1. First Day

11 3 0
                                    

Beberapa murid ajaran baru SMA Cahaya mengamati sebuah kertas yang di tempel di sebuah dinding.

"Misi ya misi" Abel menyerobot kerumunan itu. Dia ingin melihat kelas mana yang akan dia tempati.

"X IPA 1 YESS!!!"

Abel benar-benar lega mendapat hasil akhir usahanya itu. Tidak sia-sia dia belajar selama bertahun-tahun untuk masuk ke SMA impiannya melalui jalur beasiswa. Terlebih lagi dia masuk ke salah satu kelas favorit dimana disitu rata-rata murid dengan kejeniusan level dewa.

Abel menjelajahi tiap koridor SMA Cahaya dia ingin mengamati dan menikmati kemegahan sekolah ini sambil menjelajahi ruangan-ruangan yang pastinya akan ia gunakan. Seperti kantin, toilet, dan kelasnya.

Langkahnya berhenti ketika melihat segerombolan murid wanita berlari ke arah lapangan dengan membawa bunga, dan coklat.

"Ngapain sih?" Abel mengikuti mereka dengan banyak pertanyaan di otaknya.

Brrukkk

Seorang gadis cantik menabrak Abel tanpa sengaja.

"Sorry gue nggak sengaja" gadis itu sepertinya sedang kebingungan sampai tidak melihat ada orang di belakangnya.

"Lo lagi cari sesuatu?" Tanya Abel.

"Iya, gue lagi cari kelas gue yang mana. Lo masuk kelas mana?" Tanya gadis itu.

Sejenak Abel melupakan rasa penasarannya pada apa yang terjadi di halaman utama sekolah.

"Gue masuk IPA 1" jawab Abel datar.

"Waah sama dong kayak gue. Udah ketemu belom? Abis sekolahnya gede banget gue sampai bingung" gadis itu menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Iya gue udah nemu. Tapi gue tadi liat ada beberapa kakak kelas yang lari di lapangan utama. Gue penasaran ada apa. Gue kesana dulu yaaa" Abel melangkahkan kakinya berniat menyusul segerombolan senior wanitanya.

"Gue ikut!" Gadis itu menyusul Abel yang sudah lumayan jauh dengan berlari kecil dan berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Abel.

"Nama gue Jessica" Jessica mengulurkan tangan kanannya. Seraya melebarkan senyumnya sehingga memperlihatkan jejeran gigi putihnya.

"Gue Abel" Abel membalas uluran tangan Jessica dengan senyum tak kalah lebar. Dia tidak menyangka akan menemukan teman secepat ini.

___

Tiga mobil sport berhenti di luar gerbang. Detik kemudian keluar tiga pria dengan penampilan hampir sempurna. Tiga pria itu melepaskan jaketnya dan mengibaskan rambut bersamaan.

Tiga pria itu melempar kunci mobil mereka ke Pak Satpam supaya pak satpam bisa memarkirkan mobil mereka. Yaa itu sudah menjadi kebiasaan mereka.

Mereka melangkah dengan percaya diri. Dan seperti biasanya, para siswi sudah berjajar di tepi lapangan dengan beberapa di antara mereka membawa bunga dan cokelat untuk diberikan pada tiga cogan itu. Ada yang sekedar teriak menyebut nama mereka, ada juga yang berani memberikan langsung hadiahnya kepada pria pujaannya itu.

"Semesta! Terima bunga gue ya. Sumpah Lo ganteng banget hari ini" ucap salah satu siswi kepada Semesta salah satu diantara cogan itu. Gadis itu memberikan sebuket bunga mawar yang sangat indah kepada Semesta.

"Thanks" Semesta tersenyum tipis. Seraya menerima sebuket bunga yang diberikan oleh siswi tadi.

Sebenarnya dia tidak tertarik untuk menerimanya, mengingat hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru. Tunangannya akan masuk hari ini. Dia takut tunangannya itu akan cemburu dan marah padanya. Walaupun menurutnya tunangannya belum datang dan dapat dipastikan tunangannya tidak melihat kejadian itu.

Tiga Pangeran Dan Tiga Tuan PuteriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang