Part 2 (Their Mind)

1K 21 0
                                    

Readers, makasih sudah mau mengikuti ceritaku sampai part ini ya..

Oya, don’t be silent readers guys^^ Comment And  vote if you like..

Gomawo, Thank you, Terimakasih..

Anne POV

After back from miss linda’s room.

Tuhan! Makasih, makasiihh banget, udah ngasih aku hidup sampai sepanjang ini. Aku kira aku bakal mati karena shock dimarahi atau dipukuli di dalam sana. Memang, kejadian 4 tahun yang lalu belum seutuhnya kulupakan. Masih kuingat betul teriakan guruku yang menjeritkan namaku. Sebenarnya menurutku waktu itu aku tidak begitu nakal.

Aku hanya sedang meminjam karet penghapus ke temannku saat ujian. Hingga aku tersentak kaget saat guruku iku meneriakkan namaku dengan ekspresi –aku-akan-memakanmu-hidup-hidup- . ya, dulu aku disangka mencontek. Namun, belum sempat aku beralasan, tangan besar guruku itu sudah mendarat di pipiku hingga membekaskan semburat merah dipipiku. Ditambah lagi guruku melakukannya ketika semua anak-anak sedang memandangku. Malu, sakit, ingin teriak, marah. Itu yang ada dipikiranku saat itu. Kalia tahu kan rasanya??? Rasaya itu seperti.. seperti.. seperti.. sudahlah, jangan paksa aku mengandai-andai lagi-_- (dasar payah! *Author)

Kalau waktu itu, rasanya bener-bener aku menawarkan diri ke Tuhan, andai aja ingin mencabut nyawaku. Tapi sekarang, NO.. Aku lebih dewasa sekarang. (Pletak!) aku lebih memikirkan masa depanku, cita-citaku, orang tuaku. Apalagi aku belum sempet pacaran sama David. EH! IYA!! Mati gue!!! Kalau aku ketemu david sekarang, pasti malu banget aku. Tadi aja di Kantor guru kita diem-dieman. Tapi bisa kurasain kalo dia ngelihatin aku dari sudut matanya (Dasar GR!!) sudah lah, sekarang aku hanya tinggal berdoa saja. Semoga david lupa mengingatkanku tentang jawaban itu. karna akupun tak tahu apa jawabannya. Hehe-_-v

David POV

Setelah keluar dari ruangan tadi, kulihat wajah Anne memacarkan kelegaan yang luar biasa. Dapat kulihat tadi di dalam ruangan dia berkeringat dingin. Mungkin ini akibat trauma yang dialaminya. Kasihan aku padanya.. ingin, ingin sekali kucari siapa yang dulu telah melakukan hal buruk kepadanya hingga ia trauma seperti ini. Entah mengapa, ada gejolak yang sangat besar dalam hatiku untuk menjaganya, melindunginya, dan mencintainya. Ah, mungkin ini efek karen ak sudah berteman lama sekali dengan Anne. Rasanya jadi dekat sekali seperti ini.

Kalau boleh jujur, sebenarnya tentang pertanyaan tadi, aku hanya menggodanya. Bukan karena aku ingin mempermainkannya. Namun, aku suka sekali ketika mukanya memerah seperti tadi. Oke, aku rasa aku harus minta maaf ke Anne. Aku tahu tadi ia tegang sekali. Dan aku berani taruhan, untuk semntara waktu ini pasti dia akan menjauhiku. Oh, TIDAK. Anne menjauhiku. Apa lagi setelah ia mendengar pengakuanku nanti. Tidak, Tidak.

            Sudahlah, biarkan saja keadaan ini berjalan. Toh ditolakpun aku rasa aku tidak akan sakit hati. Anne sudah kuanggap lebih dari pacarku, yang harus kulindungi. Aku sayang sekali padanya. Dankurasa, ada rasa cinta yang ‘nyangkut’ di dalamnya. Hehe. Tapi, apa Anne mengingat pertanyaanku tadi ya? Kalau pun ia tak ingat, akan kuingatkan dia nanti, sepulang sekolah. Seperti kataku tadi. Dan, aku akan melihat semburat merah di mukanya lagi. Ah, berpikir apa aku ini? Tapi, entah kenapa aku sangat penasaran dengan jawaban Anne. Ya, walaupun aku iseng-iseng saja tadinya. Hm.. sudahlah, apapun jawaban Anne nanti, semoga itu tak merubah sikapnya padaku selama ini. 

The Funny Anne's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang