Part 2

43 4 0
                                    

Takdir Allah selalu benar dan tidak akan ada sedikit pun keraguan didalamnya.

Jam telah menunjukkan pukul 09.00, mereka pun bangkit dari kursi taman dan langsung bergegas pergi untuk masuk kedalam kelas.

Seketika mereka sampai di kelas, ruangan itu penuh dengan keheningan. Hanifa seketika bingung mengapa teman dikelas nya menoleh ke arah Hanifa ketika hanifa masuk ke dalam kelas.

"Mengapa mereka melihat ke arah ku"
Ucap hanifa dengan raut wajah polos dan bingungnya.

"Aku gak tau nif"jawab andina sambil berjalan masuk kelas menuju teman temannya.

"Kalian kenapa sih, ngeliat hanif sampai segitunya." ucap andina menanya kepada teman teman di samping meja guru.

"Gak papa kok din" ucap luthfi sang wakil ketua bendahara.

Mereka semakin penasaran dengan kejadian ini, mengapa teman teman dikelas nya memandang hanifa dengan penuh senyum dibibirnya.

Sang waktu pun telah menunjukkan pukul 12.00, saat nya kelas pelajaran hanifa dengan sahabatnya selesai. Hanifa adalah perempuan yang beruntung karena dia adalah ketua IRMA perempuan di kampusnya.

Hanifa adalah perempuan yang menjadi incaran para lelaki di kampusnya,apalagi ahmad dia adalah salah satu lelaki yang selalu mengejar hanifa kemana pun hanifa pergi.

Ahmad adalah seorang lelaki yang didamba kan oleh kaum wanita dikampus, karena ketampanan dan ke populerannya dikampus. Ahmad adalah ketua OSIS di kampus.

Tetapi tak pernah sedikit pun Hanifa melirik kearah nya ketika ahmad merayunya. Karena hanifa tau kalau ahmad itu terkenal dengan cap playboy nya.

Saat yang ditunggu - tunggu pun telah tiba, perkumpulan anggota IRMA. Hanifa dan sahabatnya pergi ke Masjid untuk berkumpul dengan anggota IRMA, tetapi hanifa harus pergi terlebih dahulu ke kantor untuk mengambil proposal.

Di tengah perjalanan ketika hanifa sudah selesai mengambil proposal, Hanifa malah bertemu dengan Ali. Ali adalah ketua IRMA laki laki. Dia adalah lelaki paling cuek di kampus.

"Assalamu'alaikum, hanifa" ucap Ali kepada hanifa dengan senyum kecil dibibirnya.

"Wa'alaikumsalam,  ali" jawab hanifa dengan rasa bingung,  karena tidak biasanya Ali senyum kepada wanita.

"Antum mau ke masjid? "Tanya Ali kepada hanifa dengan rasa malu dan menundukkan kepala nya, karena dia takut mengundang syahwat.

"Na'am ana mau melaksanakan perkumpulan IRMA" ucap hanifa sambil memberi proposal.

"Maaf ini apa ya nif"

"Itu proposal yang antum minta dari ana, tentang dana untuk persiapan pameran sejarah".

"Na'am, maaf ana lupa"

"Gak papa kok,  terus kelanjutannya gimana? Dan apa yang akan di tampilkan oleh para ikhwan IRMA"

"Kita bahas di Masjid aja yah, nanti ana jelasin semua"

"Ohh,  ya udah saya jalan duluan ya"

"Bareng saja dengan ana" ucap Ali dengan sebuah tawaran yang begitu aneh.

Hanifa diam dan bingung, Dalam hatinya berkata : mengapa ali seperti itu, kok dia aneh banget ya,  gak biasanya ali kaya gitu, dia itu cuek tapi kok...

"Hanifa gimana?  Gak mau juga gak papa, aku bisa jalan duluan"

"Ohh iya maaf,  kamu didepan dan saya dibelakang supaya orang gak mikir macem - macem ya" ucap hanifa yang terkejut dari diamnya itu.

"Na'am" ucap Ali dengan menahan senyum dibibirnya.

Mereka pun akhirnya pergi ke Masjid berdua, dengan jarak yang begitu dekat dan dengan senyum yang mereka sembunyikan.

Sesampainya diMasjid semua orang yang telah kumpul seketika melirik kearah Hanifa dan Ali,  mereka merasa heran mengapa hanifa bisa bareng dengan Ali yang terkenal sebagai lelaki paling cuek dan Alim.

"Assalamu'alaikum" ucap hanifa dan ali bersama.


"Wa'alaikumsalam" ucap para anggota IRMA.


Kemudian mereka mengambil tempat duduk yang sejajar dengan perhatian hanifa menghadap kepada para akhwat dan Ali kepada para ikhwan.

Percakapan demi percakapan pun dibahas dan akhirnya pada penghujung pembahasan Hanifa yang sedang berbicara didepan para IRMA akhwat terkejut karena Ali akan mengumumkan hal yang sama sekali tidak diketahui Hanifa.

"Mohon perhatiannya" ucap Ali yang sedang menertibkan suasana.

"Ada apa ali" jawab hanifa.

"Ana mau bilang, kalau yang menjadi penanggung jawab materi di kegiatan ini diganti,  berhubungan Bapak hasan sibuk dengan kegiatan sosial yang dimajukan tanggalnya,  jadi ana minta Hanifa lah yang harus mau menjadi penanggung materi ini,  bagaimana hanifa,  antum siap? " ucap ali yang begitu percaya kepada hanifa untuk kegiatan ini.

"Mmm,  bagaimana ya, bukan ana tidak mau tetapi yang menjadi pendata kreasi akhwat siapa nanti?" ucap hanifa penuh rasa bingung.

"Ana sudah pikirkan,  biar yang menggantikan antum andina saja" ucap Ali sambil menunjuk kepada andina .

"Ok, ana siap kok li,  tenang aja nif kan aku tau soal data itu" ucap andina yang langsung begitu saja menerima.

"Alhamdulillah,  yaudah baik kalau gitu" ucap hanifa dengan penuh senyum.

"Alhamdulillah,  kalau gitu. Berarti kalian semua setuju" ucap ali sambil menanya kepada yang lain.

"Kami setuju li" ucap Razavi.

"Ya sudah ana tutup kegiatan ini,  wasalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" ucap para anggota IRMA.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ikhlaskan Cinta Dalam HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang