Bab 1

181 9 2
                                    

Harum pagi sudah terasa, suasana yang berbeda, tanpanya.
Seperti biasa aku dan Qiya berjalan menuju sekolah, yang jaraknya tidak terlalu jauh tapi selalu ramai karena melewati taman yang luas dan tepat untuk quality time.

"Jenni, apa aku sudah terlihat cantik?"

"Kamu sudah terlahir cantik Qiya"

"Kamu selalu saja bilang begitu"

Jenni hanya menunjukkan senyum tulusnya.

Persahabatan keturunan berawal dari kedua orang kami, persahabatan yang sempurna. Rumah kami tidak bersebelahan, hanya perlu melewati jalan raya. Tapi kami selalu menghabiskan waktu bersama sepanjang hari.
Qiya belum cerita banyak soal Zam kepadaku, yang ku tahu dia baru bertemu dengan Zam ketika Zam menolongnya saat Qiya harus dihukum karena meninggalkan tugasnya dirumah dan setelah itu Zam harus pindah karena pekerjaan ayahnya.

Ditengah suara runtuhan air hujan, aku dan Qiya berbaring di tempat tidurku, menikmati dinginnya air hujan sambil membaca novel.

"Jenni, bantu aku mengerjakan pr ya? Aku sedang malas sekali"

"Kamu selalu saja begitu"

"Ayolah, kamu kan sahabat terbaikku"

"Tapi kamu harus bisa sendiri Qiya"

Kling...

"Ya nanti aku akan belaj...."

"Qiya, look at this, Zam mengirim kabar untukmu" kataku yang memotong pembicaraannya

"Zam??? "

"Akan ku bacakan untukmu"

To : Qiya Natalic

Qiya, kau tahu? suasana disini berbeda, disini terasa dingin, hampir semua orang memakai sweater saat keluar dari rumah bahkan ada yang memakai kaos kaki. Tidak banyak orang yang berjalan kaki disini. Dan yang aku sukai disini adalah ibuku mengajari pekerja rumah tanggaku memasak makanan kesukaanku, ikan bumbu merah. Karena ibuku akan sibuk bekerja nanti. Aku hanya perlu beberapa waktu untuk beradaptasi dan mengetahui jalan-jalan yang ada disini. Jangan lupa untuk membalas kabarku Qiya.

From : Zam


Maukah kau berteman denganku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang