1. Hari Yang Indah

936 112 3
                                    

Indonesia, 1987

Naruto nampaknya masih kuat berjalan dengan cepat, sibuk melihat lihat berbagai hal yang tidak biasa dipandang matanya sementara Sasuke sudah lumayan tertinggal dibelakang. Lelaki itu lelah, cuaca di Indonesia benar benar panas hingga kini pakaian yang dikenakannya sudah basah oleh keringat. Sudah pukul 11 siang, sejak selesai sarapan pagi tadi mereka langsung berjalan jalan tak jauh dari rumah. Rumah yang mereka tempati memang cukup dekat dengan jalan raya jadi lokasi mereka tidak jauh dari keramaian

"Sasuke wajahmu merah sekali"

Yang ditatap hampir melompat kebelakang saat disadarinya wajah Naruto hanya beberapa centi didepannya. Ia terlalu sibuk menatap anak anak yang bermain di lapangan terbuka sampai tidak menyadari Naruto sudah menghampirinya

"Apa yang kau bawa itu?"

Setelah menormalkan jantungnya, Sasuke mengalihkan atensi pada sesuatu yang Naruto pegang. Ah untung saja wajahnya sudah memerah karena panas jadi si kuning tidak akan menyadari kalau pipinya semakin memerah karena hal kecil tadi

"Aku beli salad"

Jawab Naruto menunjukan bungkusan yang ia bawa dengan cengiran cerahnya. Sasuke tidak yakin itu adalah salad, sebenarnya. Tapi melihat banyaknya buah buahan disitu ya mungkin saja naruto benar.

"Kita mau pulang?"

Ucap Naruto sembari menghapus keringat yang hampir saja meluncur kedalam mata Sasuke

"Panas sekali kita cari tempat yang teduh saja sekalian cari makan siang"

Setelah itu keduanya berjalan beriringan, menuju sebuah pohon rindang yang dibawahnya ada tempat duduk dari anyaman kayu. Sasuke pernah tahu namanya, tapi ia lupa. Tidak ada yang bersuara, entah takut haus atau memang mereka hanya menampung semua yang ingin diungkapkan dalam pikiran.

"Buku seperti apa yang mau kau buat? sampai harus jauh jauh datang kesini"

Sasuke tersenyum sinis, membuat Naruto membulatkan matanya. Dalam hati bertanya apa pertanyaannya tadi salah? Ah Sasuke pasti mau membuat kejutan besar dalam buku terbarunya. Bisa bisanya ia malah bertanya

"Ti-tidak apa apa. Tidak usah kau jawab nanti jika sudah terbit kubaca sendiri saja"

Ucap Naruto kalang kabut, gantian membuat Sasuke menaikkan kedua alisnya karena reaksi Naruto yang tak terduga

"Ahahahaha"

Naruto tertegun, mendengar suara tawa yang begitu ringan ditelinganya. Sasuke yang tertawa lepas seperti itu, tidak akan ia lihat di Jepang. Atau mungkin Sasuke tertawa selepas itu hanya jika bersamanya?

"Aku ingin memberitahu pada dunia, bahwa Negara yang pernah dijajah pun bisa bangkit dan berkembang seperti ini"

Naruto mengangguk angguk saja, selalu ada hal baru yang membuatnya semakin mencintai sahabatnya itu. Sasuke pintar, terkenal, berasal dari keluarga terpandang dan dibalik semua sifat angkuhnya ia adalah orang yang baik hati. Lelaki dengan rambut hitam itu sangat mengecam rasisme, baginya semua orang dari ras atau suku bangsa manapun memiliki hak yang sama untuk hidup. Untuk bahagia. Pemikiran negara negara kecil akan hancur jika tidak ada campur tangan negara besar pun ingin ia tepis jauh jauh dari mata dunia.

DUK!!

"ITTAI!!!!"

Naruto memekik cukup kencang, suaranya yang memang nyaring ditambah kekagetannya membuat lelaki itu seolah kejatuhan meteor

Beberapa anak kecil menghampiri mereka berdua takut takut. Sepertinya mereka adalah penyebab Naruto kesakitan. Ya, kepalanya terkena bola sepak hingga cukup pusing

Almost Is Never Enough(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang