Part 3

1.3K 17 2
                                    

Anne menikmati santap malamnya bersama Jenny. Dia sedikit tegang, karena takut berbuat salah. Memang benar Jenny adalah adik iparnya. Namun tetap saja, dia takut kalau terjadi kesalahan yang sampai terdengar oleh ibu mertuanya.

Mereka menikmati hidangan yang dibuat oleh Surti. Makanan favorit Anne. Tapi membuat Jenny jijik sehingga ia memutuskan untuk tidak memakannya.

"Kenapa kau memakannya Anne? Itu sangat menjijikkan!" Ucap Jenny dengan muka tidak mengenakkan

"Ini gado-gado Jen, kau akan menyukainya jika kau mau memakannya sesuap saja" kata Anne "cobalah!" Rayu Anne.

"Kau saja yang makan tai itu"  Jenny semakin menjadi "lihat ini, apa pembantuku sedang diare?" Jenny memainkan bumbu kacang di piringnya.

"Jenn.. tak malulah kau dengan gelar bangsawan mu?" Tegas Anne yang kehilangan kesabaran "aku sedang makan dan kau menyebut sesuatu yang tak pantas di depanku" Anne seperti akan meledak menahan semuanya dari tadi.

"Ouh, maaf Anne aku hanya mengatakan pendapatku!" Jawab Jenny singkat

Ish, tak tahu malu, batin Anne.
Ia melanjutkan makan malamnya yang sangat tidak menyenangkan karena ulah Jenny.

**##**

Di balik dapur terdapat Surti dan Inah yang tengah menguping pembicaraan sang nyonya besar (Anne) dan nyonya super besar (Jenny). Walaupun mereka adalah karyawan Anne, namun mereka lebih takut dan lebih menurut dengan Jenny. Anne sendiripun tidak mempermasalahkan itu. Selama tidak menggangu ketenangan Anne.

"Mbak Surti, piye Iki? Nyonya besar mau nginep gak Yo?" Tanya Inah berbisik.

"Mboh nah, lah nek arep nginep Ira mbuk olehi po piye?"

"Bukan begitu mbak Surti, kalo dia nginep kita gak bakalan tidur. Nanti pasti suruh ambil ini, ambil itu, benerin ini, benerin itu. Gitu loh maksutnya"

" Nah, diakan adeknya tuan. Wajar kalau mau nginep disini. Yang gak wajar itu kamu yang suka nyelundupin krucil-krucil mu tanpa sepengetahuan nyonya Anne"

"Kasian mereka dirumah belum makan mbak, disini kan cuma tak suruh makan. Lagian GK setiap hari kok. Kalo ada acara aja. Kita pas sibuk. Terus aku Ndak bisa pulang."

"Inah, Inah. Setiap hari kita ini sibuk loh. Kamu ini yah... Pokoknya aku gak mau kalo aku dihukum gara-gara kamu"

"Iya mba.." jawab Inah memelas

"Hey babu..!" Teriak Jenny dari pintu dapur yang membuat Surti dan Inah tercengang. Mereka bertelepatian apakah Jenny mendengar pembicaraan mereka atau tidak. Dalam diam mereka saling menatap seolah-olah mengatakan habislah riwayat kita Inah, Surti sudah hampir menangis.

"Hey, kalian tidak dengar saya panggil??" Suara Jenny membuat jantung mereka copot

"Iya madam, eh nyonya, eh iya ada apa?" Jawab gugup Surti menghampiri jenny

Dengan kesal jenny menjelaskan mengapa mereka menyajikan makanan yang menjijikan. Surti segera meminta maaf diikuti oleh Inah, mereka berdua berlutut.

Mendengar keributan di belakang Anne segera berdiri dan datang menghampiri Jenny yang masih berdiri di depan pintu dan 2 karyawan nya yang sedang berlutut di depan Jenny.
"Surti, besok siapkan ayam panggang kesukaan Jenny! Siapkan anggur yang disimpan di gudang dan jangan lupa buah-buahan yang berkualitas. Juga Inah, bersihkan seluruh rumah dan sekarang kau bersihkan kamar tengah untuk Jenny tempati malam ini. Sediakan camilan dan air putih untuk di kamar Jenny. Buatkan aku teh panas." Ucap Anne yang jarang berbicara membuat Jenny tertegun.

"Lakukan apa yang diperintahkan dia" jelas Jenny yang artinya segera. Dia meninggalkan kedua orang pribumi itu diikuti oleh Anne.

Malam itu sungguh berisik karena ulah Jenny sehingga mengusik ketenangan Anne

Elisabeth, Putri MarianneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang