Escape

10 1 1
                                    

Diluar area luar rumah sakit, seorang gadis terlihat sedang duduk santai menikmati desiran angin lembut. 

"Selamat pagi shiro!" ucapku sambil menepuk pundaknya.

"Selamat pagi Kuro, seperti biasa kamu selalu semangat ya!" Nashiro menatapku dengan lembut semangat

"Hey Kurona kamu tidak lupa kan ini hari apa?!" tanya Nashiro dengan serius.

"Tentu saja! Hari ini kan hari yang sangat penting!" jawabku sambil mengacungkan jempol.

"Baiklah ayo kita kembali ke dalam! sebentar lagi waktunya makan siang semua pasti sudah menunggu."

Saat mereka kembali ke dalam sudah ada beberapa orang yang menunggu mereka dimeja makan.

"Ah itu mereka!" kata salah satu orang

"Dasar lama" kata orang disampingnya

"Maaf – maaf." Ucapku sambil menghampiri mereka.

Mereka adalah temanku disini. Kamipun makan bersama dan merencanakan pelarian kami yang sudah kami rencanakan beberapa waktu lalu.

"Waktu makan sudah habis segera kembali ke ruangan kalian masing-masing!" kata penjaga yang sedang berjaga.

"Kuro jangan lupa ya, nanti malam"

"Aku tahu, sampai jumpa." balasku dengan semangat.

Akupun berpisah dengan Nashiro dan yang lainnya.

Pada saat para ilmuwan memulai eksperimen mereka. Kami memulai rencana pelarian kami. Kami membuka seluruh sel tahanan dan membuat semua tawanan lain kabur. Ini membuat para penjaga sibuk. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi menuju tempat Nashiro dan menyelamatkannya sesuai janjiku dengannya.

Akan tetapi rencana itu gagal saat aku pergi menuju sel Nashiro, dia tidak ada didalam selnya!

"Hei Shiro kamu dimana?!"

"Kuro, Kurona!!" Nashiro berteriak sangat keras.

Saat aku mendengar teriakkannya aku melihat dia dibawa ke dalam mobil oleh salah satu penjaga. Akupun langsung berlari menghampirinya akan tetapi aku dihadang oleh para penjaga dan ilmuwan.

"Bagaimana ini, aku harus segera menyelamatkan Nashiro" gumamku.

"Awas!!!" teriak Ichi,

"Ichi...ah...Nashiro?"

"Aku tahu, semua cepat kejar Nashiro biar aku yang menghadapi para penjaga!!"

"Ichi...lalu bagaiman dengan dirimu?" ucapku sambil menatapnya.

"Sudahlah cepat pergi, aku akan menyusulmu nanti. Yang disini biar aku yang urus, sisanya aku serahkan padamu Kuro" teriaknya sambil tersenyum kepadaku.

Akupun segera meninggalkan Ichi dan menyusul temanku yang lain. Beberapa saat kemudian para penjaga lain mulai menghadang kami satu persatu. Akupun mulai meninggalkan temanku satu persatu demi keegoisanku ini mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi keinginanku.

"Nii....apa yang kau lakukan cepat lari!!Nii..." teriak ku

"Kuro larilah. Biar aku yang mengurus ini. Sisanya aku serahkan padamu "

"Nii.....!"

Kamipun berlari secepat yang kami bisa tetapi salah satu dari kami terkena tembakan.

"Go! ayo aku bantu"

"Apa yang kau lakukan Yong cepat lari!"

"Ini bukan apa-apa cepat lari dan selamatkan Shiro Nee-chan. Aku akan menahan mereka disini."

"Apa yang kau bicarakan? aku akan membantumu, maaf Nee-chan tapi sepertinya kalian harus pergi tanpa kami" ucapnya sambil tersenyum kepadaku

"Yon, Go aku mengerti sisanya aku serahkan pada kalian!" akupun mulai berlari dan meninggalkan mereka berdua bersama teman – teman yamg lain.

"Apa yang kau lakukan, apa kau bodoh?" ucap Go sambil menatap Yong

"Itu benar aku memang bodoh" ucap Yong sambil tersenyum kepada Go

"Ayo" ucap Yong

"Hm" ucap Go

Aku dan teman-teman berhasil melarikan diri sampai pintu depan akan tetapi saat kami sampai dipintu depan kami dihadang oleh seluruh penjaga yang tersisa. Mereka membawa banyak senjata. Kamipun bertarung sekuat tenaga. Aku melihat teman-temanku mati tertembak peluru didepan mataku satu persatu.

"Aaa....Roku Nana!!" teriakku dengan keras

"One-chan larilah kami akan mengatasi sisanya" ucap Nana

"Itu benar One-chan larilah disini biar kami yang mengatasinya" ucap Kyuu

"Semuanya" ucapku

"Ayo" ucap San sambil menarik tanganku

"Hey San kamu harus melindungi One-chan!" ucap Nana dengan keras

"Ya aku sudah tahu!" ucap San dengan lantang.

Kamipun meninggalkan Roku, Nana, Kyuu, dan Juu.  Kami menelusuri dan bersembunyi didalam hutan. Kami melihat banyak penjaga yang berkeliaran keluar masuk hutan mencari kami.

Kamipun bersembunyi diatas pohon dan menunggu sampai para penjaga keluar dari hutan. Saat kami ingin melanjutkan perjalanan aku mendengar suara tembakan "Bang" aku terkejut karena demi melindungiku dari peluru tadi kaki San sampai terluka.

"San...San...apa kau baik-baik saja?" tanyaku dengan cemas

"Kuro larilah...." jawab San dengan senyum tipisnya

"Tapi semuanya...." jawabku sambil menangis

"Tenanglah semuanya akan baik-baik saja, larilah aku akan menghadang para penjaga" jawab San sambil menghadap kedepan

"Aku mengerti" ujarku sambil berlari meninggalkan San dan tempat itu.

Aku pun segera mengejar mobil yang membawa Nashiro pergi. Akupun segera menghadang mobil itu.

"Lepaskan Nashiro" kataku dengan tatapan tajam. Para penjaga langsung mengkrubungiku dan siap untuk menyerang. Akupun langsung menyerang mereka. Terjadi banyak pertumpahan darah disana tetapi pada akhirnya kami berhasil keluar dari tempat itu.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu lagi, kita akan keluar dari sini bersama, aku janji" dengan tatapan serius, aku langsung merendahkan badan.

"Ayo aku akan menggendongmu" kataku dengan senyuman tipis .

"Tapi jika kamu menggendongku kamu akan tertangkap"

"sudah ku bilang kan! kita akan keluar dari sini bersama"

Nashiropun menuruti perkataanku. Aku menggendong Nashiro hingga keluar dari hutan. Sesampainya dijalan setapak tidak ada satu penjagapun yang mengikuti kami.
Kami berististirahat sebentar dipinggir pantai, sambil berististirahat aku mengobati kakiku dan kaki Nashiro. Kami melanjutkan perjalanan menuju Kota, sesampainya dikota kami langsung menuju kantor polisi.

"Syukurlah kita berhasil!" ujar Nashiro yang sangat senang. Bruuk tiba-tiba akupun pingsan di depan kantor polisi.

"Kuro Kuro! Bangunlah Kurona!" Nashiro berteriak memanggil namaku, orang-orangpun mulai berdatangan.

LAST LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang