Part 1

3.3K 45 4
                                    

Sayup-sayup suara angin terdengar, lembut dan syahdu menjadi teman Anne yang tengah duduk di teras rumahnya. Ia tengah menunggu kedatangan suaminya. Menunggu orang yang sangat ia cintai di dunia ini.

Suami Anne, Ronald seorang menteri di kantor gubernur. Ia orang sang sangat lugas dalam berbicara, pandai dan banyak yang berkata sedikit angkuh. Tidak seperti Anne yang terkenal lembut dan baik hati, bahkan Anne sangat dekat dengan orang pribumi. Tidak membedakan kasta antara Nederland maupun Chinese.

Anne dan Ronald berada di daerah perbukitan, tepatnya ditengah bukit. Disana ia memiliki beberapa karyawan yang mengurus rumah dan menyiapkan makanan serta pakaian sehari-hari. Serta ada pula yang mengurus peternakan sapi dan kuda mereka.

Anne merupakan wanita yang paling bahagia menurut orang-orang. Memiliki rumah mewah di tengah bukit nan indah, suami super terkenal dan kaya, banyak pembantu, dan dia seorang wanita yang sangat cantik serta murah senyum. Tapi bagi Anne tidaklah seperti itu. Ia merasa hidupnya sangat tidak lengkap. Dia ingin satu hal yang ia rela tukar dengan seluruh harta dan apapun yang ia punya. Anne ingin memiliki seorang anak. Usia Anne masih tergolong muda. Pernikahannya dengan Ronald juga baru seumur jagung, mereka baru menikah sekitar 2tahun yang lalu. Namun Anne merasa ia akan bahagia jika ada yg meramaikan rumahnya. Bukan suara kuda ataupun sapi. Bukan suara karyawan Surti yang memasak atau Inah yang sedang mencuci pakaian. Atau suara kayu yang sedang dipotong oleh paman mat pengurus ternak di keluarga Ronald.

Anne ingin suara tangis dan tawa seorang bayi yang lahir dari rahimnya. Anne ingin menjadi ibu dirumahnya...

Elisabeth, Putri MarianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang