Perasaan itu muncul tanpa di minta dan diduga datangnya tiba tiba tanpa disadari Perasaan itu telah terlanjur jauh jatuh kedalam dasarnya hati.
**
Di dalam mobil hanya ada keheningan tanpa ada seorang pun membuka suara terlebih dahulu
Jasi yang fokus melihat ke samping menatap Jalan demi Jalan yang Mereka Lalui sedangkan Bayu lebih Fokus menyetir
Uci? Jangan di tanya lagi sudah pasti dia tengah tertidur pulas kebiasaan dia jika sudah mendapatkan posisi nyaman maka dia akan segera tertidur
"Belok Mana?" tanya Bayu tanpa mengalihkan pandangannya
"Kanan" Jawab Jasi
Bayu membelokan mobilnya ke kanan memasuki kawasan perumahan Elit
"No. 27" Ucap Jasi yang tahu jika Bayu akan menanyakan nomor rumahnya
Bayu memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu gerbang rumah Jasi
Jasi melihat kearah belakang dan segera membangunkan Uci, Uci yang sudah mengantuk berat turun dari mobil Bayu dan Masuk kedalam Rumah
"Jas" Panggil Bayu saat Jasi hendak keluar
"Apa?"
"Jangan kira gue terima Perjodohan ini gitu ajah"
"Maksud loe?"
"Kita anggap ajah Perjodohan ini cuman buat nyenengin hati orang tua kita"
"Terus maksud loe gue berharap lebih gitu?"
"Ya siapa tahukan nanti loe suka sama gue"
"Kepedean loe, mana mau gue sama cowok nyebelin kayak loe"
Jasi membuka pintu mobil dan segera keluar
'Gue harap gak akan ada perasaan yang muncul dari gue atau pun gadis itu' batin Bayu
Bayu menghentikan mobilnya tempat dimana dia sering datang setiap malam bersama kedua sahabatnya"Wey Bay akhirnya loe datang juga" seru Tezi menghampiri bayu yang duduk di atas kap mobil
"Mana mungkin lah gue lewatin malam ini"
"Loe udah siapkan buat balapan sama Arfan?" tanya Sri
"Wess, gue mah selalu siap dong"
Bayu memang di kenal sebagai Raja Jalanan di kalangan anak muda yang sering datang ke tempat ini
Tak pernah sekalipun dia kalah dalam balapan dan sekarang waktunya menunjukan siapa Bayu yang sebenarnya kepada orang yang menantangnya
"Bayu, jangan harap loe menang dari gue" Ucap Arfan dengan sombongnya
"Kita liat ajah Nanti, siapa yang cepat"
"Sekarang mendingan loe berdua ngejogrog di garis start"
Bayu mengangguk dan segera melajukan mobilnya ke garis start
Semua Mata tertuju kepada dua mobil yang kini sudah mulai mengeluarkan suara suaranya dan pada saat hitungan ketiga kedua mobil tersebut melesat saling mengejar dan saling menyalip
Terlihat Bayu sangat santai dengan posisinya yang jauh berada di depan Arfan sedangkan Arfan dia mendengus kesal karena ketinggalan jauh dari mobilnya Bayu
Hingga garis Finish mobil Bayu tetap memimpin dan memenangkan pertandingan
"Udah gue bilangkan jangan terlalu sombong jadi orang" ujar Bayu tersenyum kecil
"Nih sesuai perjanjian" Arfan menyodorkan sebuah amplop coklat kepada Bayu yang langsung di sambar oleh Tezi
"Tez traktir semua orang disini pake duit itu gue mau cabut besok ada kerjaan"
"Oke. Hati hati di jalan"
**
Pagi ini terpaksa Bayu menjemput Jasi di rumahnya padahal hari ini dia akan ada Meeting Penting di perusahaannya kalau saja Mamahnya tidak memaksa sudah dia abaikan gadis itu
"Dasar bocah, bisanya nyusahin gue aja" geram Bayu
Bayu menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Jasi kebetulan juga Jasi sudah menunggunya disana
Tanpa diminta Jasi segera naik ke dalam mobil Bayu dengan raut wajah yang sangat Kesal
"Ngapa tuh Muka? Kayak belum dikasih uang Jajan" ejek Bayu
"Ini semua tuh gara gara perjodohan Gila ini! Gue jadi harus ketemu sama cowok Nyebelin kayak Loe"
"Eh! Kalau bukan Mamah gue yang minta Mana mau gue di Jodohin sama Bocah kayak Loe"
"Bocah? Eh gue udah gede yah! Sebentar lagi gue itu lulus SMA"
"Bocah kayak gini mau di panggil udah gede? Ck. Ck. Terlalu"
"Loe lama lama ngeselin udah Mood gue ancur pagi ini eh malah di tambah ancur sama Loe"
"Itu sih Derita Loe bukan derita gue, gue Mah slow Aja"
"Tau Ah gue minta turun disini"
Bayu menghentikan laju mobilnya dan menatap Jasi yang cemberut kesal
"Males gue sekolah hari ini, mendingan nongkrong" gumam Jasi yang masih bisa di dengar Bayu
"Apa Loe kata? Loe mau bolos sekolah?"
"Emang kenapa? Bukan urusan loe juga kan?"
"Denger yah Bocah, nyokap loe sekolahin loe itu supaya pinter dan jadi orang baik Lah Loe! Mau bolos? Tapi yaudah sih saran gue Dari pada bolos mendingan berhenti ajah sekolah"
"Anterin ke Sekolah"
Jasi memberenggut kesal tapi setelah dia memikirkan perkataan Bayu memang ada Benarnya juga Mamahnya kerja keras untuk menyekolahkan dia, sedangkan dia malah seenaknya bolos dari sekolah
"Udah sampe Turun sana! Gue udah di tungguin sama orang" Suara Bayu menyadarkan Jasi yang melamun
"Siapa juga yang mau lama lama naik mobil sama Cowok kayak loe" Jasi membuka pintu mobil Bayu dan keluar
"Bilang Makasih kek! Apa Kek"
"Gue gak Minta loe anterin"
"Tadi gue udah Mau turunin kata loe anterin ke sekolah! Dasar Bocah"
"Makasih"
Jasi melengos pergi, membuat Bayu tersenyum dan menggelengkan Kepalanya Pelan
Bersambung