***
Tidak ada yang menginginkan kejadian buruk menimpa, termasuk Reo serta keluarganya. Lahir dalam kondisi normal dan memiliki kekurangan di tengah pertumbuhan karena sebuah kecelakaan menimbulkan dampak yang teramat besar.
Anak kecil berumur dua tahun yang baru bisa belajar beberapa kata terpaksa kehilangan pendengarannya selama seumur hidup sehingga berpengaruh terhadap perkataan. Sebenarnya, Reo masih bisa mendengar tapi sangatlah kecil suara yang terdeteksi sehingga dirinya membutuhkan alat bantu untuk mendengar.
Namun, sebagai penyandang disabilitas yang disekolahkan di sekolah umum membuatnya menjadi sasaran empuk pembullyan. Reo yang polos dan tidak punya keberanian melawan sering dijahili oleh teman-temannya, terutama alat bantu dengarnya sering direbut secara tiba-tiba.
Sudah puluhan kali dia mengganti alat pendengarnya dengan yang baru akibat kejadian itu. Beruntung, dia dilahirkan di dalam keluarga kaya raya sehingga mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk alat bantu dengar tidaklah sulit bagi kedua orang tuanya.
Walau tidak memiliki teman dan kurang kasih sayang dari orang tua, dia tidak akan pernah dipusingkan oleh masalah keuangan. Setidaknya, baginya beberapa lembar kertas berharga tersebut berarti walau hanya sekian persen. Uang bisa membeli segalanya, tapi segala hal yang diinginkannya tidak lebih dari sebuah kasih sayang yang penuh ketulusan.
Kedua orang tuanya menyayanginya, tapi kekecewaan yang mereka miliki membuat Reo kurang mendapat perhatian. Pun, mereka adalah penggila bisnis yang di mana kebanyakan dari mereka kurang memerhatikan hal terpenting di sekitar selain bisnis yang dijalani.
Dan sebagai orang yang tidak bisa mendengar dan berbicara dengan baik, Reo tahu sampai di mana batas kemampuannya. Dia memiliki cita-cita tersendiri yang tidak berada dalam cakupan bisnis orang tuanya. Meski kekurangan yang dimilikinya menghambat lancarnya kehidupan, dia bersikeras mencapai impiannya.
Profesi yang menguntungkan walau memiliki kekurangan tidak bisa mendengar dan berbicara, penulis dan pelukis. Apalagi, dia memiliki kedua bakat tersebut. Kadang ketika tengah kesepian, tepatnya setelah pulang sekolah, Reo menghabiskan waktunya dengan menggambar.
Dia sangat suka menggambar gambaran keluarga. Ibunya di kanan, ayahnya di kiri, dan dirinya berada di tengah. Karya yang biasa dibuat oleh anak-anak, tetapi makna yang terkandung sangat besar. Apalagi dengan kondisi yang seperti itu membuatnya sangat mendambakan kebahagiaan keluarga yang sesungguhnya.
Tanpa sibuk memilikirkan cita-cita, masa depan Reo sebenarnya sudah terjamin. Apalagi dia adalah anak tunggal, seluruh warisan kekayaan keluarga Mikage akan jatuh ke tangannya dan dialah yang harus meneruskan bisnis yang dijalani. Namun, dia ragu jika itu terjadi di saat kedua orang tuanya masih merasa malu memiliki anak sepertinya. Akankah mereka menyerahkan tanggung jawab perusahaan kepadanya tanpa memikirkan rasa gengsi?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔
Romance[ 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈 ] Dia yang tuli serta bisu, dan kamu yang bisa mendengar sekaligus berbicara. Namanya Mikage Reo, pemuda tampan bergelimang harta yang selalu menjadi bahan bullyan di sekolah akibat kekurangannya. Kedatanganmu seolah menjadi setiti...