[12] Bullying Again

238 48 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cuaca yang cerah di pagi hari adalah anugerah dari Tuhan. Bertemani sejuknya angin serta kicauan burung yang bernyanyi membuat suasana pagi terasa lengkap.

Seperti hari-hari biasa, Reo dan kamu berangkat ke sekolah bersama dengan berjalan kaki. Perjalanan selalu dihiasi oleh percakapan dan tidak pernah hening sekali pun dalam satu hari.

Kamu memandang Reo. "Maaf karena telah membuat kepanikan kemarin." Topikmu mengarah pada kegiatan menonton film bersama yang kamu lakukan bersamanya kemarin setelah pulang sekolah.

Reo tersenyum senang tanpa beban. Dia mengangguk pelan, memberi tahu kalau itu sama sekali bukan masalah. Setelah mendapat persetujuan darimu untuk beralih menonton film bergenre lain, dia memutuskan untuk memilih film bergenre aksi dan komedi yang tentunya tidak menakutkan.

Sepertinya kamu menyukai film dengan adegan menegangkan karena itulah bagian terseru, jadi dia sengaja memilih film aksi karena sudah pasti memuat hal yang kamu inginkan. Terdapat genre komedi pula di dalamnya sehingga tidak terlalu tegang karena membangkitkan tawa.

Setidaknya hal itu bisa membuatmu lebih tenang dari pada terus terbayang rupa hantu dari film horor sebelumnya.

"Kemarin itu benar-benar menakutkan, bahkan aku masih terbayang bagaimana rupa dari hantu itu..." ucapmu bergidik ngeri. Seramnya wujud hantu dan sifatmu yang penakut bercampur menjadi satu sehingga menghasilkan ketidaktenangan di dalam hati.

Mendengar penuturanmu membuatnya sedikit terkejut karena kamu sampai seperti itu. Dia lalu membentuk bahasa isyarat melalui gerakan tangan dan mulut. "Kalau kamu merasa takut, kamu bisa menghubungiku kapan pun itu. Karena aku tidak bisa berbicara dengan jelas apalagi berbisik di malam hari, kita bisa melakukan panggilan video, bukan? Dengan begitu kamu tidak akan merasa sendiri lagi."

Yang dikatakannya itu benar karena dengan begitu maka tidurmu akan ditemani olehnya. Namun, Reo yang polos tentu tidak memikirkan efek dari saran yang diberikannya untukmu.

Kamu yang sering mendapat ledekan, tuduhan, serta pertanyaan terkait hubunganmu dengannya sebagai pasangan kekasih atau bukan, tentu merasa malu sekarang. Dia menyarankan hal tersebut sebagai seorang teman, tetapi kegiatan menelpon hingga tidur terkesan seperti pasangan kekasih.

"Kenapa?" Dan Reo yang menyadari kediamanmu tentu merasa bingung.

Kamu sedikit tersentak dan secepat kilat menggeleng. "Tidak apa-apa. Yah... sepertinya itu ide yang bagus. Tapi bagaimana jika aku tidak bisa tidur sampai larut malam sedangkan kamu sudah tidur lebih dulu? Bukankah sama saja kalau aku ini mengganggu?"

Tidak seperti sebelumnya yang menggunakan gerakan tangan dan mulut sebagai bahasa isyarat, kali ini dia mengetikkan jawaban pada ponsel seperti yang biasa dirinya lakukan. "Tidak. Kamu bisa meneleponku, sungguh. Aku akan langsung terbangun mendengar dering panggilan darimu."

𝗦𝗜𝗟𝗘𝗡𝗧 𝗩𝗢𝗜𝗖𝗘 || 𝐌𝐢𝐤𝐚𝐠𝐞 𝐑𝐞𝐨 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang