi yang diomongin Airlangga nggak sepenuhnya salah sih.
"Lo, percaya nggak, sama love at first sight?"
Airlangga lagi sakit ya?
Daritadi ngomongin cinta-cinta an melulu.Kuabaikan pertanyaannya dan kembali menyendok nasi merahku. Saat nasiku hampir masuk ke mulut Airlangga menarik kepalaku hingga wajahku menghadap kearahnya. Aku tersentak, tidak pernah sekalipun aku berada sedekat ini dengan cowok. Sendok yg tadi kupegang sudah tidak terasa lagi ditanganku.
"Gue tanya serius nih ke elo,"
Airlangga menatap mataku dengan tatapannya yang tajam. Ia membuatku diam tak berkutik. Jantungku berdetak sangat cepat, bahkan aku bisa mendengar setiap detaknya. Terselip rasa asing yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bit Part
RomanceUpdate SETIAP HARI "Ketika luka memberiku seribu alasan untuk menangis, kamu memberiku sejuta alasan untuk tersenyum." 🍱 Awalnya aku bisa menerima hidupku yang selalu diatur oleh kakekku. Tapi perlahan-lahan semuanya menjadi sulit untukku. Aku juga...