Pancake

33.2K 2.1K 200
                                    

Jaehyun dan Yoon oh selalu dianggap sama. Mereka sama sama memiliki tubuh yang tegap dan berotot, kedua wajah mereka nyaris tidak bisa dibedakan. Kepopuleran mereka melejit, meski mereka tidak benar benar sama-atau semirip itu.

Mereka dekat untuk ukuran saudara, seperti sepasang saudara kembar seperti umumnya. Pertengkaran kecil bukanlah suatu masalah yang besar.

Tapi pada satu sisi, pihak di belakang Jaehyun lebih banyak dari pihak yang berdiri di belakang Yoon Oh. Ibu mereka terkadang sulit membedakan mereka, Yoon oh selalu tidak suka saat ibunya salah memanggilnya Jaehyun.

Untuk ukuran anak remaja berusia tiga belas tahun, Yoon oh sudah merasakan banyak rasa sakit.

"Hei Yoon oh, mau bermain bersama?"

Yoon oh melirik sebentar wajah kakaknya, "Tidak, terima kasih"

Jaehyun, saudaranya menarik lengan bajunya.

"Hei... Ayolah, jarang sekali aku bisa bermain game bersamamu"

"Aku sedang sibuk"

Jaehyun menghela napas, ia sedikit kesal karena saudaranya menolak untuk bermain bersama. Ia kan hanya meminta kesediaan Yoon oh saja, rasa rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka bermain game bersama, atau hanya sekedar duduk dan berbicara berdua.

"Kau harus menikmati hidupmu,kita tidak tahu kapan kita akan mati, Yoon oh"

Yoon oh mengangkat kembali wajahnya,matanya menelusuri kontur wajah saudaranya yang kurang lebih menyamai miliknya.

"Aku besok ujian fisika, jadi jika kau tidak keberatan" Yoon oh menunjuk pintu dengan dagunya, "Bisa kau enyah dari kamarku?"

Jaehyun tersenyum getir, "Okay.. Tapi jangan menyesal jika kita tidak bisa bertemu lagi"

Yoon oh mengangguk, lantas memberikan gestur mengusir dengan kepalanya.

"Tidak akan, berhenti berkata aneh, Jaehyun"

Jaehyun tidak menjawab, pemuda itu sudah menghilang ke balik pintu. Sementara itu Yoon oh mendesah keras, mood nya hancur begitu ia menyadari bahwa nantinya ia akan mendapatkan omelan dari ibunya karena mengabaikan Jaehyun.

"Jung Jaehyun sialan!"

.

.

.

.

"Hiks, lalu apa yang terjadi dengan anakku?"

Yoon oh terbangun saat mendengar sayup sayup kebisingan dari luar. Ia melirik jam digital di atas nakas, sekarang pukul dua dini hari dan ia masih mengantuk.

Ia beranjak, duduk di pinggiran kasur untuk mengumpulkan nyawa sementara telapak kakinya menyentuh ubin yang dingin. Matanya menelusuri sudut sudut kamarnya yang remang.

"ITU TIDAK MUNGKIN! JAEHYUN ANAKKU PASTI BAIK BAIK SAJA!!"

Yoon oh terperanjat, matanya terbelalak begitupun tubuhnya reflek bangkit dan ia berlari keluar dari kamarnya, matanya menangkap keramaian di lantai bawah. Dengan cepat ia berlari menuruni tangga.

Hingga saat ia sampai di anak tangga terakhir, semuanya terjawab.

Di sana ada ibunya yang tengah menangis dan memaki petugas kepolisian tinggi yang memasang wajah kasihan. Sementara petugas lainnya memandang iba.

Ayahnya berada di sisi ibunya, memeluk tubuh ramping isterinya dengan airmata yang sudah membasahi pipi.

"Tuan muda Yoon Oh..."

Daddy Boy | 재용 |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang