Part 3

115 7 1
                                    

Pagi yang cerah nan indah sudah berlalu, menyambut dinginnya angin malam bersama bintang-bintang.

Terlihat dari sudut pojok ada sebuah ruangan dengan pintu terbuka, yang membuat Zam penasaran, dengan hentakan kaki yang mengiringi irama nada-nada lagu indah.

Tok tok

Dengan spontan perempuan berwajah manis itu membalikkan badannya, dan melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya

"Boleh ku masuk?" Tanya Zam

Jenni hanya tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.
Dengan melihat-lihat kamar Jenni dan berkata "Kamar Jenni yang bagus"

"waw apakah ini komputer yang biasa Qiya gunakan untuk membalas emailku?"

Tidak lain dan tidak bukan, Jenni hanya membalasnya dengan senyumannya.

"Hei Jenni, kemarinlah, duduklah disebelah ku."

"Jenni, kamu adalah perempuan pertama yang kujadikan teman dekatku disini. Jadi Maukah kau berteman denganku?" Tanya nya dengan menyodorkan tangannya yang gagah untuk berjabat tangan

Dengan senyum ceria Jenni menjabat tangannya.

Dan kesepakatan di hari libur , Zam, Qiya, dan Jenni semua keluarga besar pergi untuk jalan-jalan dan menikmati pantai yang sejuk.

Zam berusaha untuk mendekati Qiya, dengan jual mahal Qiya berusaha menolak berteman Zam.

Kini Zam berpihak pada Jenni karena untuk mendapat persetujuan pertemanan dengan Qiya memang susah, perempuan itu memang ahli soal seperti dengan pria tampan. Qiya selalu saja beradu debat dengan Zam, yang membuat semuanya tertawa melihat tingkah mereka.

"Qiya kau itu dulu kecil, ingusan, item, gak ada manis-manisnya" cetus Zam

"Apa kau Zam, kalau benar begitu kenapa sekarang kau mengejar-ngejar aku" sahutnya

Zam memang orang yang asyik, dia begitu pintar menaklukan suasana, selalu ada saja yang dia lakukan, menjahili Qiya, mengacak-ngacak rambut Jenni, Ya memang itu yang dirindukan dari Zam.

Diujung jalan menelurusi pasir pantai, Jenni menikmati damainya air laut, menghilangkan pikiran yang tidak-tidak, mungkin ini keputusan yang baik,

Srek srekk..

Gerekan tangan yang mengusap rambut Jenni dari belakang, membuatnya terkejut.

"Ah kau ini , selalu saja begitu" spontan Jenni dengan muka yang kesal

"Kau tau Jenni, Qiya benar-benar membuatku jatuh cinta, benarkan aku bisa mengenalinya walau baru saja bertemu."

Jenni mengagguk-anggukan kepala tanda bahwa

"Lain kali aku membutuhkan bantuanmu Jenni" kata Zam sembari pergi meninggalkan Jenni dan menghampiri Qiya yang berada di ujung pantai.

Kebahagiaan berada dalam satu ruang yang sama, diiringi alunan lagu yang berirama membuat semua bernyanyi bersama menikmati suasana yang penuh keharmonisan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maukah kau berteman denganku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang