Dua

309 10 1
                                    

Takdir dan Rencana Tuhan itu tiada yang tahu termasuk takdir kita yang semestinya memang harus bersatu

**

Jasi duduk di rumah pohon kegemarannya hari ini dia akan membolos sekolah lagi

Entah sudah berapa kali guru nya memberikan surat peringatan Jasi pun tidak ingat

Guru guru di sekolahnya pun sudah kewalahan menghadapi sikap Muridnya yang satu ini jika bukan karena Jasi pintar dan berprestasi sudah dari dulu Jasi di keluarkan dari sekolah

Pandangannya menatap lurus kedepan membayangkan saat saat dulu dia masih kecil sungguh Jasi merindukan Keluarganya

Terlintas dalam dalam benak Jasi satu nama yang pernah mengisi hari harinya 'Arfan'

Teman Masa kecil yang sekarang entah ada dimana Laki laki itu pergi tanpa memberitahukan Kabar membuat Jasi sedikit Kecewa

"Loe dimana sih Fan? Gue kangen banget sama loe" Gumamnya


Merasa sudah bosan berada disana akhirnya Jasi memutuskan untuk pergi

**

Siang ini Bayu pergi ke kafe tempat biasa dia bertemu teman temannya seusai kuliah

Dia memarkirkan mobilnya tepat di depan Kafe dimana teman temannya sudah menunggu

"Woy Bay darimana aja Loe jam segini baru nongol" seru Tezi

"Biasalah abis ngecek ke Kantor dulu"

"Iya deh yang sibuk Mah" ledek Srigala

"Apaan sih loe Sri"

Bayu duduk di hadapan kedua sahabatnya tak lama handphone Bayu berdering membuat Bayu mau tak mau mengangkatnya

"Guys gue duluan yah! Nyokap minta gue pulang cepet" kata Bayu saat dia sudah mematikan teleponnya

"Anak Mamih"

"Gue bukan anak Mamih, mau gimana lagi? Loe berdua kan tahu sendiri"

"Iya deh! Kita juga Mau ke bascame habis ini" seru Tezi

Bayu mengangguk dan melangkahkan kakinya meninggalkan Kafe

Sampai di Rumah Bayu melihat Mamahnya sudah terlihat Rapi Seperti mau bepergian

"Mamah mau kemana?" tanya Bayu

"Udah jangan banyak tanya sekarang kamu ganti baju dan anterin Mamah Bajunya udah Mamah siapin di Kasur kamu"

Dengan Malas Bayu menuruti perkataan Mamahnya karena tidak mungkin dia menolak keinginan Mamah tercintanya

Usai berganti pakaian Bayu turun penampilannya jelas berbeda dari sebelumnya dia terlihat rapi dan sangat Tampan

"Yuk berangkat" ajak Mamahnya Bayu

"Emang kita mau kemana sih Mah? Kok pake pakean rapi kayak gini?"

"Mamah kan udah bilang kamu nurut ajah"

"Baiklah"

**

Disinilah Bayu dan Mamahnya sekarang di sebuah restoran Mewah berdesign sederhana tetapi Menawan

"Kita nunggu siapa sih Mah?"

"Nungguin temen Mamah"

"Yaudah Bayu ke toilet sebentar Mah"

Bayu melenggang pergi ke kamar Mandi sekedar untuk melihat penampilan dan mencuci tangannya

Setelah itu Bayu Keluar dan tak sengaja dia menabrak seseorang yang berlainan Arah

"Ahhh" Jerit orang yang Bayu tabrak saat dia hampir jatuh jika bukan karena Bayu segera menahan tubuh orang tersebut

Mata Mereka bertemu memandang dalam bola Mata masing masing hingga Bayu tersadar dan menjatuhkan orang itu

"Awshhh" ringis orang itu

"Sorry" ujar Bayu

"Sorry Sorry sakit nih bokong gue"

Mereka menatap satu sama lain sebelum akhirnya mereka tersadar

"Loe" tunjuk keduanya bersamaan

"Loe yang tadi pagi hampir nabrak gue kan?" tanya orang itu yang ternyata Jasi

"Salah sendiri Jalan di tengah"

"Loe tuh Nyebelin yah, sakit nih loe jatuhin gitu ajah"

"Loe berat makanya gue jatuhin" ucapnya santai melangkahkan kakinya meninggalkan Jasi yang menggerutu tak Jelas

Bayu kembali menghampiri Mamahnya disana sudah ada teman Mamahnya dan juga seorang Gadis di sampingnya

"Nah ini Anakku Bayu" seru Mamah memperkenalkan Bayu kepada Wanita paruh baya di hadapannya

"Bayu kenalin ini tanteu Ana temen Mamah"

Bayu menyalami tangan Tante Ana sopan dan melirik kearah gadis di sampingnya yang tengah menatap Bayu penuh kekaguman

"Jadi gimana Jeng soal perjodohannya?" tanya Tante Ana membuat Bayu sedikit kaget

"Perjodohan?" ulang Bayu

"Iya Perjodohan antara kamu dan Anaknya tante Ana"

"Dia" Tanya Bayu menatap Gadis di samping tante Ana

"Bukan, ini Namanya Uci sahabat anak Tante"

"Nah itu anak Tante"

Bayu mengikuti arah pandang Tante Ana yang sontak Membuat Bayu sedikit mengernyit

'Apa Mamah gak salah memilihkan Jodoh?' Pikir Bayu

"Ini Anak Tante Namanya Jasi, Jasi ini Bayu anaknya Tante Irene"

'Inikan Cowok yang bikin gue kesel setengah Mati' batin Jasi

Jasi memalingkan wajahnya tak mau melihat wajah tampan Bayu

"Jadi kapan pertunangannya di langsungkan?" tanya Irene

"Secepatnya boleh"

"Tapi Mah, Jasi sama Bayu kan baru ketemu masa langsung tunangan"

"Yah gak papah dong sayang kan kalian bisa kenal lebih deket setelah tunangan"

"Tapi Mah"

"Gak ada tapi Tapian"

Jasi menghela nafas kasar di liriknya Bayu yang terlihat santai seperti mengikuti keinginan mamah mereka

Bayu melirik arloji di tangannya yang menunjukan sebentar lagi malam

"Mah Bayu duluan pergi yah lagi di tunggu temen"

"Eh! Jangan dulu dong masa mau pergi gitu ajah"

"Aduh Mah Bayu gak enak kalau ngebatalin gitu ajah"

"Yaudah tapi Anterin Jasi sama Uci pulang dulu"

"Oke"

Karena tak ingin berlama lama lagi segera ketiganya meninggalkan restaurant tersebut


Bersambung**

Hanya Kamu❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang