Kai telah sampai di makam ayahnya. Chanyeol sempat mengantarnya hingga depan gerbang pemakaman.
Ia memandang gundukan tanah sebentar sebelum menaburkan bunganya. Ini adalah tahun ketiga Kai tanpa ayahnya.
Di sini dia mulai menceritakan tentang semua yang terjadi pada hidupnya akhir-akhir ini.
Mengatakan bahwa dia telah menikah dengan Chanyeol, bagaimana perlakuan Chanyeol hingga Chanyeol yang berbeda pada pagi ini.
Dia menangis, merasakan betapa rindunya Kai dengan sosok pahlawan dalam hidupnya.
Saat Kai merasa tidak sanggup akan beban dunia yang di berikan padanya. Ayahnya selalu datang ikut membantu memikul beban tersebut. Bahkan saat ayahnya telah tiada pun. Kai selalu merasakan ayahnya selalu di sisinya. Masih tetap membatu dan menjaganya.
Kai mohon pamit kepada ayahnya. Dia sudah cukup lama mencurahkan isi hatinya. Saat akan meninggalkan tempat tersebut, terdengar seseorang memanggil namanya.
"Kai. Kau Kim Kai kan?" Kai mengangguk mencoba mengingat kembali siapa orang yang memanggilnya.
"Oh Sehun." Kai terkejut.
Sahabat sekaligus orang pertama yang dengan terang-terangan mengatakan suka pada Kai.
Oh Sehun, namja yang selalu bersama Kai walau sudah sering Kai tolak.
Tak peduli seberapa keras penolakan yang Kai berikan, namja tersebut selalu menemani Kai tetapi sesaat setelah kelulusan, Sehun harus pindah ke Ilsan untuk melanjutkan jenjang pendidikan tingginya sedangkan dia tetap di Seoul menunggu cinta kecilnya.
"Kau masih saja cengeng." Sehun mengusap sisa air dipelupuk mata Kai.
Kai memukul lengan Sehun, tidak terima dikatakan seperti itu. Sehun tertawa, Kai masih tetap sama walau hampir empat tahun mereka tidak bertemu.
Kedunya meninggalkan tempat tersebut. Mengunjungi gerai bubble tea untuk dinikamti bersama.
Ini adalah tempat favorit mereka sejak SMP. Pertama kali toko ini dibuka, Sehun memaksanya untuk menemani membeli minuman favoritnya itu. Dan berakhir menjadi tempat tongkrongan mereka saat membuat tugas bahkan saat membolos sekolah.
Sehun melihat Kai telah menggunakan sebuah logam putih di tangan kanannya.
"Kau sudah menikah?" Kai menangguk, kemudian menunduk untuk menghindari tatapan mata Sehun.
"Apakah dengan Park itu?"
Sehun tau, dia sangat tahu bahwa Kai selalu menunggu orang yang bernama Park tersebut.
Sebesar dan sekeras apapun usahanya untuk mendapatkan Kai. Hati Kai hanya untuk namja Park itu.
"Kau bahagia dengannya?"
"Aku.. bahagia." Ada jeda dalam kalimat Kai saat mengatakannya.
"Bahagia seperti apa?" Sehun mulai memancing Kai.
"Seperti pasangan lainnya."
Sehun tersenyum, Kai memang tidak pandai menyembunyikan perasaannya. Sangat jelas dia tidak bahagia. Bahkan sejak di awal pertanyaan Sehun, ada sarat keraguan untuk menjawab hal tersebut.
"Jika kau tidak bahagia bersamanya. Aku siap merebutmu darinya."
Kai tertawa, Sehun selalu bisa membuatnya tertawa.
"Seharusnya kau mencari kekasih Hun." Sehun menggeleng.
Ia mengatakan kenapa harus mencari kekasih jika dia bisa menunggu sosok di depan ini untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope in Trials ✔
Fanfiction[END] MPREG! Aku harus menahan rasa sakitku berulang kali. Meneteskan air mataku hingga tidak tak dapat terhitung lagi berapa banyak yang sudah terkuras. Hingga aku berada dititik aku harus merelakanmu, meninggalkanmu di jalan yang salah ini. Chanye...