»—o0o—«
Jeon's House, 08.00 p.m
»—o0o—«
Mentari tenggelam berganti dengan terbitnya sang bulan. Bintang-bintang bertaburan, menambah keindahan lukisan langit kala itu. Malam itu sungguh tentram dan hangat, terlebih lagi di kediaman Keluarga Jeon saat itu.
Eunha kini tengah berbaring di ranjang bersama sang putri. Usai bercanda ria dan bermain bersama putrinya, Eunha membawa Jeon Haera ke dalam pelukan hangatnya. Tak jarang wanita itu pun mengusap lembut surai hitam legam milik si kecil.
"Eomma," panggil Haera.
"Ada apa sayang?" sahut Eunha lembut.
"Tadi pagi, Taeha dan Jiyoon bercerita padaku,"
"Jinjja? Bagaimana ceritanya? Apa eomma boleh tahu?" tanya Eunha penasaran.
Haera pun menganggukkan kepalanya ringan,
"Hari libur besok adalah Hari Ayah. Mereka bilang, mereka telah menyiapkan hadiah bagi Paman Taehyung dan Paman Yoongi,"
Eunha terpaku mendengar cerita putrinya. Wajah Eunha berubah menjadi datar, suasana dingin menyeruak ke dalam kamar putrinya.
Pikirannya menjurus ke arah Jeon Jungkook yang kini tengah jauh dari sisinya juga Haera.
"Kata Taeha, ia akan memberikan sebuah gambar untuk Paman Taehyung, dan Jiyoon akan memberikan pakaian pada Paman Yoongi,"
Haera menjeda kalimatnya,
"Melihat Taeha dan Jiyoon, Haera pun ingin memberikan hadiah pada Jungkook appa... Tapi sayang, appa tidak disini," ucap Haera dengan suara yang semakin memelan.
Keinginan sang putri benar-benar menohok Eunha. Jantungnya seakan dihujam oleh belati tajam. Sakit dan menyesakkan. Keinginan putrinya sesederhana ini namun mengapa sangat sulit untuk mewujudkannya? Bahkan Eunha sendiri rasanya tak sanggup untuk mewujudkannya.
"Jangan jadi perempuan lemah Eunha-ya, jadilah perempuan yang kuat! Jangan jadikan satu luka menjadi suatu beban berat bagimu..." — Jeon Jungkook.
Kalimat terakhir yang Jungkook ucapkan sebelum pergi terngiang jelas di pusat otak Eunha. Eunha pun berusaha tersenyum tegar walaupun air mata telah membasahi pipinya. Ia harus kuat seperti yang Jungkook inginkan.
"Haera ingin seperti teman-teman yang lain. Bisa bertemu appa, bermain bersama appa, memeluk appa, seka—li saja..."
Gagal, tangis Eunha semakin memecah kala itu, bahkan senyuman pun telah hilang dari wajahnya. Berkali-kali wanita itu menggigit bibir bawahnya, wanita itu menangis dan berteriak dalam diam.
"Eomma, Haera rindu appa," ujar Haera hingga akhirnya setitik air pun jatuh dari mata bulatnya.
Batin dan jiwa Eunha hancur kala mendengarnya. Rengkuhan Eunha pada putrinya pun semakin mengerat. Berusaha menenangkan putrinya walaupun saat ini ia pun tidak tahu bagaimana caranya untuk menenangkan diri.
"Eomma pun merindukan ayahmu, sayang..." lirih Eunha dalam hati kecilnya.
Dengan gusar wanita tegar itu menghapus air matanya dan menetralkan suaranya senormal mungkin,
"Bersabarlah Haera-ya, Appa pasti pulang," bisik Eunha yang masih terdengar oleh putrinya.
Setelahnya Eunha pun mengecup kening sang putri dalam, mencurahkan rasa cinta dan kasih sayangnya, mengirim kehangatan dan menabahkan putri semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Treasure +BangChin+
FanfictionBerisikan cerita tentang kehidupan keluarga dari ke-tujuh pasangan yang berbeda warna. Ingin tahu kisah mereka? . . . . . . . Here it is:) BTS & G-FRIEND ft. EXID Hani series. Started from: 18th of September, 2018 ©2018, honeywonnie Cover by @honey...