[√.1] Fix You

26 5 4
                                    

Indira sedang ada di depan sana, di depan seluruh mahasiswa baru yang sedang melakukan masa orientasi bersama malam ini. Tema malam ini adalah makrab, malam keakraban bagi para senior yang diwakili oleh para panitia dan mahasiswa baru.

Indira tersenyum begitu manis di depan sana, membuat seluruh pria yang masuk dalam jajaran para Mahasiswa baru berdecak kagum dan tentu saja terpesona tapi kegiatan fanboy mereka harus terhenti karena seorang pria kini sudah berdiri di belakang sana menginterupsi semua kegiatan yang sedang berlangsung.

"Kau bersenang-senang, Indira?" Tanya pria itu atau lebih tepatnya memberikan sindiran pada si gadis yang kini tersenyum begitu lebar di depan sana sementara hanya berdiam tanpa ekspresi jika bersama si pria. "Satu hal yang pasti adalah akan kubuat jantung milikmu berdegub kencang saat bersamaku"

Indira bersidekap dengan mikrofon yang masih ada di tangannya. Si pria bergerak mendekat, memberikan kesempatan bagi kawan-kawannya untuk bersorak pada langkah nekatnya di depan seluruh mahasiswa baru yang terdiam tak mengerti pada apa yang sedang terjadi di depan sana.

"Saat jantung ini berdegup untukmu, bisakah kau bertanggung jawab untuk itu?" Si pria terdiam tepatnya berkerut tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh gadis dihadapannya yang sejak awal sudah mencuri hatinya.

Indira tersenyum tipis lalu melangkah mendekat pada si pria yang masih menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Pasalnya Indira bukanlah tipe gadis yang menunjukkan dengan jelas bagaimana perasaannya apalagi dihadapan banyak orang seperti saat ini. "Aku hanya ingin dia. Seseorang. Seorang pria yang bisa bertanggungjawab atas setiap deguban jantungku untuknya, setiap hembusan nafasku untuknya, setiap cinta yg kuberikan untuknya, setiap pelukan yg hangat yg kusalurkan untuknya. Jika kau tidak bisa bertanggungjawab untuk semua itu maka sebaiknya kau menjauh dariku atau aku yang akan mendorongmu untuk menjauh dariku. Masih belum mengerti?" Lanjutnya seraya melenggang pergi dari sana menyerahkan tanggung jawabnya pada rekannya dan meninggalkan si pria yang masih terdiam, mematung di tempatnya.

"Wow.. Kau benar-benar berani, teman. Kau baru saja menolak Damar, salah satu pria tertampan di fakultas kita. Kau tahu begitu banyak gadis yang rela melakukan apapun untuk menjadi kekasihnya atau hanya teman spesialnya tapi kau dengan begitu mudahnya menolak pria itu. Dira, Ada apa denganmu?" Rentetan kalimat bahkan pertanyaan Siska, sahabat Indira sejak sekolah menengah hanya dibalas senyuman oleh si gadis tanpa ada niatan darinya untuk menjawab pertanyaan sang kawan baiknya.

Semua hal pasti memiliki alasan dan Indira juga memiliki alasan untuk melakukan semua itu pada Damar, pria yang memang sejak dulu sudah mengisi hatinya. Indira adalah gadis biasa yang sama dengan gadis lain yang begitu tergila-gila pada ketampanan Damar. Seperti kata Siska jika semua gadis rela melakukan apapun hanya untuk mendapat perhatian dari si pria populer dan Indira juga termasuk dalam jajaran gadis-gadis itu. Indira tak pernah memungkirinya dan semua orang pasti tidak membayangkan betapa bahagianya Indira saat Damar mulai mendekatinya, memperlakukannya istimewa dan menyatakan perasaan pria itu padanya.

Indira sangat bahagia sampai ia yakin jika mungkin, ia ingin pergi ke bulan dan menghias bulan dengan puluhan bunga berwarna-warni dan harum semerbak untuk mengekspresikan perasaan berbunga dalam hatinya. Namun, sekali lagi Indira harus mengingkari semua itu dan terus mendorong Damar untuk menjauh darinya dengan sebuah alasan yang telah mendasari tindakannya. Sebuah alasan dimana hal itu akan menyelamatkan hatinya dari kehancuran dan mengembalikan hal yang dimiliki Damar sejak Indira mengenal pria itu 5 tahun yang lalu.

"Kau tahu aku selalu punya alasan bukan, Siska. Dan ini kulakukan untuk melindungi hatiku"

&&&

Damar bertopang dagu menatap gadis yang kini tengah menjadi obyek perhatian semua orang di bawah sana dengan senyum manis terpasang indah di bibirnya. Senyum yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya, Damar benar-benar ingin mencongkel semua mata yang berani memberikan tatapan pesona kepada pada gadis itu tapi sayangnya ia terlalu berharga diri tinggi untuk melakukannya. Damar adalah pria yang dikejar banyak gadis dan bukan sebaliknya. Pernyataan itu masih ia pegang kuat hingga sosok Indira masuk dalam jarak pandangnya dan membuat dirinya sendiri meragukan pernyataan yang sudah lama tersemat dalam namanya.

[END] When You Feel Something ... Short Story {Fanfiction & Fiction} [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang